Intip 5 Fakta Briket Batu Bara yang Digunakan Jonghyun SHINee Bunuh Diri, Ternyata Metode Populer
Berikut fakta-fakta tentang briket batu bara yang digunakan Jonghyun SHINee bunuh diri.
Penulis: Pipin Tri Anjani | Editor: Alga W
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pipin Tri Anjani
TRIBUNJATIM.COM - Meninggalnya Jonghyun SHINee secara bunuh diri tentunya mengejutkan banyak pihak.
Jonghyun SHINee meninggal dunia pada Senin (18/12/2017), di apartemen daerah Cheongdam.
Penyanyi 27 tahun ini ditemukan tak sadarkan diri di apartemennya pada pukul 6 sore waktu setempat.
Tim medis darurat pun berusaha melakukan CPR kepada Jonghyun.
Sayangnya, sesampainya di rumah sakit, Jonghyun sudah tidak bernyawa lagi.
Tak Mau Ada Rumor yang Dapat Lukai Keluarganya, Begini Rencana Pemakaman Jonghyun SHINee
Tak Hanya Jonghyun SHINee, 6 Idol Korea Selatan Ini Juga Meninggal Usai Bunuh Diri, No 4 Kakak Adik
Jonghyun diduga bunuh diri dengan menyalakan briket batu bara.
Vokalis utama SHINee ini ditemukan pingsan di rumahnya dan ada briket batubara yang menyala di wajan.
Dilansir dari TribunStyle.com dan beberapa sumber lainnya, berikut fakta-fakta tentang briket batu bara yang digunakan Jonghyun bunuh diri.
5 Kejanggalan Aksi Death Drop Demian yang Berakhir Fatal, dari MC Keceplosan Sampai Ekspresi Pesulap
1. Sebagai penghangat ruangan
Briket merupakan sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan sebagai bahan bakar untuk memulai dan mempertahankan nyala api.
Briket ini memiliki bentuk unik dan berukuran besar.
Di Korea, briket banyak digunakan untuk memasak atau menghangatkan suhu ruangan.
Briket batu bara yang sering digunakan di Korsel yakni 'Yeontan Briket'.
Berhubungan Badan dengan Diikat Tali, Seorang Wanita Meninggal Usai Terinfeksi Bakteri di Tangannya
2. Metode yang paling sering digunakan
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Jonghyun meninggal dengan cara membakar briket batu bara.
Rupanya, metode bunuh diri dengan membakar briket batu bara ini sudah sering terjadi di beberapa Negara Asia Timur, terutama di Korea Selatan.
Dilansir dari Nikita.grid.id yang mengutip ncbi.nlm.nih.gov, metode ini meningkat dengan cepat di beberapa negara Asia Timur dalam dekade terakhir ini.
Jumlah bunuh diri karbon monoksida di Korea Selatan mulanya hanya 34 pada tahun 2006, namun meningkat dengan cepat menjadi 267 pada tahun 2008 dan 1125 pada tahun 2012.
Artis FTV dan Sinetron Tukang Ojek Pengkolan Kini Jaga Warung Kopi di Nganjuk, Lihat Foto-fotonya
3. Menyebabkan keracunan
Briket batu bara yang dibakar dapat berakibat fatal jika dihirup dalam jangka waktu satu hingga dua jam.
Dilansir dari Nikita.grid.id, konsentrasi karbon monoksida meningkat secara bertahap saat membakaran briket batu bara.
Berlinang Air Mata Tanggapi Omongan Miring, Mulan Jameela Blak-blakan Ungkap Kondisi Ekonomi Dhani
Pembakaran karbon yang tidak sempurna, menghasilkan karbon monoksida yang mengikat kuat hemoglobin.
Pengikatan hemoglobin dengan cepat menurunkan kemampuan darah untuk mengantarkan oksigen ke tubuh.
Selain itu, karbon monoksida juga dapat menyebabkan keracunan yang berujung pada kematian akibat hipoksia.
Telah Jalani Pernikahan Beda Agama 16 Tahun yang Harmonis, Kabar Duka Datang dari Pasangan Artis Ini
4. Tak menyakitkan
Bunuh diri dengan metode pembakaran briket merupakan cara bunuh diri yang tidak menimbulkan rasa sakit.
Pasalnya, metode ini membunuh seseorang secara perlahan tanpa menyiksa.
Di Tengah Kemiskinan Negaranya, Seperti Ini 10 Potret Gaya Mewah dan Jetset Anak Orang Kaya Nigeria
5. Polutan beracun paling mematikan
Dilansir dari TribunStyle.com, hasil pe,mbakaran batu bara adalah polutan asap yang dianggap paling berbahaya.
Para peneliti menyebut, partikel dari polutan batu bara berkontribusi lima kali lebih besar dibanding polutan lain, terkait risiko kematian dari penyakit jantung.
Asap batu bara ini dapat menyebabkan gangguan yang dimaksud adalah Coal Worker Pneumoconiosis (CWP) dan Progressive Massive Fibrosis (PMF) yang membuat paru-paru hitam.
Duh, Inilah 7 Kebohongan Adegan Intim di Film Dewasa yang Terlanjur Dianggap Nyata Sama Banyak Orang