Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Penolakan UU MD3

Gelar Aksi Tolak UU MD3 di Depan DPRD Surabaya, Mahasiswa Tidur di Jalan hingga Minta Bertemu Dewan

Diiringi rintik hujan, tepat di depan gedung DPRD Surabaya, jajaran kepolisian dari Polda Jatim berbaris.

Penulis: Samsul Arifin | Editor: Edwin Fajerial
TRIBUNJATIM.COM/SAMSUL ARIFIN
Massa aksi yang tergabung dalam Jaringan Mahasiswa Pejuang (JMP), menggelar aksi tidur dijalan guna memprotes UU MD3 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Samsul Arifin

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Diiringi rintik hujan, tepat di depan gedung DPRD Kota Surabaya, jajaran kepolisian dari Polda Jatim berbaris.

Di depan gedung tersebut, terdapat sebuah truck Sabhara menaruh kawat jeruji berlapis.

Tepat pukul 12.30 WIB, massa yang mengenakan jas merah, serta spanduk bertuliskan “Revolusi sampai mati, Tolak UU MD3” terpampang di depan massa aksi, pada Senin (26/2/2018).

Massa aksi diketahui merupakan anggota Jaringan Mahasiswa Pejuang (JMP) gabungan dari organisasi mahasiswa PMKRI, GMKI, LDF, GMNI, IMM, PMII, KAMUS PR, KAMMI, HMI.

Aksi Penolakan UU MD3 Oleh Jaringan Mahasiswa Pejuang di Depan Gedung DPRD Kota Surabaya Ricuh )

Terlihat sejumlah puluhan mahasiswa berorasi di depan gedung DPRD Kota Surabaya.

Mereka pun membuat aksi tidur dijalan guna menunggu respon dari pihak DPRD Surabaya, akibatnya kendaraan yang melewati Jalan Yos Sudarso, Surabaya terhambat.

Polisi lalu meminta agar mahasiswa tidak melanjutkan aksi tersebut, dengan memberi waktu 2 menit untuk tidak mengahalangi jalan.

Massa tidak menghiraukan imbauan dari kepolisian, akhirnya tindakan tegas pun dilancarkan dengan meringkus orator yang diduga provokatif.

Mahasiswa Tolak UU MD3, Wakil Ketua DPRD Surabaya Ikut Dukung Demonstran, Namun. . . )

Suasana aksi semakin ricuh, massa tidak terima satu di antara mereka dibawa oleh polisi.

Akibatnya, aksi saling dorong terjadi antara kepolisian dan massa aksi.

Selang beberapa menit orator itu keluar dari gedung DPRD Surabaya, lalu melanjutkan aksinya.

Massa aksi masih belum memberikan keterangan terkait aksi yang sempat berjalan ricuh tersebut. Mereka mengatakan, untuk wawancara wartawan diharapkan menunggu konfrensi pers.

Plester Mulut, Puluhan Aktivis di Kota Blitar Tolak UU MD3 )

“Kalo mau wawancara tunggu konferensi pers,” jelas satu diantara orator.

Saat aksi itu, perwakilan dari DPRD Kota Surabaya Masduki Toha wakil ketua DPRD turut hadir merespon aksi ini.

Ia diminta untuk menandatangani petisi dari massa aksi. Masduki Toha mengiyakan, namun mahasiswa masih menuntut agar nama yang tertera dalam penandatanganan bukan atas nama pribadi melainkan atas nama DPRD Kota Surabaya.

“Kalo saya menandatangani tidak bisa atas nama pihak DPRD Kota karena bukan ranah kami,” jelasnya saat merespon massa aksi.

Tolak Revisi UU MD3, Mahasiswa Usung Keranda Mayat dan Salat Gaib )

Mahasiswa masih terlihat belum puas karena mereka merasa pihak dewan mempunyai hak untuk mengabulkan permintaan mereka.

“Wakil daerah punya hak untuk menyuarakan aspirasi kami meskipun dewan perwakilan daerah,” ujar orator berlogat timur.

Lalu, mereka meminta semua anggota DPRD Surabaya, bertemu dengan mereka.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved