Ada Kera Terkam Balita, Taman Rekreasi Kebonrojo Malah Diserbu Warga
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), melakukan pengecekan di lokasi penerkaman balita.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Peristiwa penyerangan kera siamang terhadap balita pengunjung taman rekreasi Kebonrojo, Kota Blitar, justru membuat warga penasaran.
Sejumlah warga datang ke Kebonrojo untuk melihat kera siamang tersebut.
Seperti yang terlihat pada Senin (3/7/2017). Para pengunjung ramai berdatangan di taman rekreasi Kebonrojo.
Mereka penasaran ingin menyaksikan kera siamang yang menerkam balita. Para pengunjung berdiri di luar garis polisi yang dipasang di keliling kandang kera siamang.
Seorang pengunjung Siti Khoirah (35), datang dari Ngantru, Tulungagung, ke Kebonrojo, Kota Blitar. Ia datang bersama suami dan anaknya yang masih kecil.
Perempuan berjilbab itu mengaku penasaran ingin melihat kera yang menerkam balita.
"Saya tahu informasi itu dari berita di televisi. Penasaran ingin melihat," kata ibu satu anak itu.
Baca: Pemkot Blitar Akan Bantu Biaya Pengobatan Balita Diterkam Kera
Menurutnya, kandang kera sebenarnya sudah rapat. Terutama di bagian samping sudah dilapisi ram-raman kawat. Tangan dan kepala kera tidak bisa keluar lewat samping.
"Ternyata tangan kera bisa keluar lewat bawah kandang. Kalau dekat-dekat ya bahaya," jelasnya.
Pengunjung lain, Sumadi (47) datang dari Kalipare, Kabupaten Malang ke Kebonrojo, Kota Blitar. Seperti Siti, ia juga penasaran ingin melihat kera yang menerkam balita. Ia juga tahu informasi itu lewat berita media massa.
"Saya baru dua kali ini datang ke sini. Tahu ada berita kera nerkam balita, saya ingin berkunjung lagi ke sini," ucap Sumadi yang datang bersama istri dan dua anaknya.
Menurutnya, rekreasi di Kebonrojo tergolong murah meriah. Pengunjung tidak perlu membayar tiket untuk masuk ke taman rekreasi tersebut.
Di tempat itu, pengunjung bisa menikmati wahana permainan anak-anak dan menyaksikan sejumlah binatang.
Baca: Tragis, Buru-buru Antar Anak ke Ponpes, Luxio Muat 10 Orang Malah Nyungsep di Tol Sumo
Terkait peristiwa penerkaman balita, pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), melakukan pengecekan di lokasi, Senin (3/7/2017).
BKSDA mengklaim kandang kera sudah memenuhi standar. BKSDA juga menyatakan pemeliharaan binatang di Kebonrojo sudah bagus.
"Untuk keputusan apakah kera akan kami ambil atau tidak menunggu pembahasan dengan pengelola," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Kediri BBKSDA Jatim, G Marawayan.
Dikatakannya, sekarang Pemkot Blitar sedang mengajukan izin pembuatan kebun binatang di Kebonrojo. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk membuat kebun binatang.
Salah satunya luas lahan untuk kebun binatang minimal dua hektare. Selain itu, juga harus ada perkantoran dan tenaga pemeliharaan.
"Sekarang izinnya sedang proses," ujarnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Blitar, Pande Ketut Suryadi mengatakan sudah mendatangi keluarga korban yang diterkam kera siamang. Pemkot akan memberi bantuan biaya pengobatan bagi korban.
"Tadi siang sudah ke rumahnya, ketemu dengan kakek korban. Korban masih dirawat di rumah sakit," katanya.
Soal kandang kera, kata Pande, Pemkot akan membangun pagar pembatas di lokasi. Dana pembangunan pagar pembatas akan dimasukkan dalam perubahan anggaran keuangan APBD Kota Blitar 2017.
"Dananya akan diusulkan di PAK," ujarnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono mengatakan polisi tetap memasang police line di lokasi. Polisi akan melepas police line setelah melakukan pertemuan dengan DLH dan BBKSDA.
"Police line akan kami lepas setelah penyelidikan selesai dan menunggu hasil koordinasi dengan DLH dan BKSDA. Kami juga belum meminta keterangan orangtua korban karena masih menunggu di rumah sakit," tegasnya. (Surya/Samsul Hadi)