Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

TOP 5 Jawa Timur

Dari Golkar Berikan SK Khofifah ke DPD Jatim Hingga Ngaku Polisi, Pria ini Mudah Jerat Wanita

Berikut lima berita terpopuler Jawa Timur di TribunJatim.com, pada Sabtu (21/10/2017):

Penulis: Edwin Fajerial | Editor: Edwin Fajerial
TRIBUNNEWS.COM/KOLASE TRIBUNJATIM.COM
Foto berita terpopuler Jawa Timur 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Berikut lima berita terpopuler Jawa Timur di TribunJatim.com, pada Sabtu (21/10/2017): 

1. Ikuti 2 Partai ini, Golkar Berikan SK Khofifah ke DPD Jatim, Juga Cabup 17 Pilkada di Kabupaten/Kota

Setelah PKB dan PDIP resmi mengumumkan pasangan Saifullah Yusuf - Abdullah Azwar Anas, diusung sebagai Cagub dan Cawagub di Pilgub Jatim 2018.

Kali ini giliran Partai Golkar yang melakukannya, yakni memastikan mengusung Khofifah Indar Parawansa sebagai calon gubernur (Cagub) di Pilgub Jatim 2018.

Keputusan tersebut akan diumumkan ke publik. DPP Golkar akan turun untuk menyerahkan surat rekomendasi pencalonan Khofifah maju Pilgub Jatim, kepada DPD I Golkar Jatim.

Surat rekomendasi itu akan diberikan oleh pengurus DPP Golkar saat rapat konsolidasi di kantor DPD Golkar Jatim, di Jalan A Yani, Surabaya, Sabtu (21/10/207) hari ini.

"Surat rekomendasi tersebut akan diberikan langsung oleh DPP, yang diwakili Pak Yahya Zaini dan Adies Kadier dan dibacakan saat rapat konsolidasi pemenangan," tegas ketua DPD Golkar Jatim Nyono Suharli, Jumat (20/10/2017) saat berziarah ke Taman Makam Pahlawan Ngagel Surabaya.

Menurutnya, setelah rekomendasi dibacakan, partainya segera mensosialisasikan rekomendasi tersebut ke pengurus kabupaten/kota di seluruh wilayah Jatim.

"Setelah itu, diharapkan langsung disosialisasikan kepada kader di grass root secepatnya," tegasnya.

Nyono menjelaskan, rekomendasi yang turun hanya untuk cagub Jatim saja. Untuk sosok Cawagub masih akan diputuskan bersama dengan partai koalisi pendukung lainnya.

"Kami berharap cawagub nanti bisa mendongkrak elektabilitas Khofifah. Memang ada wacana menggandengkan dengan Emil Dardak tetapi itu sampai sekarang masih dibahas," tambahnya.

Selain rekomendasi di Pilgub Jatim, rencananya juga akan diserahkan SK rekomendasi pencalonan untuk 17 kepala daerah di kabupaten/kota di Jatim.

Nyono menyebut, untuk kepala daerah SK rekomendasi memang bersifat sementara. "Pengesahannya menjelang pendaftaran pada tanggal 7 sampai dengan 10 Januari 2018," tegasnya.

Dari 17 surat rekomendasi pencalonan untuk bacabup/bacawabup di 17 kabupaten/kota di Jatim, sebagaian besar akan diberikan kepada kader internal Golkar yang maju dan ikut bertarung di pesta demokrasi lima tahunan.

"Target kami jelas, kader Golkar yang diusung dalam Pilkada harus menang. Dan itu, kami akan all out," pungkas Nyono. 

2. Asosiasi Driver Online Jawa Timur Meminta Hal Ini Jika Permen 26 Tahun 2017 Diterapkan

Terkait revisi Peraturan Menteri 26 tahun 2017, Asosiasi Driver Online (ADO) DPD Jatim masih mempertanyakan adanya sejumlah pasal.

Wakil Ketua ADO Jatim, Tito Achmad menjelaskan, dari sejumlah pasal yang direvisi Permen yang mengatur transportasi online ini, ADO mengaku masih merasa dianaktirikan.

"Bagaimana tidak, jika kami sama-sama sah karena uji KIR dan izin resmi, seharusnya hak konsumen tak dibatasi," cetusnya saat mengikuti sosialisasi Permen 26 tahun 2017 di Hotel Novotel, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (21/10/2017).

"Masak sama-sama sah, tapi driver online tetap tak bisa jemput di bandara, terminal, dll?" lanjutnya.

Selain itu, meski ada pasal yang diprotes, ADO juga mendukung sejumlah pasal revisi Permen ini.

"Kami justru mendesak agar Permen sesegera mungkin diterapkan. Contoh pasal adanya batas atas dan bawah kita mendukung," lanjutnya.

Sebelumnya, Dinas Perhubungan Provinsi Jatim mengumpulkan 74 pengusaha trasportasi dan petinggi asosiasi trasportasi untuk sosialisasi revisi Undang-undang no 26 tahun 2017.

Sosialisasi tersebut digelar di Hotel Novotel, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (21/10/2017).

3. Alasan DPP Golkar Tunda Berikan Rekomendasi Calon Gubernur Pilgub Jatim 2018 Khofifah ke DPD

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar dikabarkan akan memberikan rekomendasi cagub Khofifah kepada DPD Golkar Jatim, Sabtu (21/10/2017), bersamaan pelaksanaan rapat konsolidasi.

Namun, hingga kini surat rekomendasi cagub untuk Ketua Muslimat NU itu tak kunjung diserahkan.

Menurut Ketua Bidang Tim Pemenangan Pemilu Jawa III (Jawa Timur) DPP Partai Golkar, Adies Kadir, surat tersebut tak segera diturunkan DPP Golkar ke DPD Golkar Jatim karena berbagai pertimbangan.

"Walau sudah pasti mengusung Khofifah pada Pilgub Jatim 2018, Golkar tak buru-buru langsung munculkan surat rekomendasi, karena saat ini DPP tengah menggodok tujuh nama pendamping Khofifah," ungkap Adies Kadir saat dihubungi TribunJatim.com, Sabtu (21/10/2017).

Ia menuturkan bahwa saat ini belum ada penyerahan surat resmi rekomendasi karena masih menunggu hasil nama calon wakil Khofifah.

Dirinya mengaku, DPP Golkar saat ini tengah membahas tujuh nama yang layak mendampingi Khofifah pada Pilgub Jatim 2018.

"Tapi yang jelas soal rekomendasi Cagub pada Khofifah sudah final," kata Adies Kadir yang juga anggota Komisi III DPR RI ini.

Namun, sampai saat ini pihaknya masih belum tahu siapa saja nama ketujuh orang kandidat pendamping Khofifah tersebut, karena masih dalam pembahasan di DPP Golkar.

Dia hanya merasa keinginan Golkar tentu saja pendamping Khofifah tersebut berasal dari kader internal partai.

"Namun, saat ini kami masih mengkaji dan mensurvei tujuh nama tersebut. Tidak menutup kemungkinan juga kader luar, tapi harus yang mampu dongkrak perolehan suara untuk menyaingi pasangan calon Gus Ipul-Anas," kata dia.

Dirinya menambahkan, nantinya ketujuh nama yang masih digodok Partai Golkar bakal diserahkan kepada kiai pendukung Khofifah dan partai pengusung lainnya.

Ia mengakui bahwa kultur politik di Jawa Timur memang tidak bisa lepas dari peran serta kiai.

"Golkar selalu mendukung keputusan kiai, karena kultur di Jawa Timur tidak lepas dari peran serta kiai dan ulama,” kata anggota Fraksi Golkar DPR RI tersebut.

Terkait waktu kapan rekomendasi cagub dan cawagub turun ke DPD Golkar Jatim, Adies Kadir belum bisa menjelaskan kapan waktunya.

Karena proses penggodokan nama pendamping Khofifah masih berjalan.

"Akan diberitahukan kalau sudah ada pendamping Khofifah," ujarnya.

4. Pengamat Politik Sebut Pilgub Jatim 2018 Akan Jadi All NU Final, Mengapa? Ini Penjelasannya

Pengamat politik dari Universitas Brawijaya  Faza Dhora Nailufar mengatakan jika pertarungan calon-calon di Pilgub Jatim akan menjadi all NU final.

"Khofifah Indar Parawansa, Saifullah Yusuf, Abdullah Azwar Anasadalah representasi NU punya kader-kader terbaik yang sudah siap," kata Faza Dhora Nailufar ketika dihubungi TribunJatim.com, pada Sabtu (21/10/2017).

Mereka bertiga, kata Dhora, akan berlaga di Pilgub Jatim 2018.

Menurut Dhora, Khofifah merupakan kader perempuan NU yang kesuksesannya tidak hanya diakui oleh internal NU, namun oleh seluruh Bangsa Indonesia.

"Khofifah seorang aktivis organisasi perempuan yang berhasil memimpin Muslimat sebagai satu di antara perawat kebangsaan dan nasionalisme," katanya.

Sedangkan Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul adalah wakil gubernur dua periode dengan gaya guyonan yang khas.

"Guyonannya bisa memudahkan komunikasi dengan umat," katanya.

Sedangkan Azwar Anas adalah kader muda terbaik NU yang kontribusinya melampaui generasinya sendiri.

"Bahkan dia membumikan nilai-nilai NU di partai nasionalis sebagai Ketua BAMUSI (Baitul Muslimin Indonesia) Jawa Timur," ujarnya.

Berlaganya ketiga kader itu, kata Dhora, bukan sekesar pertarungan all NU final, tapi pembuktian di tengah kompetisi untuk menjadi yang terbaik dengan tetap harus menjaga ukhuwah islamiyah dan ukhuwah watoniyah.

"Insya Allah tiga kader NU itu sangat bisa melakukan hal tersebut," katanya.

Selain itu, hal itu bisa jadi bukti NU punya kontribusi dalam merawat kebinekaan di Indonesia.

"Kebinekaan mengajarkan berbeda-beda tetapi tetap satu jua dan nilai inilah yang selalu dipegang oleh kader-kader NU dalam berpolitik," kata Dhora.

Karena itu, sehingga seberapa banyak kader NU yang berkompetisi dalam politik, mereka akan kembali ke NU sebagai 'rumah besar' mereka.

"No problem karena NU ini besar,apalagi di jatim dan punya banyak kader yang tersebar dengan warna-warna politik yang berbeda," ucap dia.

5. Ngaku Polisi, Pria ini Mudah Jerat Wanita, saat Mau Nikah Hal Tak Terduga dan Memalukan Terjadi

Riyan Abdi Saputro (32), tergolong cerdik dalam memikat perempuan.

Warga Desa Sumberagung, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar, ini membuat akun facebook dan mencantumkan pekerjaan sebagai anggota Polri.

Atas perbuatannya itu, Riyan ditangkap tim buru sergap (Buser) Polres Blitar Kota, Jumat (20/10/2017).

Dia ditangkap di rumah tunangannya, Devi Kusbianti (32), di Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar. Devi merupakan perempuan yang berhasil dikelabuhi Riyan.

"Pelaku kami amankan saat berada di rumah tunangannya. Tunangannya ini merasa ditipu pelaku," kata Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono, Sabtu (21/10/2017).

Riyan menjerat korban melalui media sosial facebook. Dia membuat akun facebook dengan nama Farel Saputra dan mencantumkan pekerjaan sebagai anggota Polri. Dia sengaja mencantumkan pekerjaan sebagai anggota Polri untuk menarik simpati para perempuan di facebook.

Siasat Riyan itu ternyata berhasil menarik simpati Devi. Sekitar empat bulan lalu, Riyan berkenalan dengan Devi lewat facebook. Ke Devi, Riyan mengaku berdinas di Polres Blitar.

Setelah inten berkomunikasi lewat facebook, kemudian mereka janjian bertemu.

Lalu, keduanya berpacaran dan berlanjut hingga bertunangan. Orangtua Devi setuju karena mengetahui calon menantunya anggota polisi. "Pelaku ini sudah sering menginap di rumah korban, tanpa melapor ke ketua RT," ujar Heri.

Kedok Riyan terbongkar setelah polisi menangkapnya saat berada di rumah tunangannya.

Di hadapan polisi, Riyan mengakui semua perbuatannya. Dia memang sengaja mengaku anggota polisi untuk mendapatkan simpati dari Devi dan keluarganya.

Mengetahui hal itu, Devi dan keluarga merasa sangat malu. Selama ini, mereka telah ditipu oleh Riyan. Devi baru tahu Riyan hanya polisi gadungan setelah ada polisi yang datang ke rumahnya.

"Kami dapat laporan dari warga, ada orang mengaku anggota Polri dan sering menginap di rumah korban. Lalu kami tindak lanjuti dengan mendatangi pelaku," kata Heri.

Dikatakan Heri, polisi hanya menyita barang bukti berupa ponsel dan KTP milik Riyan. Polisi tidak menemukan atribut Polri saat menangkap pelaku. Sekarang, polisi masih mengembangkan kasusnya.

"Pelaku masih kami periksa, kamu juga masih mendalami kasusnya, apakah ada korban lain dari aksi penipuan pelaku," tegas Heri. 

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved