Tak Ada di Supersemar, Inilah Kisah Soeharto Bubarkan PKI Pasca Pemberontakan G30S/PKI
Surat perintah 11 Maret (Supersemar) yang muncul di tahun 1966 menjadi momentum peralihan kekuasaan Presiden pertama RI, Soekarno ke Soeharto.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM - Surat perintah 11 Maret (Supersemar) yang muncul di tahun 1966 menjadi momentum peralihan kekuasaan Presiden pertama RI, Soekarno ke Soeharto.
Dilansir dari Kompas.com, setelah Supersemar dibuat oleh Soekarno, Soeharto menggunakannya untuk melakukan aksi beruntun sepanjang Maret 1966.
Satu di antaranya adalah pembubaran PKI.
(Supersemar - Mengingat 3 Kontroversi Surat Perintah 11 Maret 1966, Anak Muda Wajib Tahu Nih!)
Bagaimana kisah pembubaran PKI itu terjadi ?
Surat perintah yang ditandatangani Soekarno tersebut berisi mandat kepada Soeharto untuk mengatasi situasi negara saat itu, paska Pemberontakan G 30S PKI 1965.

Dikutip dari TribunBogor, Minggu (11/3/2018), sebuah video yang diunggah akun Twitter @videosejarah, memperlihatkan kembali penuturan Soeharto soal asal muasal Supersemar dan pembubaran PKI.
"11 Maret ada sidang kabinet, dan saat itu ada pemberitaan soal Istana sedang dikepung. Sampai Bung Karno akhirnya dipindahkan ke (Istana) Bogor," kata Soeharto dalam video itu.
(8 Pesona Kidung Paramadita yang Cinta Tanah Air, Finalis Puteri Indonesia yang Jadi Idola Netizen)
Ia melanjutkan, saat itu ia tidak bisa menemani Soekarno ke Istana Bogor dengan alasan sedang sakit.
Namun, ada seorang utusan yakni Basuki Rahmat yang saat itu menjabat sebagai Panglima Kodam untuk menghadap Soeharto.
Saat bertemu, Soeharto minta dititipkan salam kepada Soekarno dan memberi tahu soal kondisi kesehatannya yang kurang baik saat itu.
Ia juga meminta agara disampaikan pesan untuk Soekarno.
(6 Fakta Jo Min Ki, Aktor yang Meninggal Diduga Bunuh Diri, Dari Kepopuleran hingga Skandal Pelecehan)
"Lalu dia tanya 'pesan apa, Pak?'. Sampaikan salam dan hormat saya dan sampaikan kalau saya sakit. Lalu sampaikan kalau saya diberi kepercayaan, keadaan ini saya atasi," ungkap Soeharto.

Lalu, mereka pun bertemu dengan Soekarno dan menyampaikan apa yang dipesankan Soeharto.
"Setelah di sana lapor, semua dimarahi beliau (Soekarno). Tapi lalu bagaimana cara mengatasi ini, percayakan pada Pak Harto. Lalu akhirnya dibuat surat tertulis dan dibuat 3. Akhirnya 11 Maret ditandatangani dan isinya memberi wewenang kepada saya dimana perlu untuk mengambil tindakan atas nama beliau (Soekarno) untuk mengamankan perjuangan revolusi dan sebagainya. Itu suatu wewenang yang luar biasa," kata Soeharto.
(Susul WANNA ONE, JBJ Juga Bakal Datang ke Jakarta Lho, Yang Mau Nonton Konsernya Buruan Beli Tiket!)
Lalu, surat itu pun disampaikan kepadanya dan saat itu ia putuskan untuk membubarkan PKI.
"Dan persyaratan sebelum ambil keputusan, ada koordinasi dengan menteri-menteri Panglima Angkatan. Saat itu rapat di Kostrad, dan semua dikonsep. Setelah jam 1 malem (12 Maret) saya tandatangani, jadi berlaku perintah bubarkan PKI," ujar Soeharto.
Tanggal 12 Maret 1966 pagi, surat tersebut diumumkan.
"Saya ditanya, pak apa nggak keliru itu pembubaran PKI, saya bilang ndak. Di surat perintah ndak ada? ya ndak ada," kata Soeharto sambil tertawa.

Beberapa hari kemudian, Soeharto menghadap Soekarno ke Jakarta dan melaporkan kalau ia telah melakukan pembubaran PKI.
(Kisah Hidup Hari Darmawan, Punya Toko Mickey Mouse hingga Habiskan Masa Tua di Taman Wisata Matahari)
Dikutip dari Kompas.com, Sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Asvi Warman Adam mengatakan, upaya pembubaran PKI bisa dilihat dari sisi politis dan bukan dari sisi ideologi.
Menurut Asvi, dengan dibubarkannya PKI, berarti upaya pengalihan atau perebutan kekuasaan dari Soekarno akan semakin mudah.
Asvi melihat saat itu Soeharto berusaha untuk memisahkan Soekarno dengan orang-orang terdekat dan para pendukungnya yang setia.
"PKI itu pendukung Soekarno. PKI itu dibubarkan bukan karena ideologinya, tetapi karena partai yang mendukung Soekarno," ujar Asvi, (6/3/2016), dikutip dari TribunBogor.
(Chika Jessica Hengkang dari ‘Hitam Putih,’ Fotonya Banjir Komentar, Netizen Soroti Wajahnya)
"Kabarnya anggotanya mencapai 3 juta orang. Artinya, 3 juta pendukung Soekarno itu sudah bubar," katanya.
Berikut videonya: