Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pengakuan Lengkap Pria yang Didatangi Pelaku Usai Bunuh Istri Kades, Sempat Diminta Lakukan Hal Ini

Pria yang mengungkapkan kisah pelaku saat berada di rumah mertuanya. Bahkan, dia sempat diminta pelaku melakukan hal ini

Penulis: Benni Indo | Editor: Januar
SURYA/NURAINI FAIQ
Kopda Tri S alias TS tersangka pembunuh Bu Lurah cantik, Luluk Diana, istri Kepala Desa Sidojangkung, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik. 

TRIBUNJATIM.COM, MALANG – Usaha keras polisi memburu pembunuh Luluk Diana (38), istri Kades Sidojangkung, Menganti, Gresik, Sugiyanto, memang membuahkan hasil.

Sebab, polisi berhasil menangkapnya di sebuah rumah di Ngantang, Malang, Jumat (11/8/2017) lalu.

Proses penangkapan tersangka TS yang merupakan oknum TNI AL memang berjalan cukup seru.

Ini seperti yang dikisahkan oleh SS kepada Surya, Sabtu (12/8/2017).

Baca: VIDEO: Detik-Detik Penangkapan Pembunuh Istri Kades, Netizen Fokus Bagian Atas Rumah

Baca: Terungkap, Inilah Pembunuh Istri Kades, Begini Pengakuan Polisi Soal Pangkat dan Profesi Tersangka

SS adalah menantu Buamin, pemilik rumah di Ngantang, Kabupaten Malang yang digerebek aparat gabungan, Jumat (11/8/2017).

SS dan Kopda TS saling kenal, karena keduanya berasal dari satu RT di kampung halamannya di Gresik.

Dia biasa memanggil temannya Yoyok.

Tapi SS tidak tahu menahu masalah apa yang sebenarnya terjadi dan menimpa TS, saat terjadi penggerebekan tersebut.

Baca: Usai Tangkap Pembunuh Istri Kades, Polisi Sebut Pelaku Memang Punya Hubungan dengan Korban

Baca: Terungkap, Kronologi Lengkap Pembunuhan Istri Kades, Sempat Berada Satu Mobil, Selanjutnya . . .

Menurut SS, kronolgi penangkapan TS bermula ketika dia Jumat dini hari sekitar pukul 02.00 WIB, tiba di rest area Ngantang dengan menggunakan mobil Honda Jazz.

Setelah itu, TS berjalan-jalan sebelum menuju rumah Buamin dan akhirnya tidur alias ngemper di depan rumah Buamin, mertua SS yang juga tinggal serumah dengannya.

Selepas subuh, ia dibangunkan oleh kerabatnya lalu diberi tahu ada orang dari Surabaya sedang tidur di depan rumah.

Baca: Kades Sidojangkung Blak-blakan Soal Tawarannya yang Pernah Ditolak Istrinya Sebelum Tewas Terbunuh

Baca: Usai Buang Bayi, Mahasiswi Ini Muncul di Tengah Warga Agar Tak Ketahuan, Netter Fokus Posisi Kakinya

SS lantas turun dari lantai dua rumahnya menemui Yoyok yang tidur.

Yoyok pernah sekali berkunjung ke rumah SS.

“Saya sempat kaget kok Yoyok ada di sini, tapi karena dia aparat dan saya kenal, ya saya persilakan tidur di dalam rumah,” terangnya, kepada Surya.

Sekitar pukul 09.30 WIB, TS bangun lalu mandi.

Saat itu, SS tidak mengetahui apa-apa terkait kasus yang sedang dihadapi temannya tersebut.

“Saya suruh istri saya untuk menyiapkan kopi dan makan,” katanya.
Tak lama berselang, TS minta tolong ke SS untuk mengambilkan mobilnya yang berada di rest area.

TS sempat memberi uang Rp 100 ribu kepada dirinya.

Oleh SS, uang itu rencananya akan dibelikan bahan bakar.

“Ya namanya juga dia kan aparat, jadi saya layani dengan baik,” jelasnya.

SS lantas menuju ke rest area Ngantang untuk mengambil mobil milik pelaku TS.

Namun setibanya di sana, ia langsung diamankan oleh petugas.

Merasa tidak tahu menahu alasan dia diamankan, SS pun bertanya kepada petugas.

“Loh ada apa pak?,” tanya SS ke petugas.

“Di mana orang yang punya mobil, ayo antar kami ke sana,” sergah petugas seperti dijelaskan SS.

SS pun kembali ke rumah bersama belasan petugas.

Setibanya di rumah, SS dilarang masuk.

Petugas gabungan lalu memerintahkan agar TS keluar rumah untuk menyerahkan diri. Istri dan anak SS juga disuruh keluar.

“Yang di dalam keluar,” teriak polisi saat akan menangkap TS.

Namun TS tidak begitu saja menyerah.

Ia justru melarikan diri dengan cara meloncat dari genteng rumah Buamin ke genteng rumah tetangga Buamin.

Polisi pun mengeluarkan tembakan peringatan agar TS mau menyerahkan diri.

SS mengatakan mendengar sekitar 10 kali tembakan ke udara.

SS mengatakan kalau TS melompat secara bertahap dari atap empat rumah.

Awalnya Yoyok lompat ke rumah yang berada di belakang rumah Buamin.

Setelah itu lompat ke arah kanan.

Polisi terus mengejar sementara TS masih bersikukuh tidak menyerah.

Tembakan peringatan pun terdengar lagi.

Aksi TS kemudian terhenti setelah ia melompat lagi ke rumah yang berada di sisi kanannya, atau di sebelah kiri rumah Baumin.

“Dia malah melarikan diri. Tapi setelah itu dia menyerahkan diri dan turun dari atap rumah,” papar SS.

Setelah menyerahkan diri, petugas langsung mengamankan TS.

SS tidak mengetahui secara pasti ke mana Yoyok diamankan.

Saat melarikan diri, TS tidak membawa senjata.

Peristiwa itu terasa masih membekas di keluarga Buamin dan SS.

Pasalnya, SS dan Buamin tidak tahu menahu terkait persoalan yang dilakukan TS. Peristiwa seperti itu juga baru pertama kali terjadi di rumahnya.

“Kalau saja tahu sejak awal kan saya pasti menolak. Tapi karena dia aparat, ya saya hormati,” tegasnya. (Surya/Benni Indo)

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved