Kasihan, Ibunya Sering Mengeluh Tak Punya Uang, Dua Anak Yatim di Situbondo Berhenti Sekolah
Janda bernama Nuwati asal Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo ini, harus menghidupi tiga orang anaknya seorang diri
Penulis: Izi Hartono | Editor: Yoni Iskandar
Wanita tua yang mengalami gangguan pendengaran ini mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari hari, dirinya mencari gabah yang sudah dipanen oleh pemiliknya.
" Ya kalau cukup tidak mungkin, asalkan saya bisa makan saja sudah cukup," kata Buk Sur.
Buk Sur menceritakan, pada saat musim hujan, dirinya yang selalu tidur di teras gubuknya ini pindah tidur di teras rumah anaknya.
" Baru kalau sudah pagi pindah lagi ke tempat tidur saya di sini," ujarnya.
Sementara itu, Anik, salah seorang tetangga Buk Sur mengatakan, selama ini dua orang tetangganya ini tidak pernah menerima bantuan dari pemerintah kabupaten maupun pemerintan pusat.
" Misalnya saja beras atau bantuan langsung tunai ( BLT)," kata Atik .
Atik berharap agar dua orang tetangganya yang hidupnya serba kekurangan bisa mendapatkan bantuan.
" Kalau bisa kartu KIS, apalagi kondisi buk Sus sudah tua dan sering sakit sakitan," jelasnya.
Selama ini, lanjut Atik, tetangganya mengaku rumahnya sering difoto orang dan akan diperbaiki.
Kepala Dinas Sosial Pemkab Situbondo, Lutfi Joko P mengatakan, pihaknya akan mengupayakan warga yang anaknya tidak bersekolah untuk mendapatkan program PKH, agar anaknya bisa melanjutkan sekolahnya dan mendapatkan bantuan yang lain.
"Saya minta kepada masyarakat kalau memang menukan warga yang rumahnya tidak layak untuk dilaporkan, sehingga kita bisa menindaklanjuti ke pemerintah daerah," kata Lutfi Joko P saat ikut melihat kondisi dua orang janda miskin tersebut.
Bahkan, sebagai bentuk kepedulian Kadinsos ini menyerahkan bantuan sembako untuk meringankan beban ekonominya. ( Surya/ izi hartono)