Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

TOP 5 Jawa Timur

Dari 5 Fakta Pembunuhan Sadis di Sidoarjo hingga Khofifah Akan Deklarasi Pilgub Jatim

Berikut lima berita terpopuler Jawa Timur di TribunJatim.com, pada Sabtu (28/10/2017):

Penulis: Edwin Fajerial | Editor: Edwin Fajerial
KOLASE TRIBUNJATIM.COM
Foto berita terpopuler Jawa Timur 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Berikut lima berita terpopuler Jawa Timur di TribunJatim.com, pada Sabtu (28/10/2017): 

1. 5 Fakta Pembunuhan Sadis di Sidoarjo, Mulai SMS Mesra, Hingga Jasad Korban yang Disiram Air Panas

Masyarakat Geluran, Sidoarjo, heboh beberapa waktu lalu.

Itu terkait dengan penemuan tulang belulang manusia.

Tulang belulang itu merupakan milik korban pembunuhan.

Baru-baru ini polisi pun berhasil menangkap pelakunya.

Satu di antaranya adalah Abu Dawud.

Berikut ini adalah deretan fakta terkait pembunuhan sadis itu.

a. Disebabkan SMS Mesra

Setelah membaca SMS ponsel istrinya, Abu Dawud yang ditengarai menjadi otak pembunuhan Andi Prawangsa, langsung dibakar api cemburu.

Ayah seorang anak itu terus mencari keberadaan korban karena dianggap merusak rumah tangganya.

Lelaki berperawan kurus itu mengaku tidak tahu secara langsung kalau istrinya pernah jalan bareng atau berbuat yang lainnya.

b.  Pelaku Ada 10 Orang

Korban adalah warga Pepelegi, Waru, Sidoarjo dan masih berusia 19 tahun.

Ia meregang nyawa setelah dihabisi 10 anak jalanan (Anjal) yang dipimpin Abu Dawud, 27, asal Krian, Sidoarjo November 2015 lalu.

Abu Dawud cs yang tertangkap bersama Gofur, 25, asal Taman dan 8 rekannya saat menganiaya dan menghabisi korban sangat sadis.

Tersangka Abu Dawud terpaksa dilumpuhkan petugas dan mengenai betis kirinya karena berusaha melarikan diri saat ditangkap.

Wadir Reskrimum Polda Jatim AKBPTeguh, menjelaskan ketika penganiayaan berlangsung, tubuh Andi dikerubuti 10 pelaku.

Celana dan baju korban dilepas sehingga mengenakan celana dalam saja.

c. Korban Dipukuli Secara Bergiliran

Menurut Wadir Reskrimum Polda Jatim AKBP Teguh, celana dan baju korban dilepas para pelaku.

Sehingga saat itu korban mengenakan celana dalam saja.

Tubuhnya dipukuli secara bergiliran pada malam hari.

d. Jasad Korban Disiram Air Panas

Mengetahui korban Andi sudah meninggal dunia dan kondisinya sudah kaku, tersangka Abu Dawud Cs terlihat panik.

Baju yang semula dilucuti dipakaikan lagi seperti semula.

Abu Dawud lantas pulang mengambil sprei tidur untuk membungkus tubuh korban.

"Ketika tubuh korban sudah kaku, ada yang ngomong tubuh korban agar disiram air panas. 

e. Dibuang di Sumur dan Dicor

Dalam kondisi kebingungan dikemanakan mayat korban, Abu Dawud Cs akhirnya berinisiatif dibuang ke sumur tua yang ada di lahan kosong itu.

Lokasi penyimpanan mayat dengan sumur sekitar 20 meter. Akhirnya tubuh korban yang sudah dibungkus sprei dimasukkan ke sumur.

Untuk menutupi agar sumur terkesan sudah tidak dipakai, sumur dengan kedalaman sekitar 3,5 meter dengan diameter 60 cm diuruk dengan bongkahan bangunan (gragal).

Tidak itu saja, bagian atas sumur ditutup beton sehingga terkesan sumur sudah tidak terpakai.

"Pascakejadian itu, anak jalanan yang biasa mangkal disitu tidak pernah lagi berkumpul disitu," ungkapnya.

2. 20 Orang Dikarantina Usai Terjaring Razia Satpol PP Surabaya, Pihak Keluarga Mengadu ke Dinsos Jatim

 Perwakilan keluarga sejumlah wanita yang ditangkap Satpol PP dan Unit Tipiring Polrestabes Surabaya mengadu kepada Dinas Sosial Jawa Timur, Jumat (27/10/2017).

Mereka mengatakan, anggota keluarganya bukan termasuk WTS (Wanita Tuna Susila) yang harus ditangkap.

Mereka juga beranggapan, pembinaan yang dilakukan di lingkungan Dinas Sosial Jawa Timur (Dinsos Jatim) terkesan semrawut.

Pasalnya, ada sejumlah wanita yang terjaring dalam razia di berbagai daerah, lalu diserahkan kepada Dinsos Jatim untuk diberikan pembinaan.

Menurut mereka, itu tidak sesuai dengan peraturan Gubernur Jawa Timur.

Pihak keluarga dari para wanita yang dibina di UPT Rehabilitasi Sosial Bina Karya Wanita Kediri (RSBKW) mengaku kesal.

Karena secara aturan yang tertera, anggota keluarga mereka bukanlah WTS atau PSK.

Pihak keluarga wanita yang terjaring razia dan dibina di UPT RSBKW Kediri di bawah naungan Dinsos Jatim menginginkan keluarganya untuk kembali dipulangkan.

Namun, hingga hingga kini belum mendapatkan titik terang, meski sudah dua bulan sejak penangkapan.

"Saya sudah berupaya bersama teman-teman lainnya meminta keadilan kepada pemerintah, untuk memulangkan kembali anak saya, namun belum mendapatkan solusi," kata Totok, salah satu keluarga wanita yang ditangkap, saat ditemui TribunJatim.com, Jumat (27/10/2017).

Dengan mata berkaca dan nada terisak, pria paruh baya ini menceritakan kejadian yang terjadi kepada awak media.

"Anak saya bukan WTS (Wanita Tuna Susila) dan juga bukan PSK (Pekerja Seks Komersial), kenapa kok dikarantina selama empat bulan, apa salah anak saya," ujarnya.

Ia mengatakan, anaknya, YL masih berusia 17 tahun.

Totok menambahkan, ibunya selalu merindukan anak perempuannya karena sudah dua bulan dikarantina di UPT RSBKW Kediri.

Pihak keluarga berharap kepada pemerintah, khususnya Gubernur Jawa Timur untuk mau membantu menyelesaikan permasalahan ini.

Ia ingin anaknya segera dipulangkan dan kembali bisa berkumpul dengan keluarga.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang (kabid) Rehabilitasi Sosial, Dinas Sosial Jawa Timur ( Dinsos Jatim) Arman Linda mengatakan, untuk memulangkan wanita yang sudah dibina UPT RSTS Kediri sepertinya sulit, karena sudah dilakukan pembinaan dan akan dibina selama empat bulan.

"Jika kita keluarkan sepertinya akan menjadi polemik di masyarakat. Apalagi dasar untuk memulangkan dan dikembalikan kepada pihak keluarnya itu harus ada surat keterangan dari Dinas Sosial Surabaya," tandas Arman Linda.

"Kami bisa membantu untuk memulangkan pihak keluarga, asalkan ada surat rekomendasi dari Dinsos Surabaya," paparnya.

Karena yang bertanggung jawab itu pihak yang mengirim para wanita itu di RSBKW Kediri, dalam hal ini adalah Dinsos Kota Surabaya

"Apabila tidak ada surat rekomendasi itu, pihak keluarga yang bersangkutan tidak akan bisa dipulangkan," jelasnya.

Untuk diketahui, berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No 11 Tahun 2016 dan Peraturan Jatim No 108 tahun 2016 Huruf E dengan sasaran garapan dan persyaratan adalah yakni WTS yang menjajakan diri atau PSK (Pekerja Seks Komersil) dengan persyaratan usia minimal 18 tahun ke atas.

Diberitakan, kejadian tersebut berawal dari penggerebekan yang dilakukan Satpol PP Kota Surabaya dan Unit Tipiring Polrestabes Surabaya di wilayah wisata Jurang Kuping, Benowo, Pakal, Surabaya, Jumat (24/08/2017).

Saat itu, petugas menjaring 20 perempuan wanita pemandu lagu, dan diserahkan ke Dinsos Surabaya yang kemudian dilimpahkan ke UPT RSBKW di bawah naungan Dinsos Jatim untuk dibina.

3. Kasus Suap DPRD Jatim, Kuasa Hukum Mantan Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur Inginkan Hal Ini

Kuasa hukum mantan Kepala Dinas Pertanian Jatim, Suryono Pane mengatakan kisah selanjutnya terkait suap dana triwulanan di lingkungan DPRD Jawa Timur diserahkan kepada KPK.

Hal tersebut diungkapakn Suryono Pane, Sabtu (28/10/2017).

Ia mengatakan, apakah penyidik KPK akan meneruskan dengan menelisik kasus tersebut, atau hanya sampai dua kepala dinas ini saja.

"Kita berharap ada perlakuan yang sama di depan hukum, tidak boleh ada yang kebal hukum," ungkap Suryono Pane, Sabtu (28/10/2017).

Diketahui dari fakta persidangan, banyak anggota komisi B dan dinas-dinas yang terkait, serta nama-nama yang disebutkan yang diduga terlibat dalam kasus ini.

Diketahui ada sekitar 10 dinas yang menjadi mitra dari Komisi B.

4. Khofifah Indar Parawansa Akan Deklarasi Pilgub

Khofifah Indar Parawansa dikabarkan akan melakukan deklarasi Pilgub, Minggu (5/11/2017).

"Kita masih menunggu hasil survei, jadi nanti hasil surveinya maksimal sebaiknya tanggal 5 November sudah selesai," katanya, saat ditemui di Kantor Regional (Kanreg) BKN II, Surabaya, Sabtu (28/10/2017).

KH Salahuddin Wahid sebagai ketua tim para kiai itu, telah menyampaikan terkait Cawagub yang ada, sebaiknya disurvei terlebih dahulu sebelum ditentukan.

Menurut Ketua Muslimat NU, saat ini mekanisme survei masih berjalan dan belum ada hasilnya.

"Jadi saat ini proses sedang berjalan, dalam waktu dekat sudah sesuai dengan targetnya, pasti yang sudah disepakati tadi," kata Khofifah yang juga Menteri Sosial RI ini.

Tambahnya, akan akan ada presentasi juga terkait hasil survei yang sudah dilakukan untuk mencari Cawagub pendampingnya.

"Tentunya ya bukan hanya saya dan para kiai yang menentukan Cawagubnya, karena partai politik juga punya peran dalam penentuannya," lanjut Ketua Muslimat NU ini.

Dirinya berharap agar semua pihak sabar menunggu hasil survei yang masih berjalan sekarang.

"Nanti kalau sudah waktunya akan kita kabari," kata dia.

5. VIDEO: Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa Tinjau Ujian CPNS di Kanreg BKN II Surabaya

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa tampak meninjau pelaksanaan ujian Calon Pegawai Negeri Sipil di Kantor Regional (Kanreg) BKN II, Surabaya, Sabtu (28/10/2017).

Dirinya datang dengan pengawalan ketat oleh pihak kepolisian.

Mobil yang ditumpanginya tampak dikawal oleh petugas Patwal.

Baru sampai di lokasi, Khofifah Indar Parawansa langsung menyapa para peserta ujian CPNS di tempat tersebut.

Sejumlah peserta CPNS yang saat itu tengah menjalani tahapan tes tampak menyambut kedatangan orang nomor satu di Kementerian Sosial tersebut.

Usai menyapa para peserta tes, Khofifah langsung masuk ke dalam gedung untuk meninjau proses tes yang tengah berlangsung, serta melihat hasil tes CPNS yang tepampang di layar monitor.

Pantauan Tribunjatim.com, Khofifah tampak berbincang dengan beberapa pegawai Kanreg BKN untuk mengetahui secara lebih dalam terkait mekanisme tes CPNS.

Bahkan, Menteri Sosial tersebut juga melihat mekanisme administrasi di ruang aplikasi CAT (Computer Assited Test).

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved