Fakta Joanna Palani, Sniper Cantik yang Habisi 100 Anggota ISIS, Kisah Masa Kecilnya Bikin Pilu!
Teror bom di Lima Lokasi di Surabaya dan Jatim menjadi perbincangan hangat publik mulai nasional hingga internasional.
Penulis: Pipin Tri Anjani | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM - Teror bom di Lima Lokasi di Surabaya dan Jatim dalam 2 hari berturu-turut menjadi perbincangan hangat publik mulai nasional hingga internasional.
Sejumlah pihak menyebut, teror bom bunuh diri ini punya keterkaitan dengan kelompok islam ekstrimis dan radikal di Syria yakni ISIS.
ISIS dikenal sebagai kelompok yang selalu berasumsi bahwa aksi mereka berlandaskan islam, meski nyatanya banyak selalu berujung kekerasan dan pertumpahan darah.
Mereka kerap melakukan eksekusi-eksekusi terhadap musuh-musuhnya dengan cara-cara yang tak manusiawi.
Ketika ISIS dikenal sebagai kelompok yang ekstrim, sosok wanita satu ini justru berani melawan mereka.
(Target Kaum Milenial, Kaesang Pangarep Resmikan Outlet Sang Pisang Ke-21 di Malang)
Ia adalah Joanna Palani yang disebut sebagai sniper cantik.
Lantas seperti apa sosok Joanna Palani?
Dikutip dari berbagai sumber artikel, berikut beberapa fakta tentang Joanna Palani.
1. Asal
Joanna merupakan keturunan dari Kurdi-Denmark.

Ia rela meninggalkan masa studinya untuk bertempur melawan ISIS.
Joanna meninggalkan bangku kuliahnya dan pergi ke Irak pada 2014.
2. Membantai 100 pejuang ISIS

Di balik wajahnya yang cantik, Joanna memiliki keberanian yang tinggi.
Ia pernah membantai 100 pejuang ISIS.
Dengan senapan SVD Dragunov dan Kalashnikov kesayangannya, ia dilaporkan telah menghabisi sekitar 100 nyawa pejuang ISIS di medan pertempuran kedua negara.
(10 Foto Momen Menarik Pernikahan Pangeran Harry dan Meghan Markle, David Beckham Hot Daddy Banget!)
(Bonita asal Jetis Kulon Rebut Honda PCX dari Gempita Bonek Surabaya)
3. Sniper kebanggaan Batalion YPG

Atas prestasinya yang menghabisi para pejuang ISIS, Joanna menjadi sniper andalan Batalion YPG.
Batalion YPG merupakan bagian dari Angkatan Bersenjata Pemerintah Regional Kurdistan di Irak.
Joanna biasa melakukan tuganya pada malam hari.
Dengan pakaian kamuflase, ia biasa “berburu” pada malam hari, dari tempat-tempat sepi, berbekal teropong termal, granat, dan makanan kecil.
4. Pengalaman masa kecil

Di balik keberaniannya, Joanna memiliki pengalaman yang buruk di masa kecil.
Ia pernah merasakan kerasanya perjuangan keluarganya (orang-orang Kurdistan) dalam peperangan di Irak semasa kecil.
Hal itulah yang membetukanya menjadi pribadi yang berani dan berbeda dari wanita lainnya.
(Mbak Puti Sebut Bom Surabaya Bisa Menjadi Martir Penyemangat Warga Melawan Terorisme)
5. Belajar menembak usia 9 tahun

Pada usia empat tahun, ia sempat diungsikan ke Denmark untuk mendapatkan pendidikan yang baik.
Namun, Joanna enggan dan lebih memiliki untuk menguasai senapan.
Sang kekek memberikan pelatihan menembak kepada Joanna saat usianya baru 9 tahun.
Ia merasa murka setiap kali mendengar berita pejuang ISIS yang memperlakukan wanita dan anak-anak seenaknya.
6. Buronan ISIS

Dianggap sebagai ancaman, Joanna menjadi buronan ISIS.
Bahkan, pemimpin ISIS mengeluarkan uang 13 miliar demi menghabisi Joanna.
Mereka telah mengumumkan bahwa kepada siapa saja yang bisa membunuh atau menangkap Joanna Palani, akan diberi hadiah sebesar 1 juta dolar atau sekitar Rp13 miliar.
(VIDEO: Usai Tragedi Bom Surabaya, Perlakuan Orang-Orang ke Wanita Bercadar Ini Bikin Merinding!)
(9 Potret Joanna Palani, Sniper Cantik Keturunan Kurdi-Denmark yang Habisi 100 Anggota ISIS)
7. Dipenjara

Informasi tentang keganasan Joanna ini tampaknya sengaja disebarluaskan untuk menurunkan moral pejuang ISIS.
Pada Desember 2016, Joanna ditangkap oleh badan intelejen Denmark (P.E.T)
Penangkapan tersebut bertujuan untuk melindungi Joanna.
Tapi pihak kejaksaan tampaknya tidak mau ambil risiko.
Joanna dibebaskan dari penjara pada akhir Januari 2017 lalu.