Wisuda Berujung Maut, Santri Tewas Saat Atraksi Lindas Mobil, Detik-detik Kejadiannya Mengerikan
Acara wisuda siswa yang lulus ditambahi dengan atraksi bela diri mengakibatkan salah satu santri meninggal dunia akibat terlindas.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM - Kejadian nahas baru saja terjadi di Jalan Limunjan, RT 21, Kelurahan Sambaliung, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Utara, Kamis (3/5/18).
Pelepasan dan perpisahan kelas IX Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Kholil berujung maut.
Acara wisuda siswa yang lulus ditambahi dengan atraksi bela diri dari Pagar Nusa mengakibatkan salah satu santri bernama Rangga (16) meninggal dunia akibat terlindas.
Dilansir dari TribunKaltim, dalam acara wisuda yang dihadiri oleh Bupati Berau, Muharram ini, ada enam santri yang terlibat dalam atraksi, yakni Rangga, Jodi, Khairul, Ambar, Asdar, dan M Nur.
Baca: Ingat Manohara? Dulu Heboh Nikahi Pangeran hingga Terkenal di Indonesia, Begini Kabarnya Sekarang
Video atraksi tersebut beredar di media sosial.
Satu di antaranya diunggah oleh akun Instagram @ics_infocegatansolo, Jumat (4/5/2018).
Dilansir dari TribunStyle, dalam video awalnya anak-anak dalam video tampak baik-baik saja ketika mereka dilindas motor trail.
Namun aksi berlanjut ketika sebuah mobil bak terbuka, melindas tubuh mereka dengan ban depan dan belakang bagian kiri.
Sementara ban bagian kanan tetap berada di tanah.
Baca: 5 Fakta Sir Alex Ferguson, Mantan Pelatih MU yang Alami Pendarahan Otak, No 4 Tak Banyak yang Tahu
Laju kendaraan sempat tersendat ketika melindas 2 orang pertama.
Setelah mobil selesai melewati tubuh mereka, empat orang lainnya langsung berdiri.
Sementara dua anak bernama Rangga dan Jodi terlihat tak sadarkan diri.

Keduanya dilarikan ke RSUD Abdul Rivai untuk mendapat perawatan.
Sayangnya, nyawa Rangga tak terselamatkan.
Kasus ini sudah ditangani oleh pihak kepolisian Berau.
Baca: Hasil Juventus Vs Bologna, Si Nyonya Tua Berpotensi Kunci Gelar Juara Liga Italia Asal . . .
Kapolres Berau, AKBP Pramuja Sigit, melalui Kasatreskrim, AKP Andhika Dharma Sena mengatakan, sejauh ini pihaknya telah mengumpulkan keterangan dari enam orang saksi.
"Saksi-saksi dari kelompok bela diri dan pengelola pesantren. Kami mengajukan pertanyaan, kegiatanya seperti apa, prosedurnya bagaimana? Itu yang sedang kami dalami," ujarnya, Jumat (4/5/2018), dikutip dari TribunKaltim.
Ditanya apakah ada unsur kelalaian dalam peristiwa yang memakan korban jiwa ini, dirinya mengatakan, kasus ini masih dalam penyidikan sehingga belum dapat memberikan keterangan lebih lanjut.
Baca: Tulis ‘Rakyat Jelata’, Yuliast Mochamad Banjir Komentar Pedas: Langit Tak Perlu Jelaskan Dia Tinggi
"Kami akan melakukan gelar perkara. Saya sempat meninjau TKP (Tempat Kejadian Perkara) dan ke rumah sakit. Informasi yang saya dapat, korban dalam kondisi pingsan saat dibawa ke rumah sakit, kemudian meninggal. Jadi meninggalnya di rumah sakit," tandasnya.
Selain memeriksa sejumlah saksi, Polres Berau juga mengumpulkan sejumlah barang bukti, termasuk rekaman video salah satu stasiun televisi lokal yang merekam aksi tersebut.
Informasi yang beredar menyebutkan, beberapa peserta aksi belum pernah melakukan latihan sebelumnya, sehingga mereka pun tidak kuat menahan beban kendaraan yang melindasnya.
"Kami akan dalami, penyidik masih melakukan penyidikan," katanya lagi.
Baca: BREAKING NEWS - Abah Imron, Sesepuh Bonek sekaligus Pencipta Lagu Iwak Peyek Tutup Usia
Sementara, Ketua Panitia Perpisahan Santri Al Kholil, Rohim mengaku tidak mengetahui peristiwa yang menewaskan seorang pesertanya.
"Saya tidak tahu, karena tidak ada di lokasi. Saya sedang berada di dalam rumah karena ada tamu dari Bulungan," ujarnya singkat.
Banyak pihak yang menyayangkan peristiwa yang menewaskan Rangga ini.
Menurut Amir, warga Kecamatan Sambaliung yang hadir dalam kegiatan itu, atraksi itu terbilang nyeleneh.
"Karena itu acara lulusan pelajar MTS (setingkat SMP), masa menampilkan acara begitu," ujar Amir.
Baca: Resmi Bubar, Ini 8 Fakta JBJ, Boy Group yang Terbentuk dari Imajinasi Fans Produce 101 Season 2
Saat atraksi berlangsung, menurut Amir, mayoritas para remaja dan wanita memilih menutup mata karena merasa ngeri melihat aksi itu.
"Saya saja ngeri, apalagi waktu dua orang itu tidak bangun. Orang-orang langsung berlarian mendekat, ternyata benar, ada yang celaka," tandasnya.
Sementara itu, pengelola pondok pesantren memilih untuk bungkam.
Bahkan seorang pria di lokasi acara, sempat meminta salah seorang jurnalis televisi yang merekam kejadian itu, untuk tidak menayangkannya.
Baca: Netizen Sebut Arti Nama Anak Franda Penyakit hingga Kematian, Samuel dan Istri ‘Ngamuk’ Balas Begini
“Rekaman itu sudah diminta Polres Berau, katanya untuk bahan penyelidikan,” ungkap Widi dari Berau Vision yang dikutip dari Tribunkaltim.
Bahkan, pihak RSUD Abdul Rivai, tempat korban dilarikan setelah kecelakaan sempat enggan memberikan komentar terkait kondisi korban yang dilaporkan tewas akibat luka dalam.