Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kisah Mantan Murid Aman Abdurrahman, Perjuangan Lepas Cengkeraman Ideologi ‘Halalkan Darah Aparat’

Nama Aman Abdurrahman kini tengah ramai diperbincangkan. Ia merupakan terdakwa kasus peledakan bom di Jalan MH Thamrin pada awal 2016 lalu.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Dwi Prastika
Kolase/Tribunnews
Aman Abdurrahman 

TRIBUNJATIM.COM - Nama Aman Abdurrahman kini tengah ramai diperbincangkan.

Ia merupakan terdakwa kasus peledakan bom di Jalan MH Thamrin pada awal 2016 lalu.

Dikutip dari Kompas.com, Aman dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab saat aksi teror di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Kini dalam persidangan, Aman dituntut hukuman mati.

Baca: Singgung Soal ‘Pangling’ Saat Royal Wedding, Raisa Dibilang Masih Sakit Hati, Netizen Pecah Dua Kubu

Aman didakwa sebagai sebagai aktor intelektual lima kasus teror, yaitu Bom Gereja Oikumene di Samarinda tahun 2016, Bom Thamrin (2016), dan Bom Kampung Melayu (2017) di Jakarta, serta dua penembakan polisi di Medan dan Bima (2017).

Di kalangan kelompok JAD, Aman bahkan mendapat julukan sebagai 'Singa Tauhid'.

Terdakwa kasus teror bom Thamrin Aman Abdurrahman menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (18/5/2018). Ia dituntut hukuman mati oleh jaksa penuntut umum (JPU) karena dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab saat aksi teror di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, awal 2016.(KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)
Terdakwa kasus teror bom Thamrin Aman Abdurrahman menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (18/5/2018). Ia dituntut hukuman mati oleh jaksa penuntut umum (JPU) karena dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab saat aksi teror di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, awal 2016.(KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO) (Kompas.com)

Tak hanya dalang di balik insiden bom Thamrin, Aman juga disebut sebagai pimpinan ISIS Indonesia.

Sosoknya disebut sebagai 'otak' teror bom di Indonesia.

Baca: Bergelimang Harta, Intip Rumah Artis India Ichcha ‘Uttaran’, Tak Kalah Mewah dari Punya Dewi Perssik

Kali pertama Aman ditetapkan sebagai teroris adalah ketika dirinya ditangkap di rumah kontrakannya di kawasan Cimanggis, Depok, karena terjadi ledakan bom.

Kejadian ini terjadi pada 21 Maret 2004.

Polisi pun menangkapnya dan menyebut Aman sedang melakukan latihan merakit bom.

Baca: Bahaya Kanker Kulit, Disebut Sebabkan Adara Taista-Mantu Hatta Rajasa Meninggal, Waspadai Gejalanya!

Alhasil, Aman divonis hukuman penjara selama tujuh tahun karena melanggar Pasal 9 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP tentang Kepemilikan Bahan-bahan Peledak.

Usai divonis hukuman 7 tahun penjara, Aman bebas pada tahun 2010.

Sidang kasus terorisme dengan terdakwa Aman Abdurrahman kembali digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (2/3/2018).
Sidang kasus terorisme dengan terdakwa Aman Abdurrahman kembali digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (2/3/2018). (KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA)

Namun, selang beberapa lama, Aman kembali ditangkap oleh pihak Kepolisian.

Hal ini lantaran Aman memberikan biaya pelatihan kepada kelompok teroris di Jantho, Aceh Besar.

Baca: Mengenal Sosok Abraham Ortelius, Penemu Atlas Modern yang Jadi Google Doodle Hari Ini!

Ia memberikan sumbangan dana sebesar Rp 20 juta dan 100 USD.

Akibat terbukti mendanai pelatihan teroris, Aman divonis 9 tahun penjara, hingga dinyatakan bebas di Hari Kemerdekaan tahun 2017.

Sehari setelah bebas dari hukuman penjara lantaran membiayai pelatihan teroris, Aman diringkus kembali oleh Densus 88.

Densus 88 memeriksa Aman terkait serangan teror di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, pada 14 Januari 2016.

Baca: Member JBJ Unggah Foto Manis Bersama, Takada Kenta Malah Posting ini, Netizen Beri Komentar Kocak

Dia diduga berperan dalam memberikan ide untuk melancarkan serangan teror yang terjadi di Kota Jakarta tersebut.

Aman didakwa otak dari serangkaian teror bom yang terjadi di wilayah Indonesia.

Pengakuan Mantan Murid

Dilansir dari Tribunnews, Aman memiliki mantan murid bernama Yudi Zulfachri.

Yudi mengaku sempat belajar di Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri selama empat tahun lamanya.

Baca: Villarreal Vs Real Madrid, Sempat Unggul, Los Blancos Dipaksa Akhiri Laga dengan Hasil Imbang 2-2

Namun ketika di sanalah justru ia mulai berkenalan dengan pengajian kampus yang mengajarkannya tentang pondasi dari ajaran Aman.

Setelah itu ia bahkan sempat diajak mengunjungi Aman yang ketika itu tengah ditahan di Lapas Sukamiskin Bandung Jawa Barat.

Ia diajak oleh murid-murid Aman mengunjungi gurunya untuk mendengar langsung ceramah Aman.

Mantan murid ideolog utama kelompok teroris Jamaah Ansharud Daulah (JAD) Aman Abdurrahman, Yudi Zulfachri usai menjadi pembicara dalam Talkshow Polemik Radio MNC Trijaya Network dengan topik
Mantan murid ideolog utama kelompok teroris Jamaah Ansharud Daulah (JAD) Aman Abdurrahman, Yudi Zulfachri usai menjadi pembicara dalam Talkshow Polemik Radio MNC Trijaya Network dengan topik "Never Ending Terrorist" di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat pada Sabtu (9/5/2018). (TRIBUNNEWS.COM/GITA IRAWAN )

Kemudian setelah itu ia mulai membaca buku-buku terjemahan dan karangan Aman dan mengikuti ceramahnya secara live di media sosial.

Yudi mengatakan ketika itu kondisinya dalam keadaan cukup.

Ia mengatakan bahwa ketika itu ia memiliki pekerjaan dan hidup berkecukupan.

Baca: 3 Perlakuan Romantis Pangeran Harry ke Meghan Markle Saat Menikah, No 2 Bikin Wanita Sedunia Mewek

Namun apa yang membuatnya meninggalkan pekerjaannya sebagai PNS dan beralih haluan menjadi teroris adalah ajaran Aman yang membawanya ke pemahamanan keimanan ekstrem.

Lepas dari Cengkeraman Ideologi Aman Abdurrahman

Yudi Zulfachri mengungkapkan bahwa ayahnya lah yang membuatnya lepas dari cengkeraman ideologi takfiri dari mantan gurunya itu yang menghalalkan darah aparat penegak hukum di Indonesia.

Ia mengatakan bahwa ayahnya menyuruhnya membaca dua ayat Alquran untuk memberikan perbandingan dengan potongan ayat Alquran yang diindoktrinasi oleh Aman.

Hal itu diungkapkan Yudi usai menjadi pembicara dalam Talkshow Polemik Radio MNC Trijaya Network dengan topik "Never Ending Terrorist" di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (9/5/2018).

Baca: Sepekan Pacca Ledakan Bom di Surabaya, Jemaat GKI Diponegoro: Kami Tetap Mengasihi

"(Peran) Keluarga itu sangat besar, terutama orang tua yang berpendidikan, berilmu. Itu bapak saya yang menghilangkan doktrin ustaz Aman itu bapak saya. Saya didoktrin Almumtahanah ayat 4. Bapak saya datang bawa Alquran, baca ayat 8 dan 9. Saya baca. Wah iya," kata Yudi tersenyum, dikutip dari Tribunnews.

Butuh waktu sekurangnya lima tahun lamanya untuk menghilangkan ajaran-ajaran Aman yang dikenalnya sejak tahun 2007 hingga 2010 tersebut.

Selama lima tahun setelah itu ketika ia tertangkap di Aceh pada tahun 2010 karena kasus pembentukan pelatihan militer, ia dibimbing ke dalam pertaubatan oleh mantan pentolan Jamaah Islamiyah yang juga terlibat di Bom Bali 1 dan Hotel JW Marriot, Ali Imron yang telah lebih dulu dideradikalisasi.

Ia sendiri yang meminta agar Ali Imron yang berbicara dengannya karena begitu bencinya ia dengan kepolisian yang menangkapnya sehingga tidak mau berbicara kepada polisi.

Baca: Seminggu Tewas Usai Aksi Teror Bom di Surabaya, Polisi Ungkap Kondisi Jenazah Dita Kini, Miris

Ia juga menceritakan betapa kala itu ia tidak sudi untuk diambil keterangannya dalam Berkas Acara Pemeriksaan oleh kepolisian.

Yudi mengatakan bahwa selama lima tahun proses pemulihan pemahamannya di penjara tersebut, Ali Imron secara bertahap membuka pikirannya terkait paham keagamaan yang selama ini dia anut.

Ia mengatakan pemahaman Jamaah Islamiyah yang berafiliasi ke Al Qaedah menjadi jembatan bagi proses pemulihannya.

Hingga akhirnya pada suatu saat sekira tahun 2010, ia membaca adanya revisi pemahaman dari Al Qaeda di bawah pimpinan Ayman Mohammed Rabie al-Zawahiri yang menyerukan agar para pengikutnya mengevaluasi dirinya masing-masing.

Baca: Sedih! Paginya Salat Subuh Bersama, Malamnya Putra Hatta Rajasa Jadi Imam Salat Jenazah Sang Istri

Dari sanalah ia memahami bahwa apa yang ia yakini selama ini mungkin salah.

"Itu akhirnya saya membuka tempurung ini. Sehingga masuk yang lain-lain. Sehingga saya kok ditanya, apa inspirasi berubah? Al Qaedah inspirasinya," kata Yudi.

Kini ia tengah kuliah di Universitas Indonesia jurusan pertahanan dan menjadi pembicara dalam diskusi-diskusi mengenai kasus terorisme.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved