Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Semarak Ramadan 2018

Waspadai Pola Makan Berlebihan di Bulan Ramadan, Jangan Sampai Lapar Mata dan Kalap Saat Berbuka

Tak sedikit yang kalap dan membeli banyak makanan untuk berbuka. Namun, kita harus berhati-hati dengan satu penyakit yang identik dengan Ramadan.

Editor: Dwi Prastika
Istimewa
Ilustrasi 

TRIBUNJATIM.COM - Hari ini merupakan hari pertama puasa Ramadan 1439 H, Kamis (17/5/2018).

Salah satu hal yang identik dengan Bulan Ramadan adalah semakin banyaknya penjual makanan dan minuman jelang waktu berbuka.

Tidak sedikit yang akhirnya kalap dan membeli banyak makanan dan minuman untuk berbuka.

Namun, kita harus berhati-hati dengan salah satu penyakit yang identik dengan Bulan Ramadan, yaitu maag.

Baca: Kumpulan Lengkap Niat Puasa Ramadan, Doa Berbuka, Niat Salat Sunat Tarawih dan Witir, Simak Hukumnya

Assistant Brand Manager Mylanta, Dinda Parameswari mengungkapkan, studi internal Mylanta menemukan bahwa 63 persen sakit maag timbul karena pola makan.

"Seperti makan tidak teratur, telat, dan makan sembarangan," kata Dinda dalam konferensi pers di Kota Kasablanka, Jakarta, Selasa (15/5/2015).

Namun, data lainnya mengungkapkan bahwa maag juga muncul karena kebiasaan makan berlebihan. 

Dinda menyebutkan, 2,5 juta orang berpotensi sakit maag karena menerapkan pola makan yang berlebihan.

Baca: Saddam al-Jamal, Otak Kejam Komandan ISIS yang Bakar Korbannya Hidup-hidup hingga Bantai 700 Orang

Apalagi perut sebelumnya dalam kondisi kosong.

Temuan itu sangat berkorelasi dengan pola makan di Bulan Ramadan.

Banyak orang yang berpuasa kemudian lapar mata dan memesan apa yang diinginkannya untuk berbuka.

Di samping berpotensi menimbulkan sakit maag, banyak makanan juga terbuang karena tidak dihabiskan.

Data Dinas Kebersihan DKI Jakarta pada 2016, mengungkap adanya peningkatan volume sampah sebesar 10 persen hanya pada 10 hari pertama Ramadan.

Baca: Kisah Pria Kristen 14 Tahun Keliling Kota Bangunkan Warga Muslim Sahur, Perjuangannya Patut Ditiru!

Sampah makanan didominasi oleh sampah organik seperti sisa makanan.

"Itu hanya 10 hari pertama. Saya juga sadari itu, karena setelah 13 jam berpuasa kayaknya semua ingin dipesan," ucapnya.

Mylanta pun memulai kampanye "Makan Bijak", yang mengajak semua orang untuk tidak makan berlebihan dan sesuai kebutuhan.

Baca: Mulai Waktu hingga Menu, Intip Nih Sahur ala Rasulullah SAW, Patut Ditiru Nih!

Dinda menyebutkan, langkah itu bisa dimulai dengan hal-hal kecil.

Seperti menyisihkan makanan jika porsinya terlihat terlalu besar, kemudian membawanya pulang jika tidak habis.

Mylanta pun menyediakan booth hasil kerja sama dengan Eat & Eat dan memfasilitasi kotak makan bagi masyarakat yang ingin membungkus makanannya.

Bungkus makanan itu, kata Dinda, bisa difoto lalu dibagikan di media sosial untuk mengajak seluruh masyarakat melakukan gerakan serupa dan mengubah kebiasaan menyisakan makanan.

Baca: Gini Bedanya Reaksi Para Member JBJ dan MXM Saat Lihat Maknae-nya Jatuh, Jauh Banget Dah!

"Kenapa enggak mulai dari diri sendiri, yaitu makan tidak berlebihan. Akan memberikan kebaikan untuk perut dan lingkungan," tuturnya.

Berita di atas sebelumnya telah dipublikasikan di Tribun Travel dengan judul Jangan Kalap Saat Buka Puasa, Waspadai Pola Makan Berlebihan Selama Puasa Ramadan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved