Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Soeharto Ubah Nama Irian Barat ke Irian Jaya dan Kini Jadi Papua, Berawal dari "Diplomasi Kencing"

Jarang diketahui, ternyata penyebab Soeharto ganti nama Irian Barat menjadi Irian Jaya diawali dari kencing!

Penulis: Cindy Dinda Andani | Editor: Januar
Welt-Atlas.de
Peta Irian Jaya. 

Dalam kaitan penamaan itu yang dimaksud adalah Papua Nugini sendiri.

Menteri Boediardjo pun merasa tersindir namun juga memahami kekhawatiran Menteri Penerangan Papua Nugini itu.

Ia lalu menjamin bahwa Papua Nugini akan aman-aman saja.

Keesokan harinya Boediardjo langsung bertindak cepat dengan menemui Presiden Soeharto.

Detik-detik Wafatnya Bu Tien Diungkap Mantan Ajudan, Celetukan Soeharto Waktu Mancing Jadi Firasat

Ia menyampaikan kekhawatiran Papua Nugini terkait penamaan Irian Barat.

Soeharto yang kemudian tanggap lalu mengganti nama Irian Barat menjadi Irian Jaya.

Tapi sesungguhnya warga Papua ternyata tidak menyukai nama Irian Jaya.

Maka setelah Pak Harto lengser oleh Presiden Gusdur nama Irian Jaya kemudian diganti dengan nama Papua.

10 Potret Mudik di China yang Tak Kalah Brutal dengan Indonesia, Banyak Ditemui Karung Sinterclass

Supertasmar, Surat Sakti Soekarno untuk Koreksi Kekeliruan Soeharto Menginterpretasi Supersemar

Polemik Surat Perintah 11 Maret 1966 selama ini lebih tertuju pada peristiwa yang terjadi di Istana Bogor.

Ketika itu, Presiden Soekarno memberi Supersemar kepada Menteri Panglima Angkatan Darat Letjen Soeharto melalui tiga jenderal, yakni Mayjen Basuki Rachmat, Brigjen Muhammad Jusuf, dan Brigjen Amirmachmud.

Namun, ada sejumlah misteri yang belum terjawab selain keberadaan naskah asli atau beda interpretasi antara Soekarno dan Soeharto tentang Supersemar.

Salah satunya adalah Supertasmar, Surat Perintah Tiga Belas Maret.

Tak Seindah Drama Korea, Beginilah Potret Masyarakat Tak Mampu di Korea Selatan, Ini Foto-Fotonya

Ini merupakan surat perintah yang dikeluarkan Soekarno untuk mengoreksi Supersemar.

Keberadaan Supertasmar ini diungkap kali pertama oleh AM Hanafi dalam buku Menggugat Kudeta Jenderal Soeharto: Dari Gestapu ke Supersemar (1998).

Sumber: Intisari
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved