Kisah Brigadir Rochmat, Brimob yang Menghidupi dan Biayai Sekolah 64 Anak Asuh Dengan Tak Wajar
Jiwa sosial dan kemanusiaan yang ditunjukkan anggota Brimob Polda Jatim ini sangat luar biasa dan langka serta harus menjadi inspirasi semua pihak.
Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Rochmat Tri Marwoto, pria kelahiran Madiun 27 Juni 1977 ini baru saja mendapatkan penghargaan prestisius dari Kapolda Jatim, Irjen Pol Machfud Arifin.
Sehari-hari, Brigadir Rochmat bertugas di Detasemen C Pelopor Satuan Brimob Polda Jatim, di Jalan Yos Sudarso no 90 Kota Madiun.
Ayah dua anak ini diberi piagam penghargaan lantaran berprestasi dalam hal kepedulian sosial.
Ini setelah selama sepuluh tahun, sejak 2007, dia menampung anak-anak terlantar, kurang mampu, dan anak yatim di rumahnya.
Ditemui di rumahnya di RT 1/RW1 nomor 1 Dusun Jati, Desa, Desa Klagenserut, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, Rochmat menceritakan bagaimana awal mula kepeduliannya terhadap pendidikan dan masa depan anak-anak ini.
Rochmat menuturkan, sekitar sepuluh tahun yang lalu, ketika ia kuliah di Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia di Jakarta, ia merasakan betapa sulitnya membayar biaya kuliah.
Pesta Setengah Lusin Gol di Kandang APOEL, Real Madrid Kokoh di Puncak Klasemen
Bahkan, dirinya harus kerja sampingan menjadi tukang ojek agar bisa membayar kuliahnya. Sejak itu, ia mengetahui persis bagaimana sulitnya mencari biaya untuk pendidikan.
"Ketika kuliah S1, di Jakarta. Saya harus cari uang tambahan dengan menjadi tukang ojek. Dari pukul 15.00 sore sampai pukul 21.00, lumayan kadang Rp 7000 hingga 12 ribu," ujarnya, saat berbincang, Selasa (21/11/2017) siang.
Sejak itulah, Rohmat berjanji kepada istrinya apabila mendapat rejeki berlebih maka akan diberikan kepada anak-anak yang kurang mampu.
"Saat itu saya berjanji, kalau ada rejeki lebih saya berikan kepada orang yang membutuhkan," katanya.
Sejak sepuluh tahun lalu, sudah ada 64 anak yang sudah pernah tinggal dan makan di rumahnya. Saat ini, masih ada 15 anak yang tinggal di rumahnya bersama istri dan dua anaknya.
"Yang pernah makan satu rumah dengan saya ada 64 anak. Ada yang tinggal dua bulan, ada yang tujuh tahun," jelasnya.
Cecil, Gadis Cantik Indigo ini Ramalkan Hal Mengerikan Akan Terjadi di Tahun Politik 2019 Nanti
Anak-anak yang ia tampung ia tanggung seluruh kebutuhan hidup dan pendidikan sekolahnya. Bahkan banyak di antaranya melanjutkan hingga bangku perkuliahan.
Ia menuturkan, kini sebagian besar anak asuhanya telah banyak yang sudah bekerja. Ada yang menjadi guru, polisi, dan juga pegawai bank.
"Kalau mereka mau sampai S1ya saya tanggung biayanya. Sekarang ada juga yang sudab jadi polisi," katanya.
Semua biaya anak asuhnya ia tanggung sendiri. Pria yang dikenal pekerja keras ini memiliki banyak usaha. Di antaranya perkebunan, toko kelontong, dan toko buah.
Gajinya sebulan Rp 4.600.000. Jika hanya mengandalkan uang gajinya, tidak akan cukup untuk membiayai anak asuhnya dan juga kebutuhannya sehari-hari.
"Kebetulan saya punya usaha, saya punya toko kelotong, reload pulsa, ada lagi toko buah, pertanian, dan perkebunan," imbuhnya.
Gara-gara Punya Nama Unik, Pemuda ini Mendapat SIM Gratis dari Polisi
Menurut Rochmat, anak-anak yang dia asuh sebagian besar berasal dari Madiun. Anak asuhnya berlatar belakang dari keluarga tak mampu, anak yatim, dan ada juga anak mantan pecandu narkoba.
Anak asuhnya ini ia kenal dari sekolah. Selama ini, selain bekerja sebagai anggota Brimob, Rochmat juga aktif mengisi kegiatan ekskul di sejumlah sekolah di Kabupaten Madiun.
"Saya juga ngajar di Pasikbaraka, OSIS, dan juga pramuka di sekolah-sekolah," katanya.
Dari menjadi pembimbing kegiatan ekskul di sekolah, ia banyak mengenal guru-guru dan murid. Dia banyak bertemu dengan anak-anaj yang kurang mampu atau anak yatim yang tidak memiliki biaya untuk sekolah.
Ditanya perasaanya setelah mendapat piagam penghargaan dari Kapolda Jatim, Rochmat mengaku sangat senang dan bangga.
"Gembira, karena pimpinan memberikan atensi kepada saya. Ini merupakan penghargaan pertama saya dan ini merupakan tanggungjawab yang berat," terangnya.
BREAKING NEWS - Demokrat dan Tim 9 Pastikan Emil Dardak Dampingi Khofifah Maju Pilgub Jatim
Brigadir Rochmat juga kerap diundang di sejumlah televisi swasta nasional karena kepedulian sosialnya yang tinggi.
Pada Maret 2017, dia mendapat penghargaan dari program TV Kick Andy Heroes dalam bidang sosial pendidikan, dan pada 16 November 2017 bertepatan dengan Hari Brimob, Rochmat didatangkan di acara Hitam Putih di Trans TV.
Dikenal Sosok Pekerja Keras
Sementara itu, Helmiyah (38) istri Rochmat mengatakan, suaminya adalah pria pekerja keras dan memiliki jiwa sosial yang tinggi. Ia mengaku sangat bangga, menjadi istri Rochmat.
Selepas pulang dinas, sekitar pukul 15.00 WIB, suaminya langsung pergi ke kebun untuk merawat tanaman jahe, cengkih, dan durian. Kadang, suaminya juga mengajak anak asuhnya untuk membantu di kebun.
"Bapak itu orang yang pekerja keras. Pulang dari kerja dia tidak tidur di rumah, tapi pergi ke kebun," katanya.
Uang dari penjualan hasil kebun milik Rochnat itu yang digunakan untuk membiyayai seluruh kebutuhan anak asuhnya.
Ngaku Tim Sukses Bupati, Kakek Renta ini Malah Diikat ke Tiang Listrik dan Jadi Tontonan Warga
Helmi mengaku tidak pernah merasa terbebani karena harus mengurusi anak asuh yang ditampung oleh suaminya. Ia mengaku justru senang rumanya ada banyak anak-anak.
Begitu juga dengan dua anak kandungnya Faturahman Naufal Arozi (14) dan Alfarobi Ibnu Arozi (1,8). Mereka rela berbagi tempat tidur dengan anak-anak yang lain.
Maklum, di rumahnya hanya terdapat tiga kamar tidur. Rumahnya dipakai tidur khusus bagi anak-anak perempuan. Sedangkan anak laki-laki tidur di toko buah.
"Malah kadang anak-anak saya nhalah, kamar tidurnya dipakai kakak-kakaknya," ucapnya.
Helmi mengatakan, saat ini terdapat lima belas anak asuh. Satu anak duduk di bangku TK, satu anak SMP, tujuh anak duduk di bangku SMA, dan enam anak kuliah di STAIM Magetan.
Setiap bulan, bila dirata-rata ia harus mengeluarkan biaya Rp 8 juta untuk makan dan uang saku anak asuhnya.
Wajar saja, dalam sehari, ia harus memasak beras sebanyak delapan kilogram. Belum ditambah dengan lauk pauk yang harus disediakan setiap hari.
"Setiap hari masak delapan kilo beras. Lauknya ya, telur, tempe, tahu, sambel bawang. Soalnya kalau dimasakin yang lain malah tidak dimakan," ujarnya.
Awas, Jalur Batu-Pacet-Mojokerto Diterjang Banjir Lumpur, Luberan juga Hembalang Rumah Warga
Wanita yabg lahir di Bogor ini mengaku memperlakukan anak-anak asuhnya layaknya anak kandungnya sendiri. Ia tidak pernah pilih kasih dalam memberikan perhatian.
Ketika ditanya suka duka merawat belasan anak asuh, Helmi mengaku lebih banyak sukanya dibandingkan dengan dukanya.
"Selama ini kebanyakan sukanya, senang ada banyak anak-anak, bisa saling bercerita dan sharing," tegasnya.
Seorang anak asuh Rochmat, bernama Eka Suryati (21) mengaku ikut bangga dengan piagam yang diterima ayah angkatnya.
"Ikut senang dan bangga," kata mahasiswi semester tujuh di STAIM Magetan ini.
Eka mengaku sudah kenal dengan Rochnat sejak ia duduk di bangku kelas XII SMK. Ia mengenal Rochmat ketika mengikuti kegiatan ekskul Pramuka di sekolahnya.
"Saya sudah kenal bapak saat kegiatan Pramuka di sekolah. Kebetulan Pak Rochmat pembimbingnya," katanya.
Saat duduk di banhku kelas XII ada permasalahan di keluarganya. Ayah kandungnya yang bekerja sebagai penarik becak, menyuruhnya pergi mencari pekerjaan untuk membayar sekolahnya, serta mencari tempat tinggal sendiri.
Pada saat itu, ia kebingungan mencari pekerjaan agar tetap dapat melanjutkan sekolahnya. Hingga akhirnya, oleh gurunya ia direkomendasikan untuk tinggal bersama Rochmat.
"Waktu itu ada masalah di keluarga saya. Sama bapak, saya disuruh cari kerja, cari tempat tinggal sendiri. Lalu saya ditawari tinggak di rumah Pak Rochmat," tandasnya.
Kini, semua kebutuhan kuliahnya ditanggung oleh Rochmat. Ia juga diperbolehkan tinggal di rumahnya.
Seperti anak asuh yang lain, ia sudah dianggap seperti anak kandung sendiri. Ia juga memiliki kewajiban ikut menjaga kebersihan rumah serta membantu pekerjaan istri Rochmat di rumah. (Surya/Rahadian Bagus)