Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

TOP 5 Nasional

Dari Gadis Ini Lulusan Terbaik, Tapi 'Kelakuan' Bapaknya Mengejutkan Hingga PDIP Usung Gus Ipul-Anas

Berikut lima berita terpopuler Nasional di Tribunnews.com, pada Minggu (15/10/2017:

Penulis: Edwin Fajerial | Editor: Edwin Fajerial
KOLASE TRIBUNJATIM.COM
Foto berita terpopuler nasional 

TRIBUNJATIM.COM - Berikut lima berita terpopuler Nasional di Tribunnews.com, pada Minggu (15/10/2017: 

1. Kuliah Banting Tulang, Gadis Ini Lulusan Terbaik, Tapi 'Kelakuan' Bapaknya Mengejutkan

Seorang gadis asal Magelang berhasil menyelesaikan pendidikan diplomanya dengan predikat cumlaude.

Siti Marfuah (26), berhasil dinobatkan sebagai salah satu mahasiswi terbaik di Wisuda Mahasiswa Universitas Tidar (Untidar) Magelang pada Sabtu (14/10/2017).

Sebelumnya Siti tercatat sebgai mahasiswa Pendidikan D3 Ekonomi Akuntansi Untidar Magelang.

Hal ini tak terlepas dari perjuangannya sebelum memutuskan untuk mendaftar kuliah.

Semenjak SMA, Siti sudah menjadi guru les privat untuk anak-anak Sekolah Dasar (SD).

Terhitung, perlu waktu 5 tahun untuk Siti sebelum memutuskan mendaftar kuliah.

"Saya bekerja lima tahun, buka les matematika, dan pelajaran lainnya untuk anak-anak SD. Saya ngumpulin uang dulu buat daftar kuliah," ujar Siti, dikutip dari Kompas.com.

Siti yang merupakan seorang anak dari penjual sate tersebut tidak pernah bercerita kepada orangtuanya tentang niatnya untuk kuliah.

Itu semua karena ia tidak mau orangtuanya terbebani memikirkan biaya kuliahnya.

Namun akhirnya ia memberanikan diri untuk bercerita kepada orangtuanya.

Selama ia menjalani kuliah dan bekerja sebagai guru les privat, ia juga tak melupakan tugasnya untuk selalu membantu orangtuanya.

"Kalau lagi mengajar anak-anak, saya sambil mengerjakan tugas kuliah, saya juga masih sempat membantu Bapak bikin bumbu sate kalau pagi, pinter-pinternya bagi waktu saja, Alhamdulillah saya bisa, uangnya les buat biaya sekolah," katanya.

Dalam wisuda yang digelar Sabtu (14/10/2017) kemarin, orangtua Siti melakukan hal yang tak terduga.

Ayahnya membawa gerobak jualan satenya ke wisuda anaknya tersebut.

Jalaludin (56) membagikan 100 tusuk sate di hari wisuda anaknya sebagai bentuk rasa syukurnya karena anaknya lulus dengan predikat Cumlaude.

Siti sendiri tak malu untuk ikut mendorong gerobak bersama ayahnya ke acara wisudanya.

"Ini syukuran kami. Saya bawa 100 porsi sate ayam, pakai gerobak yang biasa saya pakai jualan, saya bagikan gratis pada wisudawan, tamu atau siapapun yang mau sate, saya ikhlas," kata Jalal.

Kepada wartawan, Jalal menceritakan bagaimana sosok Siti sebagai anak.

Jalal bercerita jika Siti merupakan anak yang membanggakan karena sering mendapatkan juara umum saat ia bersekolah di SMPN 3 Magelang dan SMAN 2 Magelang.

Tak hanya itu, siti juga sering ikut dalam perlombaan yang berbau akademik.

Siti juga merupakan sosok yang mandiri, membiayai segala keperluannya sendiri dengan hasil dari mengajar les privat anak SD.

"Semua biaya kuliahnya dia bayar sendiri. Tidak pernah minta orangtua. Sambil kuliah, anak saya juga membuka les privat untuk anak-anak SD," ungkap Jalal.

2. Inilah Sosok Joop Ave, Menteri Era Soeharto yang Sangat Memahami Bu Tien

Nama Joop Ave sering terdengar kalangan pemerintahan Indonesia.

Joop Ave merupakan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi (Menparpostel) Republik Indonesia pada Kabinet Pembangunan VI pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.

Ave menjabat sebagai Menparpostel pada tahun 1993 hingga 1998.

Dia juga pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Pariwisata pada tahun 1982.

Sebelum menjadi Menparpostel, Joop Ave punya karier panjang sebagai pejabat protokoler Istana.

Joop Ave merupakan Kepala Rumah Tangga Istana zaman Bung Karno yang terus bertahan sampai zaman Soeharto.

Joop lahir di Yogyakarta pada 17 Maret 1993.

Mantan menteri yang tutup usia pada tahun 2014 silam ini juga memiliki leluhur orang Belanda.

Dia memulai kariernya sebagai penulis dan penyiar pada program bahasa Perancis di RRI pada 1957.

Joop juga menguasai 4 bahasa asing yakni bahasa Inggris, Belanda, Perancis dan Jerman.

Joop Ave aktif di bidang protokoler selama 20 tahun.

Ave menjabat sebagai Kepala Rumah Tangga di Istana Presiden dari tahun 1972 sampai 1978.

Pada masa mudanya, Joop Ave merupakan memiliki perawakan yang gagah dan tinggi besar.

Menariknya, mantan Menparpostel ini pandai mengambil Bu Tien, istri Presiden kedua RI Soeharto.

Joop mengurusi protokoler untuk Soeharto dan Bu Tien.

Termasuk mengatur cara berdiri Soeharto dan Bu Tien saat bersama tamu.

Joop juga dikabarkan sebagai pejabat protokoler yang sangat memahami Ibu Tien.

Pernah pada suatu ketika Joop membantu Ibu Tien untuk bisa mengunyah sirih atau menginang saat naik pesawat kepresidenan Amerika Serikat.

Seperti yang dia ungkapkan dalam buku "Pak Harto The Untold Stories' saat itu Joop melihat Ibu Tien yang tampak gelisah.

Setelah ditanya, ternyata Ibu Tien minta untuk diambilkan perlengkapan menginangnya.

Meski terlihat aneh menginang di atas pesawat kepresidenan AS, Joop membiarkan Ibu Tien menginang.

Dia meminta izin pada pejabat AS agar Bu Tien bisa tetap menginang.

Joop juga menjelaskan kepada pejabat AS yang ada di dalam pesawat tersebut tentang manfaat sirih bagi kesehatan.

Joop Ave meninggal pada usia 79 di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura pada 5 Februari 2014 setelah lama sakit.

Jenazahnya dikremasi pada 8 Februari di Nusa Dua, Bali untuk kemudian abu jasadnya dilarung ke tengah laut.

3. Makna di Balik Senyuman Emil Dardak dan Azwar Anas Usai Bertemu Megawati

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri, Sabtu (14/10/2017) memanggil beberapa tokoh dari Jawa Timur untuk melakukan pertemuan di rumahnya Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta.

Selama berada di kediaman Megawati setidaknya hadir Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Bupati Trenggalek Emil Dardak, dan putra Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Fuad Bernardi.

Bupati Trenggalek Emil Dardak saat diwawancarai wartawan sebelum masuk ke kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, pada Sabtu (14/10/2017)
Bupati Trenggalek Emil Dardak saat diwawancarai wartawan sebelum masuk ke kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, pada Sabtu (14/10/2017) (TRIBUNNEWS.COM)

Selain itu hadir pula, Ketua DPD PDIP Jatim Kusnadi yang datang bersama Bupati Ngawi Budi Kanang Sulistiyono, serta Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj.

Tujuh orang tersebut datang silih berganti sejak Sabtu siang hingga malam hari.

Di dalam rumah ketujuhnya berbicara empat mata langsung dengan Megawati.

Usai pertemuan, hanya Emil dan Azwar Anas yang terlihat terus tersenyum kepada wartawan yang menunggu di depan rumah.

Emil menjelaskan pertemuannya dengan Megawati sebatas memberitahu mengenai perkembangan kondisi pembangunan saat ini.

Termasuk di Trenggalek dan beberapa wilayah di Jawa Timur lainnya.

Sementara untuk Pilgub Jawa Timur, Emil mengatakan dirinya masih memiliki tanggung jawab di Trenggalek sebagai bupati dan belum memikirkan untuk naik menjadi gubernur.

"Saya masih tanggung jawab di Trenggalek. Saya belum terorientasi ke arah sana," kata Emil terus tersenyum.

Senyum yang sama juga ditampilkan oleh Bupati Banyuwangi, Azwar Anas usai menemui Megawati selama dua jam.

Hanya saja, dia mengatakan bahwa senyuman itu sering dilakukan saat wawancara.

"Ha-ha-ha. Saya memang senyum terus kok. Enggak ada apa-apa kok di dalam hanya memaparkan saja soal perkembangan Banyuwangi," ucapnya.

Saat ditanya mengenai kemungkinan dirinya diusung oleh PDI Perjuangan menjadi calon pemimpin Jawa Timur, Azwar kembali berseloroh.

"Saya gubernur ketoprak saja," katanya seraya tertawa.

4. PDIP Usung Gus Ipul-Azwar Anas untuk Jatim, Nurdin Abdullah-Sudirman Sulaiman Buat Sulsel

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri resmi mengumumkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusungnya dalam pilkada Jawa Timur dan Sulawesi Selatan tahun 2018 mendatang.

Di Jawa Timur, PDIP resmi memasangkan pasangan calon Saifullah Yusuf alias Gus Ipul bersama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Saifullah Yusuf saat berbincang dengan Abdullah Azwar Anas di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (15/10/2017).
Saifullah Yusuf saat berbincang dengan Abdullah Azwar Anas di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (15/10/2017). (SURYA/BOBBY KOLOWAY)

Sementara di Provinsi Sulawesi Selatan PDIP mengusung HM Nurdin Abdullah dan Sudirman Sulaiman.

Pengumuman itu disampaikan langsung Megawati di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (15/10/2017).

Prosesi itu dilengkapi dengan penyerahan surat rekomendasi yang dibuat dengan mekanisme keamanan security print dan security code.

Megawati memberi pesan agar kedua pesan itu melandasi pembuatan program dan kampanye dengan berlandaskan dengan rasa cinta tanah air.

"Kalau mau berhasil menjadi kepala daerah kita harus melandaskan dengan rasa cinta kepada bangsa ini," tegas Megawati.

Keputusan itu menumbangkan segala spekulasi nama yang terus bermunculan untuk menjadi pendamping Gus Ipul di Pilkada Jatim.

"Kalau sebelumnya banyak yang bilang Jatim butuh merah dan hijau tapi kami mengajukan pasangan merah putih untuk Jawa Timur," ucap Megawati.

5. Usung Gus Ipul-Azwar Anas, PDIP Dinilai Mainkan Politik yang Berbeda Pilihan dengan Istana

PDI Perjuangan resmi mengusung pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Saifullah Yusuf dan Abdullah Azwar Anas untuk maju dalam Pilkada Jawa Timur, 2018 mendatang.

Pasangan itu diumumkan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (15/10/2017).

Menurut Pakar Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menduetkan Gus Ipul dan Azwar Anas, PDI Perjuangan belajar dari hasil Pilkada Jakarta.

Bacagub-Bacawagub Jatim, Saifullah Yusuf-Abdullah Azwar Anas saat dikenalkan oleh Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri, di kantor DPP PDIP, Jakarta, Minggu (15/10/2017).
Bacagub-Bacawagub Jatim, Saifullah Yusuf-Abdullah Azwar Anas saat dikenalkan oleh Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri, di kantor DPP PDIP, Jakarta, Minggu (15/10/2017). (SURYA/BOBBY KOLOWAY)

Dimana, calon gubernur yang citranya didukung "istana" belum tentu menang dalam perhelatan Pilgub.

"Manuver PDI Perjuangan ini cerdas ya, mereka belajar dari hasil pilkada Jakarta bahwa Cagub yang citranya didukung "istana" belum tentu menang dalam perhelatan Pilgub," ujar Hendri Satrio kepada Tribunnews.com, Minggu (16/10/2017).

Hendri Satrio mengatakan jumlah kursi PDI Perjuangan-Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ibarat duet maut di Jatim.

Menurut Hendri, Pilgub Jatim juga akan menjadi lampu kuning buat cagub lain terutama di Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Barat (Jabar) yang kesannya sudah mendapat dukungan "istana".

Karena, Hendri ragu pasangan calon lain juga tidak akan dapat dukungan PDI Perjuangan.

Lebih lanjut ia melihat pula sepertinya PDI Perjuangan sedang memainkan peran politik baru yang terkesan independen dan berbeda dengan pilihan arus istana.

Ia melihat sebuah langkah yang masuk akal sebab menurut hasil survei KedaiKOPI ( Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia), masyarakat yang akan memilih parpol pendukung Joko Widodo (Jokowi) hanya sekitar 40%.

Namun manuver PDI Perjuangan harus bisa dimanfaatkan Istana agar bisa dapat dicitrakan independen dan lepas dari pengaruh parpol asal Jokowi, yakni PDI Perjuangan.

Hal itu pula tergambar dalam pernyataan Gus Ipul, sapaan akrab Saiful, yang mengaku belum dapat menentukan akan mendukung Jokowi dalam Pilpres 2019 mendatang atau tidak.

Menurutnya, persoalan dukung mendukung dalam Pilpers belum didiskusikan antara dirinya dengan PDI Perjuangan.

"Kita ini diskusi diskusi belum sampai ke sana," ujar dia di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat pada Minggu (15/10/2017).

Saat ini, Gus Ipul-Azwar Anas dengan PDI Perjuangan fokus untuk memenangkan Pilkada Jatim terlebih dahulu, belum membahas Pilpres 2019.

"Kita ngurus (Pilkada) 2018 dulu ya. Satu-satulah," ujar Gus Ipul.

Namun ia memastikan bahwa saat ini dirinya sudah menjadi bagian dari PDI-P dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dua partai politik yang telah secara resmi mendukungnya dalam Pilkada Jatim.

Oleh sebab itu, persoalan dirinya mendukung Jokowi atau tidak dalam Pilpres 2019, bakal dibahas seiring waktu berjalan.

"Yang jelas kita sudah menjadi satu bagian dengan PDI Perjuangan, dengan PKB dan juga partai koalisi yang lain. Jadi sambil jalan kita bicara itu," ujar Gus Ipul.

Pilkada Jatim 2018 akan menjadi momentum ketiga pertarungan politik 2 tokoh Nahdlatul Ulama, Gus Ipul dan Khofifah Indar Parawansah, Khofifah, yang kini masih menjabat Menteri Sosial. Pada Pilkada Jatim 2008 dan 2014, keduanya juga bertarung. Saat itu Gus Ipul menjadi wakil Soekarwo. Di 2 kali pilkada tersebut, Khofifah kalah.

Pada pilkada tahun depan, Khofifah akan kembali maju. Sampai saat ini, ada dua partai yang sudah menyatakan mendukung menteri sosial itu, yakni Partai Golkar dan Partai Nasdem. Sementara Gus Ipul, selain diusung PDI-P, juga diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved