Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Lebaran 2018

Urbanisasi, Fenomena yang Kerap Terjadi Pasca Lebaran, Alasannya Faktor UMK

Lebaran memang sudah terlewati. Arus balik pun kini mulai terlihat. Para pemudik kembali ke kota untuk kembali bekerja.

Penulis: Arie Noer Rachmawati | Editor: Edwin Fajerial
TRIBUNJATIM.COM/NUR IKA ANISA
Stasiun Gubeng Lama Surabaya dipadati pemudik pada H-4 Lebaran, Senin (11/6/2018). 

Laporan wartawan TribunJatim.com, Arie Noer Rachmawati

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Lebaran memang sudah terlewati.

Arus balik pun kini mulai terlihat.

Para pemudik kembali ke kota untuk kembali bekerja.

Sebagian lagi, datang ke kota untuk mulai mencari kerja.

Berpindahnya masyarakat dari desa ke kota merupakan fenomena yang kerap terjadi pasca Lebaran.

Kota-kota besar seperti Surabaya menjadi satu di antara tujuan mereka yang akan mulai mencari lapangan pekerjaan.

Sekitar 677.310 Pemudik Menggunakan Pesawat, Jumlahnya Alami Peningkatan Segini dari Tahun Lalu )

Pemerintah Daerah di kota-kota besar seolah sudah siap dipusingkan dengan masuknya orang-orang baru ini, dari desa ke kota di wilayahnya.     

Seperti yang disampaikan oleh Ketua Kadin Surabaya Surabaya, Jamhadi.

Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, Surabaya tentu sangat dipengaruhi oleh kabupaten atau kota di sekitarnya.

Seperti Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan atau kerap disebut Gerbangkertasusila.

Jamhadi mengatakan, para pendatang di Surabaya pada prinsipnya untuk mengadu nasib dari desa ke kota atau untuk mencari pekerjaan.

Menurutnya, jika di kabupaten atau kota tempat tinggal para pendatang itu tidak ada pilihan, otomatis mereka mendatangi kota-kota yang memiliki banyak pilihan.

Catat Tanggalnya! Ini Prediksi Puncak Arus Balik Mudik, Lakukan 3 Tips Berikut Agar Perjalanan Aman )

"Tetapi yang pasti dengan ongkosnya yang murah ya, di sekitarnya," ujarnya kepada TribunJatim.com, Senin (18/6/2018).

Jamhadi menyebut, hal utama yang menjadi daya tarik para pendatang itu, adalah berkaitan dengan upah minimum kabupaten/kota (UMK).

Hal itulah yang memicu orang cenderung mencari pekerjaan yang memang memiliki daya tarik UMK tinggi.

"Kalau hanya UMK tinggi, tentu bukan Surabaya saja yang menjadi tujuannya. Ada seperti Sidoarjo, Gresik, Pasuruan, dan Mojokerto yang juga memiliki UMK yang lumayan tinggi. Dan tentunya, itulah yang dicari oleh mereka," terangnya.

Beberapa wilayah di Jawa Timur termasuk di dalamnya Surabaya, Gresik, Pasuruan, dan Mojokerto, dikatakan Jamhadi, memang memiliki daya tarik karena banyaknya lapangan usaha yang tersedia di sana.

"Saya perkirakan urbanisasi di Surabaya tidak akan meningkat signifikan setelah Lebaran. Sebab, masih ada kabupaten/kota lain yang juga punya lapangan usaha selain di Surabaya," ungkapnya.

Mayoritas Pemudik dari Tanjung Perak Pilih Dua Rute Ini di Program Mudik Gratis Bareng Pelindo III )

Selain itu, pertimbangan kedua dari Jamhadi bahwa, sekitar 40 persen dari produk domestik regional bruto (PDRB) Surabaya terdiri dari sektor jasa, perdagangan, dan hotel.

"Beberapa sektor itu tidak terlalu banyak memberikan janji lapangan pekerjaan. Akan tetapi, ada satu sektor yang menjanjikan di Surabaya, yakni sektor konstruksi. Hal ini karena geliat pembangungan di Surabaya sedang merata," jelasnya.

Lebih lanjut Jamhadi mengatakan, ketika UMK di lima kabupaten/kota yang hampir sama dengan Surabaya tadi, Ia memperkirakan para pendatang akan datang menuju kelima kabupaten/kota tersebut.

"Jadi mereka tidak harus ke Surabaya. Apalagi daerah banyak pabrikan justru memberikan daya tarik dan daya dorong tersendiri. Jadi, daya tariknya ialah yang memiliki UMK tinggi itulah yang diminati banyak orang," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved