Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Sebulan Ratusan Kasus Kebakaran Terjadi di Surabaya, Pemkot Buat Aturan Keras dan Tegas ini

Aturan Keras dan Tegas untuk menghalau terjadinya kebakaran di Surabaya sudah dikirim ke warga. Namun rasa was-was tetap menghantui.

Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Mujib Anwar
Istimewa
Kebakaran rumah di kawasan Jalan Kupang Indah Surabaya, Selasa (12/9/2017) malam. 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Musim kemarau membuat Kota Surabaya panas dan suhu kota meningkat.

Demi menjaga keamanan kota, Pemkot Surabaya mengeluarkan usrat edaran untuk tidak membakar sampah selama musim kemarau.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya Candra Oeratmangun mengatakan tahun ini memang terjadi peningkatan kejadian kebakaran. Terutama di puncak musim kemarau seperti saat ini.

"Bayangkan, tahun lalu jumlah kejadian kebakaran di Surabaya ada sebanyak 300 an kejadian. Sedangkan saat ini bulan September sudah menyentuh angka 420 kejadian," kata Candra yang ditemui di Balai Kota Surabaya, Jumat (22/9/2017).

(Gudang Pabrik di Gresik Ludes Terbakar, Aneh Muncul Bau Wangi di tengah Kobaran Api)

Kejadian terbanyak justru ada di lokasi lahan tidur dan persawahan. Contohnya, ia menyebutkan selama bulan lalu, Agustus, terjadi sebanyak 138 kejadian kebakaran.

Dari jumlah itu 120 diantaranya adalah kebakaran di lahan tidur. Seperti persawahan dekat pemukiman dan juga alang-alang.

Penyebanya dikarenakan putung rokok, orang yang membakar sampah, dan juga instalasi listrik.

"Oleh sebab itu, kita sudah membuat edaran ke lurah dan camat agar disampaikan ke warga agar selama musim kemarau ini tidak membakar sampah. Musim hujan saja banyak kejadian kebakaran apalagi musim kemarau saat ini," tegas Candra.

(Pengusaha Mebel Pasuruan Gagal Promosikan Mebelnya di Sumatera, 4 Kiosnya Ludes Terbakar)

Alih-alih membakar sampah, warga Surabaya lebih disarankan untuk memilah dan memilih sampahnya.

Sampah organik dibuat kompos sedangkan sampah kering diarahkan untuk dipilah dan dia daur ulang.

Yang masih bisa digunakan untuk kerajinan tangan juga bisa diolah kembali. Tidak disarankan untuk membakar sampahnya terutama di lahan terbuka.

"Sebab kalau membakar sampah di lahan terbuka itu rawan. Api bisa menyebar ke pemukiman. Kalau sudah begitu bisa susah, dan kasihan warga yang menjadi korban," imbuhnya.

(Demi Car Free Day, PNS Pemkot Surabaya Diwajibkan Ngonthel Saat ke Kantor, Padahal)

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved