Ya Ampun, Viral Ulah Turis Indonesia Saat Sewa Kimono di Jepang, Netizen Sampai Malu Sendiri
Baru-baru ini terungkap kelakuan 'ajaib' turis Indonesia di Jepang saat menyewa kimono. Benarkah orang kita sebegitu tidak mempunyai attitude?
TRIBUNJATIM.COM - Masih ingat posting-an viral di Facebook mengenai kelakuan turis Indonesia di Jepang, beberapa waktu lalu?
Ulah turis Indonesia ketika berada di Jepang tiba-tiba menjadi viral dan jadi bahan gunjingan di Facebook.
Semua berawal dari unggahan seorang pengguna Facebook bernama Tyas Palar.
Baca: Rini Nurianti, Korban Tewas KM Lestari Maju yang Diduga Hamil dan Gendong Putranya Pakai Pelampung
Ia memotret sebuah meja restoran yang berantakan.
Tyas pun merasa prihatin, karena meja berantakan itu ditinggalkan oleh turis asal Indonesia.
Padahal, di Jepang, meninggalkan sesuatu dalam kondisi kotor dan berantakan, adalah hal yang tabu dan memalukan.
Berikut posting-an Tyas Palar:
Baca: Pernah Satu Sitkom, Siapa Sangka Ucapan Tya Ariestya 10 Tahun Lalu Soal Raffi-Nagita Jadi Kenyataan!
Minggu lalu saya akan terbang kembali ke Jakarta melalui Bandara Haneda, Tokyo. Oleh karena hari masih pagi, saya dan ibu sarapan terlebih dahulu di deretan restoran di lantai di atas lantai check-in.
Saya dan ibu memilih makan di deretan meja dan kursi publik, bukan bagian dari restoran mana pun. Hal ini memang dibolehkan. Jadi kita bisa memesan makanan dari restoran mana pun di sekitar situ dan membawanya untuk disantap di area publik tersebut.
Di sekitar kami ada beberapa kelompok turis Indonesia yang juga sedang makan. Saya tidak begitu memperhatikan, sampai saya berjalan ke salah satu restoran untuk memesankan kopi untuk ibu saya.
Salah satu rombongan turis Indonesia itu telah pergi, menyisakan meja yang berantakan seperti yang saya foto. Bukannya membuang sampah sendiri ke meja makan dan mengembalikan baki ke restoran awal seperti seharusnya.
Mungkin mereka berpikir ini seperti di Indonesia, akan ada pelayan atau petugas yang membersihkan. Padahal tidak ada. Sampai lebih dari setengah jam kemudian ketika saya dan ibu akhirnya meninggalkan tempat tersebut, tidak ada yang membereskan meja mereka.
Karena memang sebetulnya tidak ada petugasnya. Dan padahal, meja rombongan ini hanya beberapa meter jauhnya dari deretan tempat sampah!
(Kemarin-kemarin selama di Jepang, apa mereka tidak memperhatikan seperti apa seharusnya berperilaku di Jepang? Apa sibuk foto-foto untuk Instagram saja?)
Dan perhatikan deh.. rombongan turis ini bahkan tidak merapikan peralatan makan bekas dan sampah mereka ke atas baki. Teman saya, seorang mahasiswi Indonesia yang belajar di Jepang dan bekerja sambilan sebagai pramusaji, mengeluh, "Yang seperti ini paling merepotkan, bikin lama, karena pelayan harus membereskan dulu ke atas baki."
Calon orang yang duduk berikutnya juga kesulitan untuk sekedar meminggirkan saja baki-baki tersebut, karena kalaupun baki dipinggirkan, tetap ada sampah yang bertebaran di atas meja. Walhasil, meja-meja itu tidak digunakan orang sampai saya dan ibu pergi.
Masih ada hal dahsyat yang terjadi sesudah itu. Di samping saya dan ibu, duduk dua laki-laki Indonesia. Sudah berumur Pak, Bu, lebih tua dari saya. Bukan anak kecil yang masih harus diajari.
Mereka rupa-rupanya mau pindah ke meja lain di mana teman mereka, seorang perempuan, duduk. Salah seorang laki-laki itu berdiri, melangkah menjauh, meninggalkan serpihan sampah berupa robekan kertas pembungkus sedotan, bon, dan entah apa lagi di atas mejanya.
Saya panggillah dia, “Mas, tempat sampahnya di sana.”
Dia berputar menghadap saya, dengan senyum mengejek berkata, “Terus kenapa? Nanti juga ada yang beresin!”
Laki-laki dewasa Pak, Bu, punya uang untuk jalan-jalan ke Jepang, bereaksi begitu!
Tapi kalau dia kira saya bakal kalah, dia keliru. Saya tetap menunjuk sampah di meja yang ia tinggalkan, “Nggak ada yang beresin. Lihat itu dari tadi meja-meja itu nggak ada yang beresin.” Karena ada ibu, saya masih tahan deretan kata-kata yang ingin saya berondongkan kepadanya.
Akhirnya ia kalah, memunguti dan membawa sampahnya, tetap dengan wajah tidak rela.
Lalu pindah mejanya ke mana? Ke meja di samping tempat sampah! Kok ya tadi mau bawa sampah sendiri saja susah betul ya padahal ternyata pindahnya ke situ? Benar-benar ‘malu-maluin’.
Kenapa ya, banyak orang Indonesia, kelas menengah dan berduit sekalipun (yang dalam harapan kita tentunya lebih terdidik dan tahu adat), yang susah tertib? Padahal tertib itu sesungguhnya memudahkan bagi diri kita sendiri dan juga semua orang.
(Dalam kasus makan di tempat publik ini, orang berikutnya dapat langsung menggunakan meja dalam keadaan bersih. Bayangkan kalau ini terjadi pada kita, sedang kesulitan cari meja untuk makan, eeeeh semua meja kotor dan berantakan!)
Sering menghina atau menertawakan turis Mainland yang kelakuannya 'barbar'? Awas, bisa-bisa turis dari negara kita menjadi 'turis Mainland' berikutnya, jorok dan tidak tahu aturan.
Yuk, tetap jaga ketertiban dan kebersihan di mana pun kita berada. Yes, termasuk di Indonesia sendiri! Jangan tunggu ke negara lain baru tertib dan taat aturan!
Baca: Mengintip Rumah SBY yang Ditaksir Senilai Rp 300 Miliar, 2 Hal Ini Jadi Pembeda dengan Rumah Sebelah
Baca: Kehidupan Teuku Ryan Si Yoyo Sekarang hingga Ucapan Tya Ariestya 10 Tahun Lalu Soal Raffi-Nagita
Posting-an Tyas ini pun memunculkan ragam reaksi dari netizen Indonesia.
Banyak yang mengutuk ulah turis tadi, dan tak sedikit yang merasa malu.
Baca: Seminggu Penangkapan Ikan Arapaima Gigas di Sidoarjo, Kini Pemilik Sang Predator Telah Ditemukan
Nah, baru-baru ini muncul lagi kelakuan 'unik' turis Indonesia di Jepang.
Tapi kali ini bukan di tempat makan.
Melainkan di sebuah tempat penyewaan kimono di Negeri Sakura tersebut.
Seperti yang kita tahu, salah satu atraksi wisata di Jepang adalah berfoto menggunakan kimono.
Baca: Fenomena Bowo Alpenliebe Artis Tik Tok, Ini 6 Fakta Dirinya yang Masih SMP, Wajah Asli Terbongkar?
Akun Twitter @andori membeberkan tingkah turis Indonesia ini, Selasa (3/7/2018) lalu.
Teman @andori lah yang punya pengalaman menghadapi ulah 'ajaib' para turis Indonesia saat menyewa kimono.
Menurut cuitan, teman @andori ini seseorang yang bekerja di perusahaan penyewaan kimono tersebut.
Berikut cerita selengkapnya:
Baca: Karier Meredup dan Sempat Disebut Meninggal, Begini Kabar Sony Wakwaw Kini, Ayahnya Ungkap Sisi Lain
Aku punya temen yang bekerja di perusahaan rental kimono di Jepang. Tempat rental biasanya didatangi turis dari berbagai negara.
Kita pernah ngobrol dan aku nanya “dari semua turis, paling ribet berhadapan sama turis dari negara mana?”
[THREAD]
Semoga thread ini bermanfaat buat kamu atau siapapun. Terutama untuk yg akan/pernah berlibur ke Jepang dan ke tempat rental kimono di Jepang
-
“Gak semuanya sih tapi turis Indonesia parah apalagi kalo datengnya rombongan...” jawabnya dengan muka lelah
“Lho kenapa?”
Temenku bilang banyak turis Indonesia masuk ke dalam toko rental kimono tanpa lepas sepatu. Padahal ada sign/tanda batas area untuk melepas sepatu, tapi gak sedikit turis Indonesia yg masuk gitu aja pake sepatu mengotori ruangan
Meletakkan barang bawaan/belanjaan berserakan di lorong lantai toko.
“Padahal udah dijelasin berkali2 simpan ke loker sendiri tp kayaknya ngira bakal ‘dilayani’ sampai urusan barang. Jadinya yauda tamu gak mungkin dimarahin, jd aku yg kena omel atasanku ahaha” kata temenku
Lelet geraknya sampai ganggu tamu lain yg datang belakangan
“Geraknya pada santai lambat banget kadang bikin tamu yang datang belakangan terhambat pdhl yg ngantri bukan mereka aja.. Kalo udah gitu kita para staff juga makin pusing karena mesti dibilangin berkali-kali”
Protes makeup
“Kamu tau kan di Jepang makeupnya tipis soft gitu stylenya? Apalagi tempat rental makeupnya ya biasa aja. Banyak Ibu2 Indonesia yg protes kok makeupnya gini doang? Ada yg sampe ambil alih alat makeup MUA-nya. Yauda aku lg yg minta maaf gak enak sama MUA Jepangnya”
“Gak semuanya lho ya, tapi rata2 begitu. Jadi kalo lagi rame turis Indonesia duh mending aku di office aja deh soalnya pasti banget kena marah atasan karena tamu Indonesia” Katanya lagi sambil ketawa pasrah dan gue pun cuma bisa ikut ketawa denger ceritanya plus semangatin
Semoga pengalaman ini bisa jadi self reminder kita semua untuk menjaga attitude di manapun berada yaa. Karena tanpa kita sadar attitude kita bisa mempermudah ataupun menyusahkan orang di sekitar kita
Baca: Astaga, Pria Saat Memotong Kayu Tak Sengaja Bunuh Makhluk Ngeri yang Bikin Netizen Ribut Ini
Hingga berita ini diturunkan, cuitan @andori ini telah di-retweet lebih dari 2.000 kali.
Banyak netizen memberikan beragam tanggapannya.
Baca: Jalani Oplas Ekstrem Senilai Rp 4 Miliar, Hasilnya Bikin Wanita Ini Makin Depresi dan Menjerit
Baca: Akhir Hayat Soekarno yang Memilukan, Inilah Sosok Istri yang Setia Menemani hingga Meninggal Dunia