Sikap Ganjil Keluarga Pengebom Polrestabes Surabaya: Tertutup dan Kebiasaan Misterius Usai Maghrib
Kebiasaan keluarga pelaku pengeboman di Polrestabes Surabaya. Hal-hal misterius yang sering dilakukan keluarga.
Suwito, Ketua RT 08 RW 02 mengatakan, sehari-hari Tri Murtiono sekeluarga dikenal sebagai pengusaha teralis besi yang tinggal sekitar empat bulan di Medokan Ayu.
"Orangnya biasa aja, kesehariannya interaksi juga kurang, jadi tertutup," ungkap Suwito pada TribunJatim.com, Selasa (15/5/2018).
Dalam kesehariannya yang tertutup, Tri Murtiono sempat sesekali terlihat berpartisipasi pada kegiatan warga seperti penjagaan siskamling.

2. Kegiatan yang sering dilakukan setelah senja dan malam hari.
Saat ditanya perihal aktivitas di rumahnya, Suwito mengatakan hal mengejutkan.
Ia tidak pernah melihat ada pengajian ataupun perkumpulan orang di rumah warna oranye tersebut.
"Tidak pernah mengundang orang, di samping itu (rumah) ada musala dan gak pernah terlihat (ada kegiatan perkumpulan)," jelas Suwito.

Selama ini, warga sekitar tidak menaruh curiga lantaran menurut mereka aktivitas Tri Murtiono biasa saja.
"Setahu saya mereka justru keluar. Setelah maghrib keluar dan gak tahu pulangnya kapan," pungkas Suwito.
Dikenal Tertutup, Pelaku Bom Polrestabes Surabaya Kontrak Rumah Rp 32 Juta Lewat Jual Beli Online
3. Setahun sekali bertemu dengan sosok ini.
Keluarga pengebom itu tampaknya tinggal di sebuah perumahan.
Sebuah rumah di semi perumahan milik keluarga Triono itu diketahui seharga 32 Juta.
Rumah berwarna orange dua lantai yang berada di Jalan Tambak Medokan Ayu Gang VI dikontrak oleh pelaku Tri Murtiono sekeluarga melalui jual beli online.

"Ngontrak dua tahun seharga Rp 32 juta tapi baru dibayar sekitar Rp 16 sampai 20 juta."
"Lewat jual beli online, ketemu sekali sama pemilik rumahnya," kata Hamid Ketua RW 02 Medokan Ayu saat ditemui di lokasi.