Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pulang Kampung, Eks Driver di Arab Saudi ini Pilih jadi Sopir Suroboyo Bus, Alasannya Bikin Terharu

Setelah bertahun-tahun jadi TKI di Arab Saudi, pria ini pulang kampung dan memilih jadi sopir Suroboyo Bus, moda transportasi baru di Surabaya.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Mujib Anwar
SURYA/PIPIT MAULIDIYA
Heri Lestiono, pengendara Suroboyo Bus. 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pengalamannya menjadi sopir bus matic di Arab Saudi, ternyata menjadi bekal awal Heri Lestiono untuk mendapatkan pekerjaan di Surabaya.

Ya, setelah tiga tahun merantau di negeri orang menjadi TKI di Timur Tengah. Heri kini bersyukur bisa kembali ke tengah-tengah keluarganya di Surabaya.

Laki-laki 35 tahun ini sekarang menjadi salah satu supir Suroboyo Bus, moda transportasi baru yang menjadi ikon kota Surabaya dan baru saja diresmikan Wali Kota Tri Rimaharini, Sabtu (7/4/2018).

Naik Cukup Bayar Pakai Sampah, Suroboyo Bus Hari ini Resmi Beroperasi

Meski Cuma Bayar Sampah, Penumpang Suroboyo Bus Dimanjakan Fasilitas Mewah dan Canggih ini

Heri bahkan mengaku sempat menjadi mentor bagi teman-temannya saat pertama pelatihan supir Suroboyo Bus, oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya.

"Ya sempat berbagi pengalaman kepada teman-teman, saat pelatihan dengan Dishub, soalnya mesin Suroboyo Bus ini matic. Sementara supir bus yang mendaftar kebanyakan adalah mantan supir Damri atau supir bus mesin manual," katanya saat bersiap bertugas, Senin (9/4/2018).

Warga Rungkut Menanggal ini menjelaskan dirinya bersyukur bisa kembali ke Surabaya, padahal jika tidak mendapat pekerjaan di kota metropolitan ke dua ini, dia sudah berencana kembali ke Arab Saudi lagi.

"Saya datang dari Arab Saudi baru Januari 2018 lalu. Kemudian ada info lowongan Suroboyo Bus, dari teman-teman supir. Saya coba mendaftar dan syukur alhamdulillah bisa diterima, seandainya kemarin nggak ada pekerjaan di sini, saya berencana kembali ke Saudi," akunya.

Mau Naik Suroboyo Bus yang Bayarnya Pakai Sampah, Kalian Cukup Ngecek Lewat Aplikasi ini

Kru Suroboyo Bus Cantik dan Ganteng, Bikin Penumpang Makin Kerasan, Hingga . . .

Pilih Bekerja di Surabaya

Suami Lia Nuri Hidayah ini mengaku tak masalah meninggalkan pekerjaan di Arab Saudi, meski gaji di sana lebih besar.

"Yang penting saya bisa berkumpul dengan istri dan anak di Surabaya. Bedanya di Saudi memang lebih ketat, misalnya jalan di tol tidak boleh menggunakan kecepatan lebih dari 80 kilometer, meski tidak ada mobil. Bedanya lagi di sana jalan juga lebih lebar, tidak ada sepeda motor dan jalur kereta," akunya.

Heri Lestiono mengaku meski begitu dia bersyukur bisa mendapatkan kesempatan bekerja sebagai supir bus matic di Surabaya.

"Enak tidak terlalu capek, karena mesin matic. Lalu jaraknya juga tidak terlalu jauh, selain itu ada 2 sift mulai pukul 05.00 WIB sampai pukul 13.00 WIB lalu pukul 13.00 WIB sampai 22.00 WIB. Kita masih outsourcing 3 bulan, tapi sudah gaji UMK. Yang penting dekat keluarga," katanya, merasa lebih nyaman di Surabaya.

Mau Ambil Air Wudhu, Truk Fuso Tiba-tiba Seruduk Rumah Tono dan Warga Mojokerto

MotoGP Argentina 2018 - Cal Crutchlow Menang di Balapan Penuh Kontroversi Libatkan Marquez dan Rossi

Sampai saat ini ada 27 supir bus yang rencananya akan menjadi driver Suroboyo Bus. Mereka akan mengoperasikan 8 bus, masing-masing 4 yang berangkat mulai Bungur atau terminal Purabaya dan Terminal Wilangon.

"Banyak sebenarnya yang ingin mendaftar jadi supir driver Suroboyo Bus, soalnya bus matic ngga terlalu capek. Tapi memang harus punya sedikit pengalaman soal matic, soalnya tombol cukup banyak dan paling tidak mengetahui dasar mekanik misalnya ganti lampu yang mati," tutup ayah Ananta Ozil Fama Al Malaka (5) ini. (Surya/Pipit Maulidiya)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved