Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Yayuk Astuti, Wanita Penyulap Eceng Gondong jadi Ladang Fulus

Enceng gondok kerap dianggap sumber masalah. Tapi bagi perempuan ini malah dengan mudah mendatangkan uang.

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Mujib Anwar
SURYA/GALIH LINTARTIKA
Yayuk Astuti (kanan), warga Balongbendo, Desa Masangan, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan saat mengolah enceng gondok sebagai kerajinan. 

TRIBUNJATIM.COM, PASURUAN - Enceng gondok kerap dianggap sumber masalah. Namun, tidak bagi Yayuk Astuti, 43, warga Balongbendo, Desa Masangan, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan.

Berkat kreativitasnya, tanaman yang semula tak bernilai itu mampu disulap menjadi ladang penghasil rupiah.

Batang enceng gondok itu sudah mengering. Yayuk Astutik tinggal memipihkan dengan alat penggiling.

Tak butuh waktu lama. Hanya beberapa menit saja, hingga batang enceng gondok yang semula mengembang itu tampak tipis.

Bukan hanya satu batang. Karena ada beberapa batang lainnya, yang juga dipipihkannya. Selanjutnya, ia pun tinggal menganyamnya. Untuk kemudian, dibuat kerajinan sesuai yang diinginkan.

Bisa dibuat dompet, tas, tempat tisu dan beragam kerajinan lainnya.

“Kebetulan untuk enceng gondoknya sudah bisa dengan mudah didapatkan. Saya tinggal memipihkannya, agar mudah untuk dibuat kerajinan tangan,” kata Yayuk saat ditemui di Kantor Desa Masangan, Kecamatan Bangil, beberapa hari lalu.

I-cethe, Grup Facebook Warga Tulungagung Berjaringan Internasional yang Gemar Bakti Sosial

Tolak Keputusan Amerika, Dewan Keamanan PBB Buat Resolusi Tentang Yerusalem

Perempuan 43 tahun itu memang dikenal sebagai perajin dari batang enceng gondok. Kerajinan enceng gondok tersebut, ditekuninya sejak dua tahun belakangan.

Berkat kreativitasnya dalam merancang kerajinan berbahan enceng gondok itu, pundi-pundi rupiah bisa didapatkannya.

Yayuk menceritakan, ikhwal kreativitasnya itu bermula dari keprihatinannya dengan tanaman enceng gondok yang bertebaran di sungai-sungai. Perempuan yang juga guru PAUD ini pun, tergerak untuk memanfaatkannya.

Namun, semula ia bingung bagaimana mewujudkannya. Hingga akhirnya ada pelatihan ketrampilan di Kecamatan Bangil. Di situlah, ia mendapatkan pengalaman.

“Ada pelatihan kerajinan enceng gondok di kecamatan. Saya pun tertarik, untuk kemudian mengikutinya,” kisah perempuan asal Balongbendo, Desa Masangan, Kecamatan Bangil tersebut.

Gawat, Maling Necis Obok-obok SMAN di Tulungagung, Sehari 3 Motor Siswa Raib, 5 Lainnya Dirusak

Awalnya memang tak mudah. Beberapa kali percobaan, hasilnya tak sesuai harapan. Namun, dengan semangat yang dimilikinya, perlahan ia pun bisa berkreasi dengan apa yang diharapkannya.

Ia berhasil menjadikan batang enceng gondok itu sebuah dompet. Dompet yang dibuatnya itu rupanya ada yang minat. “Waktu itu, saya jual Rp 75 ribu. Tanpa nawar, dompet buatan saya langsung dibeli teman,” akunya.

Hal itu makin memotivasinya. Ia pun belajar lebih giat, untuk berkreasi lebih banyak. Tak hanya sekedar membuat dompet. Tetapi juga, membuat kerajinan lainnya. Seperti tempat tisu, tas, aksesoris dan beragam kerajinan lainnya.

Harga yang ditawarkan beragam. Tergantung jenis dan besar kecilnya barang tersebut. Paling murah, dibandrol Rp 15 ribu yakni untuk tempat foto. Sementara paling mahal, dibandrolnya hingga Rp 150 ribu untuk tas.

Bikin Fresh Wajah Dalam Sekejap Dengan Aqua Facial, Mau Coba?

Menurut ibu tiga anak ini, barang kerajinan buatannya memang baru menjamah wilayah Kabupaten Pasuruan. Namun, pihaknya optimis pasar kerajinan dari enceng gondok ini masih lebar.

“Pesanannya memang belum banyak. Karena hanya beberapa barang dalam sebulan. Karena, kebetulan saya juga sibuk, mengajar,” tandas Yayuk.

Berkat kreativitasnya itupula, ia tak sekadar menjadi pembuat barang. Karena, kerap sekali ia fiundang untuk mengikuti pelatihan. Khususnya di desa-desa yang ada di wilayah Bangil.

Tentu ia tak menjadi peserta. Karena, untuk kegiatan pembuatan kerajinan dari enceng gondok, ia kerap menjadi pembicara dan pelatih.

“Kalau diundang untuk menjadi semacam mentor sering. Biasanya ke desa-desa di wilayah Bangil,” sambungnya.

Cari Pekerjaan, Wanita ini Malah 3 Bulan Kumpul Kebo dengan Pria Lain, Hingga Hal Tragis Terjadi

Ia pun berharap, kreativitasnya tersebut bisa tertular ke warga yang lain. Sebab, potensi kerajinan berbahan enceng gondok sangat besar. Selain tak terlalu sulit dijalankan, juga mudahnya bahan baku didapatkan.

Pemanfaatan bahan baku enceng gondok itupun, diharapkan bisa berperan serta dalam menjaga lingkungan. Sebab, banyak anggapan enceng gondok merupakan hama.

“Makanya, dengan pemanfaatan bahan baku dari enceng gondok itu, diharapkan bisa menjadi hama tersebut bernilai guna,” pungkas Yayuk Astuti. (Surya/Galih Lintartika)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved