Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Lifestyle

Desainer Migi Rihasalay Tampilkan Koleksi Busana 'Blood', Pakai Teknik Gradasi Cat di Atas Kanvas

Busana tak luput jadi pilihan perempuan Surabaya untuk berbagai event seperti pesta maupun halloween

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Sudarma Adi
ISTIMEWA
BUSANA PESTA - Blood menjadi tajuk yang diusung pada penampilan koleksi busana Migi Rihasalay di SFP 2025, Minggu (16/11/2025). Busana ini menampilkan warna merah dan putih yang terinspirasi dari perjuangan wanita dan para pahlawan 

Ringkasan Berita:

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Nurika Anisa

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Busana tak luput jadi pilihan perempuan Surabaya untuk berbagai event seperti pesta maupun halloween. Seperti koleksi bertajuk “Blood” rancangan Migi Rihasalay.

Migi mengeluarkan 12 look dengan dominasi warna merah dan putih yang dibentuk melalui teknik gradasi khas sang desainer.

Karyanya memiliki ciri khas pengaplikasian warna yang kuat, sekaligus sarat makna.

Migi menyebut, busana Blood terinspirasi dari perjuangan wanita dan juga para pahlawan yang bertumpah darah.

Baca juga: Kenakan Busana Ratu Tribhuwana Tunggadewi, Wali Kota Ning Ita Buka Festival Pemuda Kota Mojokerto

Tantangan Gradasi di Atas Kain Kanvas

“Blood adalah darah. Kita hidup melalui apa yang ada di tubuh kita, yaitu darah. Darah bersambungan dengan kehidupan, kematian, kehilangan, bencana, sakit, semuanya. Bahkan pengorbanan para perempuan yang melahirkan dan para pahlawan yang bertumpah darah,” ujar Migi saat ditemui usai peragaan busana di Surabaya Fashion Parade 2025, Minggu (16/11/2025).

Ciri khas gradasi Migi kembali tampak dominan dalam koleksi ini. Ia mengakui teknik tersebut menjadi tantangan tersendiri.

“Tantangannya adalah bagaimana membuat gradasi agar tidak seperti bercak, tapi tetap halus sesuai ciri khas saya,” jelasnya.

Untuk mencapai efek visual tersebut, Migi menggunakan kain kanvas sebagai material utama.

Setiap busana dilukis menggunakan cat khusus kain berbahan natural fiber.

“Kalau bukan kanvas, dia tidak akan bisa terlukis. Warnanya kami biarkan jatuh senatural mungkin, seperti tetesan darah,” tambahnya.

Tidak hanya bermain warna, Migi juga menambahkan detail payet handmade serta aksesori kepala berbentuk bunga spider lily, bunga yang dikenal sarat simbol kematian dan perpisahan.

Gaya busananya diperkuat dengan detail payet handmade dan aksesori spider lily.

“Bagian yang paling sulit itu payet dan gradasinya. Payetnya handmade,” kata Migi.

Baca juga: Busana Karya Desainer Asal Jawa Timur Ayu Wulan Padukan Elegansi Modern dan Wastra Nusantara

Ia menyebutkan satu busana membutuhkan waktu pengerjaan sekitar dua hari, termasuk proses melukis, membuat gradasi, hingga menyematkan ornamen.

Migi menyebut koleksi “Blood” cocok dikenakan untuk kebutuhan panggung maupun event bertema khusus.

“Biasanya cocok untuk stage, untuk di panggung. Bisa juga untuk Halloween,” tuturnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved