Pilgub Jatim 2018
Mantan Deputi Bappenas Nilai Emil Dardak Punya Jam Terbang dan Cocok Pimpin Jawa Timur
Untuk Jawa Timur, mantan Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, Dedy S Priatna menilai, Emil Elestianto Dardak merupakan sosok yang tepat.
Penulis: Aqwamit Torik | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Aqwamit Torik
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Untuk Jawa Timur, mantan Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, Dedy S Priatna menilai, Emil Elestianto Dardak merupakan sosok yang tepat untuk bisa membangun dan mengembangkan infrastruktur karena pengalamannya.
Selain itu, ia menambahkan, Emil punya pengalaman dan sejarah yang serius dalam pengembangan infrastruktur.
”Saya tidak ngecap, ini pengalaman saya dan banyak teman yang pernah berinteraksi langsung dengan Mas Emil,” ujar Dedi saat dihubungi wartawan, Senin (7/5/2018).
Baca: Siap Menangkan Paslon Khofifah-Emil, Begini Cara Muslimat NU Magetan Galang Suara
Dedy yang sudah berjibaku di Bappenas hingga 30 tahun tersebut lalu menceritakan bagaimana peran Emil Dardak yang kerap ia minta menjadi konsultannya.
Pemerintah, lanjut Dedy, tidak memiliki dana yang cukup untuk membangun infrastruktur di seluruh Indonesia.
Dia lalu menceritakan bagaimana rencana pembangunan Umbulan di Surabaya terkendala sampai 30 tahun sejak tahun 1970-an karena faktor minimnya dana dari pemerintah.
Karena itu pelibatan swasta lalu menjadi solusi.
Baca: Ratusan Anggota Paguyuban Campur Sari Guyup Rukun Susigres Geruduk Rumah Aspirasi Khofifah-Emil
”Lalu munculah istilah 'public private partnership' atau kerja sama pemerintah dengan badan usaha,” ujar deputi Sapras Bappenas pada masa Ketua Bappenas Adrianov Chaniago tersebut.
Namun, satu prinsip pokok bahwa infrastruktur itu punya masyarakat dan tidak boleh dimiliki swasta.
Pihak swasta setelah membangun punya waktu 20 hingga 30 tahun sesuai perjanjian sebelum bangunan infrastruktur itu dikembalikan ke pemerintah.
Hanya saja solusi ini belum memadai.
Ada tiga hal yang menjadi masalah besar.
Baca: Sapa Fans di Siaran V Live Perdana, Takada Kenta Curhat soal Janji Member JBJ saat Konser Terakhir
Pertama, ada infrastruktur yang sama sekali tak diminati swasta karena dianggap tidak memiliki nilai jual memadai.
Kedua, terkait permodalan dari bank yang hanya bisa dengan skema pinjaman jangka pendek dengan tenor 3 hingga 7 tahun.
Setelah tujuh tahun dilakukan akad baru lagi jika ingin memperpanjang.
Tak sampai di situ, pihak bank pun tak langsung bisa meng-ACC tawaran skema pembiayaan insfrastruktur.
Portofolio dan penjaminan kredit juga menjadi masalah tersendiri.
Baca: Sampaikan Tausiyah saat Haflah, Khofifah Ceritakan Kisah Inspiratif Seorang Perempuan Hebat
Sebagai orang kepercayaan Bank Dunia yang sering diminta memberi advice, terutama terkait pengembangan infrastruktur, Emil Dardak saat itu bersama pihak Kementerian Keuangan menemukan solusi, berupa, pembiayaan infrastruktur jangka panjang hingga 20 sampai 30 tahun.
Lalu berdirilah sebuah badan usaha milik negara di bawah Kementerian Keuangan dengan nama Sarana Multi Infrastrukture (SMI) dan Emil Dardak ditunjuk sebagai Presiden Direkturnya.
”Ini lembaga pertama kali ini di Indonesia, saya tidak bohong , bahkan bisa tanya sama Ibu Sri Mulyani Indrawati (saat ini Menteri Keuangan RI),” tegas Dedi.
Keberadaan SMI inipun meski menjadi solusi mendasar, ternyata belum dianggap cukup.
Baca: Johann Zarco Tercepat, Berikut Hasil Lengkap Tes MotoGP di Sirkuit Jerez Angel Nieto Spanyol
Sebab, pelaksana proyek ternyata masih membutuhkan penjaminan dari pemerintah, bahwa proyek yang dikerjakan bernar-benar dijamin pembiayaan dan keamanannya hingga selesai.
”Dari sini pun lalu muncullah solusi yakni berdirinya lembaga baru yakni PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII),” ujar Dedy.
Berdirinya lembaga ini juga tidak terlepas dari tangan dingin Emil dan pihak Kementerian Keuangan.
Di PT PII ini Emil juga didapuk dengan jabatan mentereng, yakni sebagai Vice President at Indonesia Infrastructure Guarantee Fund.
Baca: Billy Syahputra ‘Minta Nafkah Rp 20 Juta’, Netizen Beri Komentar Pedas: Kesombongan Menghancurkanmu
”Kita semua bisa bayangkan bagaimana peran dan jasa Mas Emil Dardak untuk infrastruktur di Indonesia,” tanya Dedi kemudian.
Terkait pencalonan Emil sebagai Calon Wakil Gubernur Jawa Timur, Dedy secara pribadi menyebut sudah tepat.
”Jawa Timur membutuhkan orang seperti Emil Dardak. Dia adalah Orang Infrastruktur,” tandas Dedy.