Aneh, Tiga SMPN di Tulungagung ini Tidak Ada Siswa yang Daftar
Hal ini terlihat saat pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara online.
Penulis: David Yohanes | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Sejumlah Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di pinggiran masih kurang diminati calon siswa.
Hal ini terlihat saat pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online di hari ke-2.
Misalnya di SMPN 1 Besuki, dari 67 kuota online hanya 10 yang daftar.
Sedangkan di SMPN 1 Pagerwojo, dari 32 kuota online hanya enam yang mendaftar.
Sementara SMPN Pucanglaban, dari 150 kuota online, hanya empat yang mendaftar.
Bahkan ada tiga sekolah yang tanpa pendaftar. Masing-masing SMPN 3 Pagerwojo, SMPN 2 Tanggunggunung dan SMPN 2 Pucanglaban.
“Harus diakui sekolah yang selama ini dikenal sebagai sekolah favorit masih menjadi tujuan para pendaftar,” ujar Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tulungagung, Hariyo Dewanto, Selasa (4/7/2017).
Baca: Tak Dilirik Siswa, Pendaftaran Siswa Baru di SMA Negeri Pinggiran Seperti Kuburan
Menurut Yoyok, panggilan akrabnya, sebenarnya jumlah peminat sekolah pinggiran meningkat tajam, sejak diberlakukan sistem zonasi.
Namun ketika dibuka pendaftaran online, jumlah peminatnya sangat rendah. Yoyok menduga para pendaftar baru akan muncul di saat akhir pendaftaran.
“Mungkin juga karena semua sudah terserap saat sistem zonasi kemarin. Makanya begitu online dibuka, tidak ada siswa yang mendaftar,” tambah Yoyok.
Baca: Abaikan Aturan Baru ini, Guru Tak Akan Dapat Tunjangan Sertifikasi
Dampak sistem zonasi yang diberlakukan, sekolah pinggiran seperti SMPN 3 Bandung kini mempunyai banyak calon peserta didik.
Padahal sebelumnya sekolah ini kalah pamor dibanding SMPN 1 Bandung dan SMPN 2 Bandung. Akibatnya setiap tahun selalu kekurangan siswa.
Namun kini sekolah ini tidak perlu khawatir lagi kekurangan siswa. Bahkan menurut Yoyok, sekolah ini kekurangan bangku. Dirinya harus mencari solusi agar semua siswa bisa belajar dengan nyaman.
“Terpaksa nanti dipinjamkan bangku sekolah di sekitarnya. Tahun depan mungkin bisa dilakukan pengadaan,” ujarnya.
Baca: Ngeper Diprotes Warga, Dindik Jatim Batalkan Kebijakan Penambahan Poin PPDB
Yoyok menegaskan, pihaknya memberlakukan aturan yang kaku untuk SMP di wilayah kota. Tidak ada lagi penambahan siswa dengan alasan apapun.
Namun untuk sekolah pinggiran, pihaknya akan bersikap fleksibel.
Jika memang ada sekolah yang masih kekurangan siswa, maka nantinya para pendaftar yang gagal mendapatkan sekolah bisa diarahkan. Prosesnya tidak akan dipersulit.
“Prinsip kita jangan sampai ada anak yang tidak dapat sekolah,” tandas Yoyok. (Surya/David Yohanes)