Pilgub Jatim 2018
Mayday, Khofifah dan Emil Ziarah ke Makam Marsinah di Nganjuk
Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto mengunjungi makam pejuang buruh, Marsinah,
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, NGANJUK - Memperingati Hari Buruh, pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Timur nomor urut 1, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto berziarah ke makam pejuang buruh, Marsinah, Selasa (1/5/2018).
Di pusara Marsinah, yang berlokasi di Desa Nglundo Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk, Khofifah dan Emil mengirimkan doa dan penghormatan pada tokoh yang dijuluki pahlawan para buruh tersebut.
Khofifah memimpin Emil dan rombongan untuk membacakan tahlil untuk pejuang perempuan tersebut. Rombongan buruh yang juga ziarah ke makam Marsinah pun ikut bergabung.
Cawagub Emil mengatakan, hari buruh yang diperingati hari ini merupakan momen untuk teman-teman buruh memperjuangkan hak-haknya.
Baca: 9.850 Massa Buruh Rayakan May Day 2018 di Surabaya
Dikatakan Bupati Tenggalek non aktif ini, tokoh Marsinah adalah perempuan yang tangguh dan menjadi penggerah buruh untuj berani memperjuangkan yang menjadi hak mereka.
"Saya bersyukur hari ini bisa nyekar ke makam Marsinah. Beliau yang aktif berjuang untuk hak buruh. Dan setelah beliau wafat, buruh bukannya melemah, melainkan semakin solid untuk memperjuangkan hak buruh," ucap Emil.
Lebih lanjut, pria yang meraih gelar doktor di usia 22 tahun ini menyebut bahwa saat ini yang perlu diperjuangkan bukan hanya upah bekerja. Melainkan juga kontrak ketenagakerjaan.
"Saat ini yanh diperjuangkan bukan hanya upah kerja tapi juga mengenai kontrak ketenagakerjaan," tegas Emil.
Saat ada di makam Marsinah, rombongan Khofifah dan Emil disambut oleh rombongan serikat pekerja dari Nganjuk yang juga ziarah ke Makam Marsinah.
Salah satu diantara mereka berpesan agar Khofifah juga ikut membantu perjuangan mereka dalam melindungi hak-hak buruh.
"Perjuangkan kami ya Bu, kami doakan bu Khofifah dan Pak Emil sukses," kata Hanif Muhtashar.
Baca: Kunjungi Desa Sendi Mojokerto, Emil Komitmen Lestarikan Desa Adat
Sementara itu, dalam wawancara dengan media, Khofifah mengatakan bahwa Marsinah adalah tokoh perempuan teladan. Demi kesejhateraan dirinya dan rekan-rekannya, dirinya rela berkorban.
"Apa yang dilakukan Marsinah menjadi catatan sejarah. Sehingga pemerintah harus memberikan perlindungan dan kesejhateraan pada buruh, saat ini beberapa lini memang masih butuh ditjngkatkan," kata Khofifah.
Terutama untuk UMK pekerja di luar ring 1 Jawa Timur yaitu Surabaya Sidoarjo dan Gresik. Sehingga pihknya berharap masih adanya kesenjangan itu bisa diatasi.
Usai ziarah, Khofifah juga menyempatkan diri untuk mampir ke kediaman keluarga Marsinah.
Marsinah sendiri adalah seorang aktivis buruh yang meninggal di tahun 1993 di usia 24 tahun. Ia dibunuh lantaran memperjuangkan hak-hak buruh di tempatnya bekerja. (Fatimah)