'Mbakmu' Layanan Aplikasi yang Makin Diminati untuk Bersihkan Rumah
Tren bisnis start up bidang jasa bermunculan dan masyarakat makin dimudahkan mendapatkan jasa layanan pemesanan hanya dengan meng-klik gadget.
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Tren bisnis start up bidang jasa kini mulai bermunculan di Surabaya. Masyarakat pun makin dimudahkan mendapatkan jasa layanan pemesanan hanya lewat meng-klik gadget.
Pengajar di sebuah perguruan tinggi (PT) di Surabaya, Ny Lina mengaku, kerap memanfaatkan jasa layanan yang disediakan aplikasi android. Salah satu yang sering ia hubungi, yaitu memesan makanan lewat online Go-Food.
“Sekarang pesan makanan yang diinginkan sangat mudah. Tinggal buka aplikasi di ponsel, pilih dan pesan makanan yang diinginkan, tunggu di rumah dan barang segera datang,” ujar Ny Lina mengomentari kemudahan jasa online lewat aplikasi android.
(Demi Ritual Kenali Jati Diri, Guru ini Cabuli Tiga Siswinya di Pinggir Sungai Selama Tiga Malam)
Kehadiran jasa layanan aplikasi ini, diakuinya, cukup memudahkannya. Sekarang, ia tak perlu ribet menyiapkan bahan-bahan masakan saat menginginkan makanan kesukaannya.
“Saya ini jarang di rumah, jadi kehadiran jasa online lewat aplikasi ponsel sangat menguntungkan dan memudahkan,” ucap Ny Lina.
Bukan hanya jasa online pesan makanan, ia juga mengunduh beberapa aplikasi lain. Seperti aplikasi laundry yang menawarkan jasa jemput dan antar cucian pakaian.
“Kalau laundry biasa kan harus ke tempat laundry dan bawa pakaian yang mau dicucikan. Sekarang tinggal unduh aplikasi dan semua sudah bisa dipesan. Nanti sudah ada yang jemput dan antar pakaian dalam keadaan rapi dan wangi,” paparnya.
(Pro Jokowi Turunkan Paksa Bendera Myanmar di Taman ASEAN)
Kemudahan jasa online lewat aplikasi juga dirasakan Arif Hidayat. Pria yang tinggal di perumahan di Sukolilo Surabaya ini mengaku beberapa kali memanfaatkan aplikasi yang menyediakan layanan membersihkan rumah.
“Nama aplikasinya “Mbakmu”. Tinggal klik dan pesan jasa untuk membersihkan rumah. Nanti petugas akan datang dan memberi layanan sesuai yang dipesan,” ucap Hidayat.
Pengguna jasa lainnya, Dida juga merasa dimudahkan dengan kehadiran aplikasi Go-Send. Melalui aplikasi ini, ia beberapa kali mengirim barang ke luar kota. Barang selalu sampai ke tujuan dan cepat.
“Tapi sikap hati-hati harus selalu dijaga. Jangan sampai barang malah tidak sampai tujuan atau hilang,” terang Dida.
(Inggris Menang Atas Slovakia, Peluang Lolos ke Piala Dunia 2018 Makin Terbuka)
Demikian pula yang dengan Husein Abdul Hamid, mahasiswa jurusan Akutansi Universitas Airlangga. Ia sering mampir ke layanan laundry di bilangan Jalan Dharmawangsa.
Bukan laundry biasa, melainkan layanan jasa yang dibuat kekinian dan lebih modern bernama LaundryKlin. Mereka menawarkan layanan jasa jemput antar untuk pelanggan.
“Kemarin cuciannya dijemput di tempat kos. Lebih praktis, tinggal request ke admin lewat WhatsApp atau bisa juga pakai aplikasi cucian langsung diambil,” kata Husein, Rabu (30/8) malam.
“Kalau aku sukanya yang simple dan praktis. Sekarang pakai ponsel semua bisa. Nggak cuma cuci baju, makan juga bisa pakai go-food, mau pijat juga bisa tinggal pesan, semua lebih mudah,” ungkapnya.
Meski semua dengan harga lebih, namun setimpal dengan layanan yang didapatkan. “Saya dari Sumatera tidak ada kendaraan, nggak tau Surabaya dengan detail dan takut nyasar. Pakai jasa layanan aplikasi dan sekarang toh sudah bagus dan terpercaya,” ucapnya.
(Ratusan Pengendara Tertangkap CCTV Langgar Marka di Surabaya, Surat Teguran Langsung Meluncur)
Bisa Pesan Aplikasi
Sementara itu, dosen Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer (Stikom) Surabaya, Teguh Sutanto Skom Mkom MCP sering kali mendapatkan tawaran membuat aplikasi.
Menurutnya klien yang memesan aplikasi padanya cukup beragam, mulai dari wiraswasta, perusahan, hingga pemerintah daerah. Untuk membuatkan aplikasi, ia menggunakan sistem jual putus atau ada yang sewa layanan dengan sistem bagi hasil.
“Tergantung pada kebutuhannya,” tuturnya.
Baginya, sistem kerjasama jual putus kerap dilakukan untuk klien yang memesan satu jenis aplikasi. Misalkan, aplikasi mobile untuk bisnis kecil yang dijual berkisar Rp 20 juta sampai Rp 25 juta.
“Paling mahal kalau minta dibuat aplikasi hardware dan software, misal bikin sistem antrean atau sistem control,” lanjutnya.
Selain membuatkan aplikasi berbayar, Teguh juga membuat sejumlah riset aplikasi gratis pada masyarakat. Terbaru, ia membuat sistem pengaturan perhitungan zakat dan infaq di suatu masjid. (Surya/fz/fat/ovi)