Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Resepsi Unik di Pernikahan Dua Pendekar Tapak Suci Asal Lamogan

Tak beda dengan resepsi pernikahan dua pendekar kaum Adam dan kaum Hawa warga Desa Kradenanrejo Kecamatan Kedungpring, Lamongan, Jawa Timur

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Yoni Iskandar
Surya/hanif manshuri
Ekspresi dua mempelai bersama undangan teman seperguruan silat Tapak Suci, Minggu (8/4/2018) 

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Ada-ada saja keunikan dalam prosesi pernikahan. Tak beda dengan resepsi pernikahan dua pendekar kaum Adam dan kaum Hawa warga Desa Kradenanrejo RT 01 RW 02, Kecamatan Kedungpring, Lamongan, Jawa Timur ini.

Dari kesukaannya berlatih di perguruan silat Tapak Suci, kedua insan ini sampai harus mengaktualisasikan dalam sejarah bahtera kehidupannya, yakni saat menggelar resespi pernikahan, Minggu (8/4/2018).

Keduanya mengenakan gaun pengantin bernuansa warna dan seragam kebesaran Tapak Suci, merah putih.

Ternyata apa yang dikenakannya itu dikatakan Yustika Dwi Setiana , sang mempelai puteri sebagai wujud kecintaannya terhadap silat di Perguruan Tapak Suci, tempatnya menimba ilmu bela diri selama ini.

Baca: Meski Kepres Pelaksanaan Ibadah Haji Belum Turun, Kemenag Pastikan 4 Hal untuk Calon Jemaah Haji

"Saya anggota Tapak Suci," katanya.

Yustika dan Budi Susanto, suaminya sama-sama anggota perguruan Tapak Suci yang dimiliki Muhammadiyah.

Bedanya, sebelum mereka dipertemukan, Yustika menekuni latihan di perguruan Tapak Suci dan menjadi santri di Ponpes Al-Muhajir Kadungpring, sedang mempelai putra, Budi, ada di komplek Pondok Pesantren Karangasem Paciran.

Acara resepsi juga dihadiri perwakilan dari Pimda 026 Tapak Suci Putera Muhammadiyah yang kedatangannya juga mengenakan seragam kebesaran Tapak Suci.

Ada kader, sekaligus para pesilat & fighter, Aguan Anas. Mereka foto bersama dengan gaya dan ekspresi seperti sedang berlatih silat. Demikian juga kedua mempelai.

Bagaimana dua insan beda jenis dan sama-sama anak pesantren ini bisa dipertemukan ?
Pengasuh Ponpes Al-Muhajir, Muhammad Mandom kepada tribunjatim.com mengungkapkan, bahwa apa yang dikehendaki Allah tidak akan pernah ada yang bisa menghalanginya.

Baca: Ujian Nasional Berbasis Komputer, Penjualan Alat Tulis Kantor Tahun 2018 Alami Penurunan

Demikian juga dengan perkenalan santri. binaannya dengan anak santri dari Paciran.

Mereka kali pertama dipertemukan saat ujian kenaikan tingkat (UKT) dalam jenjang di perguruan Tapak Suci di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 13 Tikung yang diadakan oleh Pimda Tapak Suci 026 Lamongan yang di pimpin Khoirul Muslimin.

Dari acara itu nampaknya awal rasa cinta itu tiba-tiba muncul dari benak Budi.

"Anak saya Yustika (santri Mandom, red) sepulang dari UKT tiba-tiba menarik tangan istri saya," ungkap Mandom.

Ternyata Yustika punya maksud hendak menceritakan tentang apa yang ditanyakan seorang kader di UKT kepadanya.

Sang kadef itu kepada Yustika menanyakan apakah Yustika sudah punya pendamping atau belum.

"Kader itu mau mengkhitbah (melamar, red) saya. Bagaimana," kata Yustika seperti ditirukan Mandom.

Baca: Usai Hijrah, Tiba-tiba Kartika Putri Lakukan Pre-wedding, Netizen Kaget Lihat Sosok Calonnya: Ustaz?

Merasa sebagai orang tua di ponpes yang selama ini membimbing Yustika, Mandom dan istri sangat penasaran dan menanyakan siapa kakak kader itu.

Dengan tersipu malu, Yustika menyebut.

"Kalau nggak salah namanya Budi," kata Yustika kala itu.

Mandom berusaha mencari tahu dan mengenal Budi. Malamnya Mandom menelusuri Budi. Dan mengoreknya melalui chat WA.

Mandom menanyakan keseriusan Budi tergadap Yustika. Apa jawaban Budi dalam WA itu.

"Afwan ustsdz, bismillah ini bagian dari sekian ikhtiar saya yang ingin melaksanakan perintah Allah dan sunnah Rasulullah," jawab Budi dalam WA.

Panjang lebar tanya jawab di WA, hingga ujungnya Mandom menyetujui maksud Budi.

"Jika niat menikahmu karena Allah, insya Allah akan di mudahkan. Bismillah saja,
Insya Allah santri saya siap untuk menerima," jawab Mandom.

Persetujuannya itu, kata Mandom didasarkan pada bahwa kader Tapak Suci itu baik, dan sudah teruji di gelanggang, termasuk jika dipelaminan.

Berlanjutlah dengan keseriusan dan akhirnya keduanya mengikat janji setia dengan ijab kabul dan dilanjutkan dengan resepsi pernikahan.

Momentum yang sangat langka, dari UKT menuju ke pernikahan.

Akad nikahpun dilangsungkan di Masjid Sabilillah Kradenanrejo Kedungpring dan dilanjutkan resepsi dengan gaun pengantin ala pendekar.(Surya/Hanif Manshuri)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved