Mangga Alpukat Pasuruan Makin Mendunia, Omzet Petani Tembus Setengah Miliar, Belum Lagi
Mangga Alpukat khas Kabupaten Pasuruan makin mendunia dan menjadikan petani semakin sejahtera hingga ...
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Mujib Anwar
Ke depan,mudah-mudahan saya berharap, pemerintah pasuruan bisa meniru di Thailand, karena petani di sana mendapatkan subsidi pupuk dan sebagainya," paparnya.
Terpisah, salah satu petani dan pengepul mangga alpukat, Sulis Annisah mengatakan, per kilogram (kg), mangga alpukat dengan ukuran besar dijual dengan harga Rp 30.000 untuk ukuran kecil dan sedang dijual Rp 25.000 per kilogramnya.
"Mangga alpukat ini enak, rasanya manis, teksturnya juga sangat lembut," imbuhnya.
Sekadar diketahui, mangga Gadung Klonal 21, resmi diakui secara paten sebagai buah asli Kabupaten Pasuruan.
Pengakuan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia nomor 121/Kpts/SR.120/D.2.7/12/2016 tentang pemberian tanda daftar varietas tanaman hortikultura.
Dalam surat tersebut disebutkan bahwa mangga varietas Gadung 21 telah memenuhi persyaratan varietas tanaman hortikultura, sehingga perlu dan layak untuk diberikan tanda daftar.
“Kami sangat bersyukur, karena perjuangan untuk sampai pada titik ini sangat panjang, yakni kita mulai tahun 1994 silam atau 22 tahun lebih,” kata Ihwan, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan, di sela-sela kesibukannya.
Dijelaskannya, mangga Gadung Klonal 21 memiliki induk pohon di Pohjentrek dan Cukurgondang, Grati.
Hanya saja, penyebarannya banyak ditanam di Kecamatan Rembang, lantaran kontur tanah yang sangat ideal sebagai area tumbuh kembangnya mangga yang bisa dibelah seperti buah alpukat itu.
“Tanah di Rembang itu spesial, karena termasuk tanah hitam dan tingkat kelembabannya tidak tinggi dalam artian tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Bisa saja bibit pohon ini ditanam di mana saja, tapi ketika berbuah, rasanya pasti tidak sama dengan yang ditanam di Rembang,” imbuhnya.
Di Kabupaten Pasuruan sendiri, total luasan lahan mangga gadung klonal 21 mencapai 4000 hektar.
Penyebarannya ada di beberapa wilayah, seperti Rembang, Sukorejo, Wonorejo, Nguling dan Grati. Dari 4000 hektar tersebut, sebanyak 3500 hektar ada di Rembang, dan sisanya terbagi di beberapa wilayah lainnya.
Kata Ihwan, tahun ini pihaknya merencanakan untuk melakukan perluasan lahan tanaman mangga, baik di Rembang dan beberapa wilayah yang memungkinkan ditanam mangga.
“Kami cari wilayah yang kontur tanahnya hampir menyerupai rembang, dan ada di Sukorejo. Tapi belum kita tentukan berapa luas lahannya, karena kita masih mensurvey dulu,” terangnya.
Sementara itu, Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf menegaskan, selaku kepala daerah akan terus membranding satu persatu potensi pertanian di Kabupaten Pasuruan, seperti mangga Gadung Klonal 21, Kapiten (kopi asli kabupaten) Pasuruan, Durian Kakap (khas kabupaten pasuruan).