Pilgub Jatim 2018
Isu Anas Diledakkan, Karena Ada Pihak Tak Senang PKB dan PDIP Ciptakan Harmoni Santri-Abangan
Mundurnya Anas dari Bacawagub di Pilgub Jatim berpasangan dengan Gus Ipul, jadi pukulan telak perpaduan relasi tradisional yang harmonis di Jatim.
Penulis: Mujib Anwar | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Dosen Ilmu Politik Universitas Brawijaya Fajar Ramadlan menilai, mundurnya Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dari Bacawagub di Pilgub Jatim 2018 yang berpasangan dengan Bacagub Saifullah Yusuf, merupakan pukulan bagi perpaduan relasi tradisional yang harmonis di Jatim.
Pasalnya berdasarkan hasil survei, pasangan Gus Ipul-Mas Anas ini merupakan pasangan calon yang memiliki elektabilitas paling tinggi dibandingkan pasangan lain yang muncul.
Pasangan yang diusung PKB dan PDIP ini juga merepresentasikan penduduk Jawa Timur yang terbagi menjadi golongan menurut kategorisasi Indonesianis, Clifford Geertz, yakni santri dan abangan.
"Dua aliran inilah yang berjalan beriringan dalam masyarakat, harmonis, dan nyaris tanpa ada gesekan yang menyebabkan perpecahan," ujarnya, Selasa (9/1/2018).
Tersandera Rekom Terbaru DPP, Tim Sukses Gus Ipul Hanya Bisa Lakukan ini Jelang Pendaftaran
Khofifah-Emil Pilih Daftar ke KPU di Injury Time, Ini Penjelasan Lengkap Ketua Tim Suksesnya
Nah, perpaduan santri dan abangan tersebut, kata Fajar Ramadlan adalah perpaduan yang saling menguatkan, baik dalam urusan sosial, politik maupun ekonomi.
"Bahkan, dalam konteks nasional, santri-abangan merupakan cerminan komitmen kebangsaan," tegasnya.
Sayang, situasi harmonis tersebut tak sepenuhnya menyenangkan semua pihak.
Sinisme terhadap santri dan abangan sejak lama ada. Yang paling tampak dalam konteks waktu saat ini adalah narasi nyinyir baik pada kelompok santri maupun abangan.
"Bahkan, semakin memperoleh ruang dalam momentum pemilihan kepala daerah, seperti sekarang ini," imbuhnya.
Asmara Pemicu Pembunuhan Wanita Bercadar di Depan Masjid, Pelaku Orang yang Pernah Bumbui Hati
Obat Kuat Bikin Pria ini Tahan Main Lama Dengan Selingkuhan, Usai Klimaks Hal Tragis Terjadi
Sehingga, tidak banyak pihak yang cukup gembira ketika PKB berkoalisi dengan PDIP untuk mengusung pasangan Gus Ipul-Mas Anas.
"Sebabnya, ya karena keduanya merepresentasikan kombinasi ideal aliran tradisional Jawa Timur," tandasnya.
Sementara terkait isu yang menyerang Abdullah Azwar Anas, Fajar Ramadlan menilai itu merupakan isu lama.
Isu yang sewaktu-waktu bisa dikeluarkan oleh pihak yang memperoleh keuntungan dari situasi seperti saat ini.
"Seandainya isu ini gagal, maka akan ada isu lain yang dapat menggoyang pasangan ini," tuturnya, mengingatkan.
Ibarat peluru, masih ada banyak isu lain yang disiapkan dan ditarik pelatuknya kapan pun," imbuhnya.
Gus Ipul Dekati Gerindra dan PKS, PDIP Mempersilahkan Asal Cawagubnya Tetap
Bupati Anas Sebut Ada Upaya Pembunuhan Karakter dan Teror ke Dia dan Keluarganya
Hal itu, karena politik sejatinya memang dinamis. Ada banyak kemungkinan yang semuanya butuh pengelolaan yang strategis.
Lebih dari itu, ada narasi yang lebih besar daripada sekadar soal-soal politis. Terutama dengan adanya upaya pihak tertentu untuk memecah relasi santri-abangan, untuk kepentingan yang lebih sempit.
"Makanya, mudah-mudahan tidak ada lagi cara-cara kotor lain yang digunakan hanya untuk memecah belah relasi santri dan abangan," tegas Fajar Ramadlan. (*)