Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tari Bangkitlah Ksatria Sambut Kedatangan Peserta Kirab di Candi Simping Blitar

Suasana meriah penyambutan peserta Kirab Pemuda Nusantara mulai terlihat di mulut jalan masuk menuju Candi Simping.

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Yoni Iskandar
Surya/ Samsul hadi
Penampilan tarian Bangkitlah Ksatria Nusantara yang dimainkan kelompok tari dari Dewan Kesenian Kabupaten Blitar menyambut kedatangan peserta Kirab Pemuda Nusantara I di Candi Simping, Selasa (5/12/2017). 

 TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Blitar dipilih menjadi titik terakhir bertemunya peserta Kirab Pemuda Nusantara I yang dilaksanakan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Kedatangan peserta kirab disambut dengan tarian Bangkitlah Ksatria Nusantara di Candi Simping, Desa Sumberjati, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Selasa (5/12/2017).

Suasana meriah penyambutan peserta Kirab Pemuda Nusantara mulai terlihat di mulut jalan masuk menuju Candi Simping.

Sejumlah orang dewasa dan anak-anak tampak berdiri berjajar di kanan kiri jalan. Sebagian mengenakan pakain jadul dan sebagian anak-anak masih memakai sergam.

Tangan mereka melambai-lambaikan bendera merah putih ukuran kecil.

Dua tenda, satu ukuran luas dan satu lagi kecil berdiri di lahan kosong di muka Candi Simping. Sejumlah tamu undangan dan pejabat termasuk Bupati Blitar, Rijanto, terlihat duduk di kursi bawah tenda ukuran luas. Suara musik gamelan mengalun keras di lokasi.

Sejumlah petugas Polisi, TNI, Satpol PP dan Linmas yang awalnya berdiri di dekat tenda meriung ke tengah jalan saat dua bus datang ke lokasi.

Para petugas itu meminta warga yang berdiri berjubel di depan tenda untuk mundur. Sambil berjalan, petugas meminta warga yang berdiri terlalu di tengah jalan untuk minggir.

Dua bus itu membawa 72 peserta Kirab Nusantara I. Para peserta kirab itu berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka telah keliling nusantara selama 72 hari.

Mereka telah singgah di 34 titik dan 100 kota/kabupaten di Indonesia. Blitar merupakan daerah terakhir dan menjadi titik nol pertemuan peserta kirab.

Begitu turun dari bus, peserta kirab langsung membentuk barisan. Dengan disambut gemuruh tepuk tangan, para peserta kirab berjalan menuju areal Candi Simping.

Mereka membentuk dua kelompok barisan yang menghadap ke sisa-sisa bangunan candi yang menjadi tempat pendharmaan Raja pertama Majapahit, Raden Wijaya yang bergelar Sri Maharaja Kertarajasa Jayawardhana itu.

Di areal candi, para peserta kirab disuguhi pertunjukkan tarian yang dimainkan kelompok tari Dewan Kesenian Kabupaten Blitar.

Tarian yang diberi judul Bangkiltah Ksatria Nusantara itu menampilkan cerita berlatar awal mula Kerajaan Majapahit.

Penari menampilkan sosok Raden Wijaya yang berhasil membangun Kerajaan Majapahit dan Mahapatih Gajahmada yang terkenal dengan sumpahnya untuk menyatukan Nusantara.

“Lewat tarian ini kami ingin menyampaikan pesan ke para pemuda agar bangkit bersatu demi Indonesia seperti yang dicita-citakan Patih Gajahmada,” kata Sekretaris Dewan Kesenian Kabupaten Blitar, Rahmanto Adi.

Bupati Blitar, Rijanto mengatakan sengaja memilih Candi Simping sebagai penyambutan kedatangan peserta Kirab Nusantara I.

Kemensos Gelontor Bantuan di Jatim, Kiai Kampung Protes

Menurutnya, Candi Simping memiliki sejarah penting dalam terbentuknya nusantara. Candi itu sebagai tempat persemayaman abu Raden Wijaya, raja pertama Majapahit.

“Konsep nusantara di Indonesia ini cikal bakalnya dari Kerajaan Majapahit. Dengan melihat sisa peninggalan Kerajaan Majapahit ini kami berharap semangat pemuda di nusantara kembali bangkit,” kata Rijanto.

Selesai dari Candi Simping, para peserta kirab bergeser menuju ke Makam Bung Karno (MBK) di Kota Blitar. Kedatangan para peserta disambut dengan pembacaan ikrar Kirab Pemuda Nusantara.

Lalu peserta kirab menyerahkan bendera ke Wakil Wali Kota Blitar, Santoso. Terakhir, para peserta kirab nyekar ke makam Presiden pertama RI, Soekarno.

Kepala Bidang Kreativitas Fashion dan Film Kemenpora, Yudistira mengatakan Blitar memang memiliki dua tokoh besar pendiri negera, yakni Raden Wijaya dan Bung Karno. Raden Wijaya merupakan raja pertama sekaligus pendiri Majapahit. Begitu juga dengan Bung Karno yang merupakan Presiden pertama RI dan Bapak Proklamator. (Surya/Samsul hadi)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved