Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Jadi Salah Satu Minuman Terlaris di Dunia, Penemu Coca-cola Hidupnya Malah Sangat Merana

Coca-cola merupakan salah satu minuman paling terkenal di dunia, tapi penumnya malah merana.

Editor: Mujib Anwar
thevintagenews.com
John Pemberton, pendiri Coca-Cola. 

TRIBUNJATIM.COM - Coca-cola telah menjadi salah satu minuman global. Hampir semua orang mengenal dan pernah meminumnya.

Bisa dibilang, coca-Cola merupakan satu minuman paling terkenal di dunia.

The Coca-Cola Company adalah perusahaan minuman terbesar di dunia dengan jangkauan operasional lebih dari 200 negara dan 1,9 miliar porsi produk setiap harinya.

Minuman ringan ini semakin populer selama bertahun-tahun dan perlahan menjadi ikon global.

Coca-Cola Company secara garis besar telah mempekerjakan lebih dari 100.000 orang di seluruh dunia, dan sudah pasti menjadi perusahaan paling sukses yang pernah ada.

Namun, cerita asal perusahaan ini justru sangat tragis.

Awas, Hari Rabu ini 28 Februari 2018 Deadline Terakhir Registrasi SIM, Tak Daftar Ini Sanksinya

Gerebek Istri dengan Selingkuhan di Hotel, Suami ini Malah Minta Setoran Puluhan Juta

Berita Viral - Dampingi KPK, Wali Kota Risma Marah dan Semprot Pegawai Kecamatan ini

Dilansir TribunTravel.com dari laman thevintagenews.com, Coca-cola pertama kali ditemukan oleh John Pemberton, seorang apoteker yang bertempur dalam Perang Saudara sebagai tentara Konfederasi.

Pada April 1865, Pemberton bertempur dalam Pertempuran Columbus, yang oleh banyak orang dianggap sebagai pertempuran terakhir dalam Perang Saudara.

Dia menderita luka pedang yang hampir fatal di dada dan harus menggunakan morfin sebagai obat penghilang rasa sakit untuk jangka waktu yang panjang.

Tak ingin kecanduan,Pemberton memutuskan menggunakan keahlian farmasinya untuk mengembangkan obat, jadi dia mulai bereksperimen dengan berbagai tanaman, termasuk coca.

Pada 1866, hanya setahun setelah Pertempuran Columbus, dia mulai menjual minuman beralkohol bernama "Pemberton's French Wine Coca."

Dia menghasilkan minuman di apotek pribadinya, Pemberton's Eagle and Drug House.

Masuk Penjara, Ahok Malah Tambah Tajir, Ternyata ini Penyebabnya?

Tak Mau Diajak Berantem Kawanan Preman, Pemuda ini Malah Alami Nasib Mengenaskan

Kampanye Pilgub, Ganjar Pranowo Kena Semprit Siti Atiqoh

Minuman itu diiklankan sebagai obat penghilang rasa sakit, obat anti depresi, dan afrodisiak, dan segera mendapatkan popularitas.

Namun, pada 1886 Atlanta County memberlakukan undang-undang tentang penyederhanaan, yang berarti penduduk di daerah dilarang memproduksi, membeli, atau menjual alkohol.

Aturan ini sangat mempengaruhi usaha Pemberton, dan dia terpaksa mengubah minumannya menjadi minuman non-alkohol.

Pemberton mendaftarkan Coca-Cola Company dan menyempurnakan resep rahasianya yang terkenal dengan bantuan teman lamanya Willis E. Venable.

Keduanya awalnya bermaksud mengiklankan minuman tersebut sebagai obat.

Namun secara tidak sengaja mereka mencampur sirup dasar dengan air berkarbonasi dan memutuskan untuk mengiklankan minuman tersebut sebagai soda yang menyegarkan.

Meskipun Pemberton memperkirakan jika Coca-Cola suatu saat akan menjadi "minuman nasional", namun awalnya tidak begitu populer, dan Pemberton mulai menjual haknya atas resep tersebut kepada rekan bisnisnya di Atlanta.

Demi Menjadi Naga, Pria Transgender & Trans-spesies Rela Rogoh Kocek Hampir Semilyar

Usai Gelar Pesta di Atas Rel Kereta Api, Tiga Sekawan Harus Hidup Dibalik Jeruji Besi

Masalah utamanya adalah minuman tersebut tidak menyembuhkan kecanduan morphine-nya, dan kesehatannya mulai memburuk dengan cukup cepat.

Morfin adalah zat yang mahal, dan Pemberton menghabiskan sejumlah besar uang untuk memuaskan hasratnya.

Dia meninggal karena kanker perut pada 1888, sakit parah dan praktis tidak memiliki uang sepeser pun.

Namun, Pemberton bermaksud meninggalkan sebagian besar perusahaannya kepada anaknya, yang juga bernama Charles Pemberton.

Sayangnya untuk generasi penerus keluarga Pemberton, Charles Pemberton yang lebih muda memutuskan menjual sahamnya dari Coca-Cola Company, karena dia juga pecandu morfin.

Charles Pemberton meninggal hanya enam tahun setelah ayahnya dan tidak pernah menyaksikan popularitas Coca-Cola yang meningkat sampai sekarang. (Tribun Travel/Ambar Purwaningrum)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved