Ingin Adopsi Inovasi Banyuwangi, Bupati Trenggalek Boyong Belasan Kepala OPD Temui Anas
Berbagai inovasi yang dikembangkan Banyuwangi menarik para kepala daerah untuk ramai-ramai mempelajarinya.
Penulis: Haorrahman | Editor: Mujib Anwar
“Kami senang semuanya berbagi pengalaman, seperti Mas Arifin ini sosok yang bagus, dia tahu apa yang harus dilakukan, geraknya berbasis kinerja, selalu melihat persoalan lapangan,” imbuh Anas.
Sejumlah hal yang menjadi fokus untuk dikolaborasikan adalah peningkatan pelayanan publik dan upaya mengggerakkan ekonomi lokal.
Dalam dua tahun terakhir, Banyuwangi menjadi kabupaten pertama dan satu-satunya yang meraih nilai A (tertinggi) dalam penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang dikeluarkan pemerintah pusat.
Pemkab Banyuwangi juga meraih posisi empat se-Indonesia dalam penilaian Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD) terhadap laporan penyelenggaraan pemerintah daerah, padahal pada 2010 peringkat Banyuwangi ada di angka 156.
“Kami juga tertarik inovasi-inovasi Banyuwangi dalam berbagai program, termasuk ekonomi lokalnya,” kata Arifin.
Di Banyuwangi, kemiskinan berhasil diturunkan ke level 8,6 persen, padahal sebelumnya selalu di atas dua digit. Angka itu berada di bawah rata-rata nasional dan Jatim.
Pendapatan per kapita warga juga melonjak menjadi Rp41,46 juta per orang per tahun dibanding awalnya Rp20 juta. (Surya/Haorrahman)