Telur Berdiri Tegak di Hari Tanpa Bayangan, Berkaitan dengan Tradisi Tionghoa? Ini Penjelasannya
Banyak orang percaya kamu bisa menaruh telur dalam kondisi tegak tanpa terjatuh di 'Hari Tanpa Bayangan'.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Dwi Prastika
(5 Fakta Jaringan Pembobol Kartu Kredit di Jatim, Anggota Hacker Kolam Tuyul hingga Caranya Beraksi)
Demikian pula halnya dengan telur ayam.
Membuat telur ayam berdiri di salah satu ujung lancipnya berarti membuat titik berat telur berada di atas titik tumpunya (bagian telur yang menempel dengan alas; posisi ujung lancipnya).
Tentu saja telur akan menjadi lebih sulit berdiri apabila cairan di dalam telur masih bergerak-gerak.

Jadi telur bisa berdiri bergantung pada cangkang.
Lantas adakah sangkut pautnya dengan 'Hari Tanpa Bayangan'?
Usut punya usut, tampaknya hal tersebut bisa dibilang hanya 'kepercayaan' beberapa orang saja.
(Ucapkan Kalimat Tak Pantas Saat Siaran Langsung, Perilaku Buruk WANNA ONE Bikin Netizen Kecewa Berat)
Tradisi di 'Hari Tanpa Bayangan' ini pada awalnya berasal dari praktik menyeimbangkan telur pada awal musim semi yang tersebar luas di Tiongkok.

Praktik ini biasanya terjadi saat perayaan hari makan Kwe Cang warga Tionghoa sedunia.
Tepat pukul 12.00 siang waktu setempat, telur dapat berdiri tegak di tempat yang datar.
Ini disebabkan, pada tanggal, bulan dan jam tersebut kondisi bulan dekat dengan bumi sehingga gravitasi bumi dan bulan sangat kuat.
(Tak Hanya Guillermo Haro, Inilah 4 Astronom Hebat dan Terkenal di Dunia yang Wajib Kamu Tahu!)
Hal inilah yang membuat banyak orang Tionghoa percaya alasan itulah yang menyebabkan telur dapat berdiri tegak.
Dikutip dari Tionghoa.info, konon tradisi “menegakkan telur” ini juga dapat dilakukan pada waktu-waktu berikut: