Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

9 Fakta Unik Hari Raya Nyepi di Bali, Mulai dari Pantangan hingga Pengaruh Bagi Lingkungan

Bali sebagai pulau dengan mayoritas penduduk beragama Hindu menjadi sorotan karena perayaan Nyepi.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Edwin Fajerial
Tribunnews.com
Sejumlah Pecalang desa adat Tuban berpatroli saat Hari Raya Nyepi tahun Caka 1937 di kawasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Sabtu (21/3/2015). 

Misalnya dua hari sebelum Nyepi, umat Hindu akan melaksanakan Melasti atau sembahyang di laut.

Sehari sebelum Nyepi, akan dilaksanakan Mecaru atau pawai ogoh-ogoh.

Sehari setelah Nyepi ada tradisi omed-omedan atau berciuman massal untuk menolak bala.

8. Harga hotel lebih murah

Saat Nyepi juga menjadi ajang bagi hotel untuk memberi paket dengan harga murah.

Biasanya paket akan dilengkapi makan pagi, siang, dan malam, juga ragam aktivitas menarik untuk menghibur tamu hotel di hari Nyepi.

Harga paket biasanya untuk tiga hari dua malam, dan mencapai 50 persen lebih murah dari hari biasa.

9. Pengaruhnya untuk lingkungan

Dilansir dari TribunBali menurut postingan akun Facebook Hindu Indonesia, pada saat Hari Raya Nyepi kita mereduksi dari gas Karbon Dioksida (H2O) sebanyak 20.000 ton dalam sehari.

Saat Hari Raya Nyepi di Bali dapat menghemat listrik sebanyak 60 persen, jika dirupiahkan sekitar Rp 4 miliar atau sekitar 290 (MW) Megawatt.

Lalu, Hari Raya Nyepi dapat menghemat 500.000 liter bahan bakar Solar atau Rp 3 miliar, ini dikarenakan diistirahatkannya dua pembangkit listik di Bali yakni pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Pemaron dan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) Gilimanuk.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved