Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Serangan Bom di Surabaya

Diajak Ortu Ngebom Polrestabes, Tubuh Bocah 7 Tahun ini Terlempar 3 Meter, Mukjizat Tuhan Datang

Peristiwa mustahil, tidak masuk akal, dan penuh mukjizat terjadi saat bom bunuh diri menyalak di Mapolrestabes Surabaya.

Editor: Mujib Anwar
Kolase TribunJatim.com
Video detik-detik bocah yang dibonceng pelaku selamat dari serangan bom di Mapolrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018). 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Peristiwa mustahil, tidak masuk akal, dan penuh mukjizat terjadi saat bom bunuh diri menyalak di Mapolrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018) pagi.

Bom bunuh diri tepat di gerbang Polrestabes Surabaya tersebut dilakukan oleh satu keluarga. 

Mereka berjumlah 5 orang yang datang menjalankan aksi bom bunuh diri pada pukul 08:50 WIB menggunakan 2 unit sepeda motor.

Dari kelimanya, 4 tersangka tewas di lokasi saat aksinya dihalau oleh polisi yang berjaga di gerbang Polrestabes Surabaya.

Satu bocah berusia 7 tahun yang merupakan anak tersangka selamat meski sempat mendapat luka ledakan dan terlempar setinggi 3 meter sebelum kembali terjatuh.

Ajak 4 Anaknya yang Bocah Bunuh Diri Bom 3 Gereja, Begini Perilaku Aneh Keluarga Dita dan Puji

Mantan Pentolan JI dan Adik Trio Bomber Bali Ungkap Sebab Surabaya Dibom, Astaga Ternyata

Polisi menyebut ada campur tangan Tuhan atas selamatnya bocah perempuan 7 tahun yang diajak menjadi pelaku bom bunuh diri oleh orangtuanya di Mapolrestabes Surabaya, Senin (14/05/2018).

"Ini mungkin rencana Tuhan. Seorang anak di tengah bom meledak diambil oleh  AKBP Ronny (Kasat Reskoba Polrestabes Surabaya). Dilarikan dari peristiwa bom itu untuk diselamatkan. Ini rencana Tuhan, dan kita berikan perawatan intensif," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera.

Berikut videonya:

Tiga Orang Bercadar Masuk Gereja Kristen Indonesia, Lalu Bom Meledak dan Menghancurkan Semua

BREAKING NEWS : Pelaku Bom Bunuh Diri Tiga Gereja Adalah 6 Orang Sekeluarga Asal Rungkut Surabaya

Kombes Frans Barung Mangera mengatakan anak perempuan itu dirawat intensif di Rumah Sakit Bhayangkara.

"Tadi saya sudah melihat instensif perawatannya, karena terus terang anak itu terlempar sekitar 3 meter ke atas kemudian jatuh lagi," kata Barung di Mapolda Jawa Timur, Surabaya.

Anak perempuan berinisial AIS itu disebut membutuhkan perawatan intensif yang cukup agar dapat mengembalikan kondisinya seperti semula.

Barung meminta agar semua pihak mendoakan AIS yang merupakan anak dari terduga pelaku teror satu keluarga yang tewas di Mapolrestabes Surabaya supaya segera kembali sehat.

Seperti diketahui ledakan bom bunuh diri terjadi di Polrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018).

Kejadian ini terjadi di pintu masuk Mapolrestabes Surabaya, Jalan Sikatan, Surabaya sekitar pukul 08.50 WIB.

Kisah Pilu Wenny yang Saksikan Detik-detik Pelaku Ledakkan Bom dan Merenggut Dua Anaknya

Ali Fauzi: Pelaku Terafiliasi dengan ISIS dan Ingin Balas Dendam Kasus Mako Brimob

Di media sosial beredar rekaman CCTV detik-detik saat bom bunuh diri meledak.

Video CCTV tersebut sangat jelas merekam saat bom meledak dan melukai beberapa anggota polisi yang berjaga.

Awalnya, terlihat sebuah mobil hitam sedang melaju di depan pintu penjagaan.

Ada sekitar 4 polisi yang tengah berjaga, lalu ada 2 orang pria lainnya di dekat lokasi.

Mobil tersebut berhenti di depan pos penjagaan.

Tiba-tiba, ada 2 sepeda motor datang dan langsung dihadang 2 petugas polisi.

Pengendara sepeda motor di depan berboncengan.

Kisah Menyayat Hati 16 Jam Cari Tante Korban Bom di GPPS Arjuno, Saat Ketemu Malah Tak Tega

Pelaku Ledakan di Rusun Sidoarjo 6 Orang, Semua Masih Sekeluarga, Kondisinya Mengerikan

Sementara motor di belakangnya dikendarai pria yang membonceng diduga anak kecil dan seorang wanita.

Saat diberhentikan, tiba-tiba terjadi ledakan besar.

Ternyata empat pengendara motor itu lah pelaku bom bunuh diri.

Bom bunuh diri dilakukan oleh satu keluarga yang menggunakan dua sepeda motor, yakni Honda Beat L 6629 NN dan Honda Supra L 3559 D.

Keluarga tersebut beranggotakan 5 orang, 4 di antaranya tewas di tempat.

Sedangkan, satu anak kecil kelahiran 2010 hidup dan kini dalam kondisi terluka.

Anak kecil itu diselamatkan oleh AKBP Roni Faisal Saiful Faton.

Puji Kuswati yang Ajak 2 Anaknya Ngebom Gereja, Ternyata Anak Orang Terpandang di Banyuwangi

AKBP Roni Faisal Saiful Faton merupakan Kasatresnarkoba Polrestabes Surabaya.

Saat itu, Roni mengaku melihat anak perempuan menangis dan menyangkut di motor bersama ibunya.

"Saya teriak, berdiri nak. Saya takut mobil yang terbakar meledak," jelas Roni.

Begitu anak berdiri, kata Roni, dirinya kemudian berlari dan menyambar anak perempuan berumur 7 tahunan itu.

"Saya langsung angkat anak itu," aku AKBP Roni Faisal Saiful Faton.

"Saya bopong, yang penting anak itu segera dibawa ke rumah sakit," lanjutnya.

Anak kecil tersebut belum diketahui identitasnya secara rinci.

Dita si Pengebom Gereja di Surabaya Pernah Kuliah di Unair, Tapi Drop Out Gara-gara . . .

Namun, identitas mulai terkuak dari tulisan di celana dalamnya.

Hal itu diungkapkan Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera dalam tayangan Kompas TV.

Saat menyebutkan identitas anak kecil, terungkap dari tulisan di celana dalam.

Dikutip dari TribunnewsBogor (grup Surya.co.id), inisial nama yang tertulis di celana dalam anak kecil tersebut ialah AIS.

Belum dapat dijelaskan apakah itu nama asli atau sekadar inisial. Sang anak telah dilarikan di rumah sakit.

Seorang anak kecil terlihat selamat dari bom yang meledak di gerbang pemeriksaan.

Bocah berkerudung tersebut tampak merangkak dari samping mobil dan motor yang rusak akibat bom.

Berkat Aksi Heroik Aktivis Gereja ini Lawan Teroris, Jemaat Gereja Santa Maria Banyak Terselamatkan

Sementara api dan asap ledakan masih mengepul, ia mencoba berdiri sendiri.

Polisi yang berada di sekitar berteriak "Astaghfirullah" ketika melihat sang bocah.

Tim inafis Polrestabes Surabaya mencoba menghampiri, namun AKBP Ronny Faisal langsung menggendongnya.

Ia membawa bocah berusia sekitar 7 tahun itu untuk masuk ke Mako Polrestabes Surabaya.

AKBP Ronny Faisal pun menjelaskan kronologi kejadiannya melihat bocah yang belum diketahui namanya itu.

"Saya dapat kabar ledakan, berangkat dari pintu belakang," katanya pada TribunJatim.com (grup Surya.co.id) melalui sambungan telepon.

"Posisi sudah meledak dan dia ada diantara dua motor itu," sambungnya.

BREAKING NEWS - Update Terbaru, 18 Orang Tewas Akibat Bom Gereja, Terbanyak di Santa Maria

Ditambahkan Rony, kondisi anak tersebut terluka dan berdarah akibat posisinya yang berada di belakang motor peledak.

"Luka berdarah semua. Meledak motor di depan, dia di belakang bersama ibunya. Kondisi ibunya meninggal," kata Rony.

Ia melihat anak tersebut tergeletak, namun kemudian tubuhnya bergerak dan mencoba bangun.

Seketika, kata Ronny tangannya lekas merangkul anak itu dan menggendongnya.

"Dia linglung berdarah-darah, luka. Saya pikir pingsan kok bangun saya ambil," terangnya.

"Posisi saya di depan samping. Saya langsung lari, panggilan hati," tambahnya. (tribunjatim.com/suryaco.id)

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved