Lifestyle
Desainer Migi Rihasalay Tampilkan Koleksi Busana 'Blood', Pakai Teknik Gradasi Cat di Atas Kanvas
Busana tak luput jadi pilihan perempuan Surabaya untuk berbagai event seperti pesta maupun halloween
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Sudarma Adi
Ringkasan Berita:
- Koleksi: “Blood” (12 look).
- Desainer: Migi Rihasalay.
- Acara: Surabaya Fashion Parade 2025.
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Nurika Anisa
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Busana tak luput jadi pilihan perempuan Surabaya untuk berbagai event seperti pesta maupun halloween. Seperti koleksi bertajuk “Blood” rancangan Migi Rihasalay.
Migi mengeluarkan 12 look dengan dominasi warna merah dan putih yang dibentuk melalui teknik gradasi khas sang desainer.
Karyanya memiliki ciri khas pengaplikasian warna yang kuat, sekaligus sarat makna.
Migi menyebut, busana Blood terinspirasi dari perjuangan wanita dan juga para pahlawan yang bertumpah darah.
Baca juga: Kenakan Busana Ratu Tribhuwana Tunggadewi, Wali Kota Ning Ita Buka Festival Pemuda Kota Mojokerto
Tantangan Gradasi di Atas Kain Kanvas
“Blood adalah darah. Kita hidup melalui apa yang ada di tubuh kita, yaitu darah. Darah bersambungan dengan kehidupan, kematian, kehilangan, bencana, sakit, semuanya. Bahkan pengorbanan para perempuan yang melahirkan dan para pahlawan yang bertumpah darah,” ujar Migi saat ditemui usai peragaan busana di Surabaya Fashion Parade 2025, Minggu (16/11/2025).
Ciri khas gradasi Migi kembali tampak dominan dalam koleksi ini. Ia mengakui teknik tersebut menjadi tantangan tersendiri.
“Tantangannya adalah bagaimana membuat gradasi agar tidak seperti bercak, tapi tetap halus sesuai ciri khas saya,” jelasnya.
Untuk mencapai efek visual tersebut, Migi menggunakan kain kanvas sebagai material utama.
Setiap busana dilukis menggunakan cat khusus kain berbahan natural fiber.
“Kalau bukan kanvas, dia tidak akan bisa terlukis. Warnanya kami biarkan jatuh senatural mungkin, seperti tetesan darah,” tambahnya.
Tidak hanya bermain warna, Migi juga menambahkan detail payet handmade serta aksesori kepala berbentuk bunga spider lily, bunga yang dikenal sarat simbol kematian dan perpisahan.
Gaya busananya diperkuat dengan detail payet handmade dan aksesori spider lily.
“Bagian yang paling sulit itu payet dan gradasinya. Payetnya handmade,” kata Migi.
Baca juga: Busana Karya Desainer Asal Jawa Timur Ayu Wulan Padukan Elegansi Modern dan Wastra Nusantara
Ia menyebutkan satu busana membutuhkan waktu pengerjaan sekitar dua hari, termasuk proses melukis, membuat gradasi, hingga menyematkan ornamen.
Migi menyebut koleksi “Blood” cocok dikenakan untuk kebutuhan panggung maupun event bertema khusus.
“Biasanya cocok untuk stage, untuk di panggung. Bisa juga untuk Halloween,” tuturnya.
| ITS Gelar Golf Marathon 36 Hole Pertama di Indonesia, Kumpulkan Alumni dan Rektor Perguruan Tinggi |
|
|---|
| Kopi Cita Rasa Nusantara, The Southern Hotel Surabaya Sajikan Cold Brew Rujak dan Bandrek |
|
|---|
| Daur Ulang Limbah Jadi Karya Seni, Hotel Sheraton Sulap Ampas Kopi Jadi Pewarna Motif Batik Eco Art |
|
|---|
| Tren Ulang Tahun 2025, Legacy Ballroom Surabaya Hadirkan FARMTasy, Pesta Alam Disertai Edukasi Anak |
|
|---|
| Jelang Tayang 'Pengen Hijrah', LSF RI dan UMSurabaya Dorong Film Jadi Media Dakwah Kreatif Gen Z |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Blood-menjadi-tajuk-yang-diusung-pada-penampilan-koleksi-busana-Migi-Rihasalay-di-SFP.jpg)