Pilgub Jatim 2018
Khofifah Ingin Industri dengan Sigaret Kretek Tangan Tetap Dilindungi, Apa Alasannya?
Khofifah kunjungi buruh industri dengan sigaret kretek tangan (SKT) PT HM Sampoerna.
Penulis: Nurul Aini | Editor: Edwin Fajerial
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nurul Aini.
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Temui Jajaran pimpinan PT HM Sampoerna, calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa minta agar industri dengan sigaret kretek tangan (SKT) dilindungi.
Hal ini menurutnya perlu dilakukan karena melihat banyaknya tenaga kerja yang terserap dalam SKT.
Apalagi, tenaga kerja SKT banyak para pekerja perempuan yang mayoritas jadi tulang punggung keluarga.
Khofifah mendapatkn informasi bahwa selama dua tahun ini ada penurunan konsumsi untuk SKT sebesar dua persen.
( Dibilang Buruh Kayu Lapis Tidak Boleh Kalah Kali Ini, Khofifah Indar Parawansa Sampai Menangis )
"Ada penurunan SKT ke sigaret kretek mesin (SKM). Padahal SKT ini adalah produksi rokok yang padat karya sedangkan SKT adalah padat modal, ada pesan bahwa saat ini SKT dinilai old fashion dan beralih ke SKM," kata Khofifah, Jumat (13/4/2018)
Mantan Menteri Sosial tersebut menilai industri padat karya tetap harus mendapatkan perlindungan guna melindungi tenaga kerja yang ada.
Jika ada penurunn konsumsi dan produksi SKT, maka dikhawatirkan tren yang menurun tersebut bisa mengakibatkan penurunan suplai industri yang menampung tenaga kerja khususnya perempuan.
"Nah untuk menjaga SKT, yang punya tugas adalah owner. Supaya owner bisa menjaga dengan berbagai macam promosi, supaya industri padat karya bisa terus terjaga," kata Khofifah.
( Kunjungi Pasar Soponyono Surabaya, Khofifah Indar Parawansa Disambut Riuh Pedagang )
Namun, Khofifah menegaskan bahwa anak-anak tetap tidak boleh merokok sebab yang boleh merokok adalah yang dewasa.
Kedatangan Khofifah ditemui Manager Fiskal Affair PT HM Sampoerna, Yovan Sudarman dan Markus Horsea Head of Manufacturing PT HM Sampoerna.
Yovan memberi dukungan pada kebijakan Khofifah yang ingin melindungi industri padat karya.
Ia menyebut secara nasional perusahaan yang memiliki 65.000 tenaga kerja ini, industri padat karya harus dilindungi.
( Gantikan Khofifah Indar Parawansa, Arumi Bachsin Hadiri Acara Harlah Muslimat Sidoarjo )
Sebab, besar tenaga kerja yang diserap untuk menyuplai permintaan rokok kretek di Indonesia.
"Sumbangan pajak bea cukai kita mencapai Rp 63 trilliun. Kami berharap cukai tidak dinaikkan drastis atau siginifikan, bukannya kami menentang kenaikan bea cukai, tapi harus dilihat apakah iklium industri sedang berkembang atau tidak, paling tidak dipertimbangkan parameter inflasi supaya bisa pulih kembali," kata Yovan.