Berikut 5 Tips untuk Bisa Lihat Hujan Meteor Orionids Secara Jelas Tanggal 21-22 Oktober 2017 Ini!
Bagi kalian yang ingin menyaksikan fenomena langit hujan meteor ini, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan.
Penulis: Pipin Tri Anjani | Editor: Alga W
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pipin Tri Anjani
TRIBUNJATIM.COM - Hujan meteor menjadi fenomena langit yang ditunggu-tunggu.
Beberapa fenomena hujan meteor terjadi di sepanjang tahun 2017.
Pekan ini, hujan meteor mayor akan terjadi pada tanggal 21-22 Oktober 2017.
Hujan meteor mayor disebut juga dengan Orionids.
Ketua DPRD Kolaka Utara Ditusuk Istrinya Sampai Tewas, Diduga Akibat Cemburu Buta Mau Dipoligami
Ines Rau Pecahkan Sejarah Jadi Playmate Playboy Transgender Pertama, 10 Foto Hot-nya Bikin Melongo! https://t.co/mFkuEXxqZb via @tribunjatim
— Tribun Jatim (@tribunjatim) October 20, 2017
Oknum PNS Wanita di Solo Ketahuan Selingkuh Digrebek Suami Sendiri di Hotel, Ini 5 Fakta di Baliknya
Dilansir dari Kompas.com, masyarakat bisa menyaksikan hujan meteor ini mulai dari tengah malam hingga subuh.
Orionids sendiri diperkirakan akan menempakan 15-20 meteor setiap jam.
Fenomena ini memang bisa dilihat secara langsung ataupun menggunakan teleskop.
Bagi kalian yang ingin menyaksikan fenomena langit satu ini, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan.
Dilansir dari beberapa sumber artikel, berikut lima tips menyaksikan hujan meteor!
7 Fakta Kasus Pria Diduga Bunuh Diri di Tunjungan Plaza Surabaya, Korban Alami Gangguan Jiwa?
1. Lokasi
Mengamati hujan meteor diperlukan lokasi yang jauh dari polusi cahaya.
Polusi cahaya dapat menerangi langit, sehingga cahaya meteor sulit terlihat.
Temukan Ada Cacing Parasit Berenang di Saus, Wanita Ini Langsung Trauma Makan Daging, Lihat Videonya
Lokasi yang cukup kondusif yang jauh dari polusi cahaya adalah pantai, pedesaan, gunung, bukit, dan tempat lainnya yang memungkinkan melihat banyak bintang.
Selain lokasi yang jauh dari polusi cahaya, kalian juga harus menentukan medan pengamatan.
Mengamati meteor akan lebih baik jika di medan yang luas dan tidak terhalang oleh pepohonan, bangunan, pegungungan, gunung, maupun bukit.
Pria Berotot Berendam di Bathtub Penuh Saus Merah, Tubuh Memerah, Reaksi Selanjutnya Sangat Aneh
2. Langit bersih
Mengamati hujan meteor alangkah lebih baiknya jika menyaksikan tepat saat langit bersih.
Langit yang terbebas dari awan dan kabut, membuat pengamatan jadi lebih jelas.
Jarang Diekspos, Sosok Suami dari Nisya Ahmad Akhirnya Terungkap, Netizen Malah Kaget: Serius Mbak?
3. Gunakan mata telanjang
Mengamati hujan meteor lebih baik dengan mata telanjang.
Hal itu dikarenakan hujan meteor tidak dapat diprediksi secara pasti meteor akan muncul.
Meteor akan datang secara tiba-tiba, sehingga medan pandang luas dibutuhkan untuk mengamati hujan meteor.
Teleskop atau binokuler tidak memiliki medan pandang seluas mata manusia.
Pasangan Remaja Nekat Aborsi Bayinya karena Ingin Anak Laki-laki, Alamak yang Keluar Malah Ini
4. Posisi terlentang
Kemunculan meteor di langit tidak dapat diprediksi secara pasti.
Posisi menengadahkan kepala ke atas cukup lama dapat menyebabkan sakit.
Maka lebih baik gunakan posisi terlentang.
Selain memudahkan pengamatan, hal itu juga dapat melihat seluruh wilayah langit.
Astaga, Demi Sesembahan untuk Ritual Aneh, Pria Ini Tega Mutilasi Pacarnya Sendiri Usai Bercinta
5. Kenali meteor yang akan diamati
Setiap hujan meteor memiliki ciri khas tersendiri.
Seperti sumber radiant/arah hujan dan fase bulan saat puncak hujan.
Sehingga kalian wajib mengetahui kedua hal tersebut.
Hilang Selama 3 Bulan di Taman Nasional, Pasangan Ini Ditemukan Terkunci dalam Kondisi Berpelukan
Dengan mengenali nama hujan meteor, biasanya dapat menentukan nama radiant hujan meteor seperti Orionids radiant-nya adalah orion, perseid adalah perseus, dan gemininds adalah gemini.
Setelah itu, arahkan pandangan ke arah rasi bintang tersebut.
Fase bulan juga penting untuk mendukung kesuksesan pengamatan hujan meteor.
Keberadaan cahaya bulan mampu membuat langit malam menjadi terang.
Sehingga bintang-bintang yang redup (apalagi meteor-meteor redup) tidak akan tampak di langit malam.
Mengenal S Chandrasekhar, Sosok Cerdas Pengembang Teori Bintang Kerdil Putih yang Jadi Google Doodle