Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Masuk Survei Cawapres, Reaksi Risma Tak Terduga, Terkuak Profesi yang Diinginkan Usai Jadi Walikota

Nama Walikota Risma masuk dalam survei cawapres. Tapi reaksinya malah tak terduga seperti ini. Apa ya reaksinya?

Penulis: Nurul Aini | Editor: Januar
SURYA/PIPIT MAULIDIYA
Risma saat membersihkan Pasar Keputran, Senin (5/3/2018). 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Menjelang Pilpres 2019, suhu perpolitikan di Indonesia semakin memanas.

Sejumlah tokoh pun mulai bermunculan untuk ikut meramaikan momen tersebut.

Survei Litbang Kompas menunjukkan, Wakil Presiden Jusuf Kalla paling banyak dipilih responden untuk kembali maju di Pilpres 2019 mendampingi Presiden Joko Widodo. Meski masih ada perdebatan terkait bisa atau tidaknya Kalla kembali maju sebagai cawapres setelah dua kali menduduki posisi itu, ia dipilih 15,7 persen responden.

"Dasar argumentasinya, di balik pilihan status quo tersingkap kecenderungan sebagian besar responden yang merasa puas dengan kinerja Jokowi-Kalla selama ini," kata peneliti Litbang Kompas, Bestian Nainggolan, seperti dikutip dari harian Kompas, Selasa (24/4/2018).

Baca: Perkosa Siswi Sendiri, Guru SD Terus Mengajar di Sekolah, SMS Pelaku dan Korban Ungkap yang Terjadi

Dilansir dari Kompas.com, mayoritas pendukung Jokowi juga solid mendukung Jusuf Kalla, yakni 66,2 persen. Hanya 29,8 persen pendukung Jokowi yang menyatakan penolakan.

Tokoh kedua yang paling banyak dipilih responden sebagai cawapres Jokowi adalah bekas rivalnya di Pilpres 2014, Prabowo Subianto.

Ketua Umum Partai Gerindra itu dipilih 8,8 persen responden.

Sejauh ini, Prabowo sebenarnya sudah menyatakan kesiapannya kembali maju sebagai capres.

Baca: Lagi Hamil dan Foto Bareng Indra Herlambang, Kaki Marissa Nasution Disorot Netizen

Namun, ada juga kabar bahwa pihak Jokowi dan Prabowo masih menjajaki kemungkinan berduet bersama.

"Kombinasi Jokowi-Prabowo merupakan pilihan unik, suatu peleburan dikotomi. Pertimbangannya tidak hanya sekadar tingginya peluang kemenangan. Kombinasi Jokowi-Prabowo juga dipandang berpotensi mengeliminasikan persaingan kedua sosok itu," kata Bestian.

Namun, pasangan Jokowi-Prabowo ini lebih banyak mendapat penolakan dari pendukung Jokowi sendiri.

Sebanyak 49,9 persen responden yang mendukung Jokowi setidaknya menyatakan penolakan dan hanya 42,2 persen yang setuju.

Baca: Ingat Bule Bertato yang Dulu Tolong Bocah Kurus? Bertahun-tahun Berlalu, Kini Nasibnya Jadi Begini

Setelah Jusuf Kalla dan Prabowo, ada tokoh lain dengan latar belakang berbeda, seperti Gatot Nurmantyo (5,3 persen), Susi Pudjiastuti (4,8 persen), Mahfud MD (3,8 persen), Wiranto (3,2 persen).

Kemudian, Agus Harimurti Yudhoyono (3,1 persen), Sri Mulyani (2,8 persen), Tri Rismaharini (2,7 persen), Anies Baswedan (1,9 persen), dan tokoh lainnya (16,6 persen). Responden yang tidak menjawab 23,2 persen.

Survei tatap muka ini dilakukan kepada 1.200 responden secara periodik oleh Litbang Kompas pada 21 Maret-1 April 2018.

Populasi survei warga Indonesia berusia di atas 17 tahun.

Baca: Ingat Bule Cantik yang Nikahi Pria Asal Padang? 3 Tahun Berlalu, Nasibnya Sekarang Jadi Seperti Ini

Responden dipilih secara acak bertingkat di 32 provinsi Indonesia dan jumlahnya ditentukan secara proporsional. Tingkat kepercayaan survei ini 95 persen, margin of error plus minus 2,8 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Baca: Ingat Lisa “Face Off” yang Alami KDRT? 14 Tahun Berlalu, Tak Disangka Nasibnya Sekarang Jadi Begini

Reaksi Risma

Nama Tri Rismaharini kembali dipertimbangkan dalam dunia perpolitikan.

Kali ini nama Risma muncul dalam bursa Calon Wakil Presiden (Cawapres) dalam pemilu 2019.

Hasil survei Litbang Kompas, nama Wali Kota Surabaya tersebut muncul dalam sebagai cawapres mendampingi Joko Widodo dan juga mendampingi Prabowo.

Dalam survei tersebut Risma memperoleh 2,7 persen suara sebagai Cawapres Joko Widodo di bawah nama Sri Mulyani.

Sedangkan jika disandingkan dengan Prabowo Risma mendapat angka 1,5 persen atau diurutan paling bawah.

Menanggapi hal tersebut Risma tidak mau ambil pusing.

"Aku jadi wali kota saja mumet," kata Risma, Rabu (25/4/2018)

Risma memastikan sejauh ini tidak komunikasi apapun baik dengan partai politik maupun pihak lainnya.

Kesibukan yang dijalani adalah sebagai kegiatannya selaku wali kota Surabaya.

Ditanya mengenai rencana setelah menyelesaikan jabatan wali kota, Risma berkelakar mau jadi wartawan dibanding menjabat.

"Nanti aku setelah selesai wali kota, jadi wartawan," kata Risma.

Risma menegaskan dirinya merasa jabatan adalah hal sulit yang harus dijalani karenanya ia tidak mau memutuskan mengambil suatu jabatan.

Terlebih, kata Risma angka 2,7 persen bukan apa-apa dibanding banyak calon lain yang lebih baik.

"2,7 persen ae kate maju rek, aku iki sopo (2,7 persen saja mau maju, aku ini siapa?)" kata Risma.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved