Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

5 Fakta di Balik Viral Video Pidato Jokowi 'Ajak Berantem', Terbaru Responnya Tanggapi Isu Provokasi

Video Jokowi 'Ngajak Berantem' jadi viral, jangan percaya hoaks, lihat yang sebenarnya terjadi dalam 5 poin faktanya berikut ini.

Penulis: Ignatia | Editor: Ani Susanti
Tribunnews.com/Chaerul Umam
Rapat Umum Relawan Jokowi 

TRIBUNJATIM.COM - Beberapa saat yang lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang ramai dibicarakan publik.

Hal ini terkait dengan sebuah video yang menampilkan dirinya.

Presiden Jokowi tampil di depan para relawan pendukungnya tetapi menuai polemik.

Hal ini terkait Jokowi yang meminta relawannya untuk tidak takut apabila mendapat serangan dari lawan politik.

Pernyataan Jokowi itu banyak disebar melalui sosial media dari potongan video.

Pada masa-masa ini memang sedang hangat situasi lobi-lobi politik yang berlangsung.

Ramai Soal Pidato Jokowi Minta Relawan Berani Diajak Berantem, ini Cerita di Baliknya Sebelum Viral

Batas pendaftaran pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden untuk Pilpres 2019 sudah ditetapkan oleh KPU pada 10 Agustus 2018 mendatang.

Sampai saat ini memang belum ada pasangan yang mendaftarkan diri.

Yang terbaru, Pidato Presiden Jokowi itu kemudian menimbulkan pendapat sendiri di media sosial.

Berikut fakta-fakta yang berhasil dirangkum TribunJatim.com:

Diduga Dukun Jago Sudah Enam Kali Hamili Gadis yang Disekapnya di Celah Batu, Dikemanakan Bayinya?

1. Tersebar di Media Sosial

Sebuah potongan video menunjukkan Jokowi seolah mengajak para relawannya untuk siap 'berantem'.

Pidato tersebut ditanggapi sangat miring oleh sejumlah kalangan.

Setelah itu pidato yang disampaikan Jokowi pada rapat umum relawan di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Sabtu (4/8/2018) itu kemudian viral di media sosial.

Relawan Jokowi Centre Hadirkan Kinerja Pemerintahan Saat ini dengan Bikin Dokumenter Tol Trans Jawa

2. Isi Sebenarnya Transkrip Lengkap Pidato Presiden

Potongan video tersebut tentu saja sebenarnya didasarkan pada pidato panjang dan lengkap yang disampaikan orang nomor satu Indonesia itu.

Secara lengkap, isi pidato memang punya arti khusus yang sebenarnya tidak seperti yang ada di potongan video.

Assalamau'alaikum Wr. Wb, selamat sore,
salam sejahtera bagi kita semua,
Shalom, Om Swastiastu, Namo Budaya, salam kebajikan.

Yang saya hormati bapak ibu dan saudara-ibu sekalian.utamanya ketua-ketua relawan beserta jajaran pengurus yang hadir pada sore hari ini. Yang saya hormati bapak ibu dan saudara-saudara sekalian, relawan Jokowi dari Sabang sampang Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote.

Sangat berbahagia sekali pada sore hari ini saya bisa bertemu, saya bisa hadir dalam rapat umum relawan Jokowi di Sentul, Bogor. Perlu saya ucapkan pada kita semua bahwa aset terbesar bangsa kita adalah persatuan, aset terbesar bangsa kita adalah persatuan, persaudaraan, dan kerukunan. Karena kita harus sadar bahwa bangsa ini memang berbeda-beda, bermacam-macam,majemuk, pro rakyat. Bebeda-beda agama, berbeda-beda suku, berbeda agama, berbda tradisi, berbeda-beda bahasa daerah. Inilah negara kita, Indonesia.

Oleh sebab itu saya mengajak kepada kita semuanya, marilah kita terus menggalang persatuan. Marilah kita terus memelihara persaudaraan dan kerukunan karena kita diberi anugerah oleh Allah, berbeda-beda ,majemuk, warna-warni. Inilah negara kita, Indonesia.

Saya juga mengingatkan kepada kita semuanya bahwa tahun 2019 nanti ada Pilpres. Pilpres 2019 bukan sekedar menang atau kalah, tapi 2019 adalah penguatan demokrasi bangsa kita indonesia, supaya demokrasi kita kuat, supaya rakyat bisa merasakan. Merasakan proses pemilu 2019. Rakyat merasakan kegembiraan politik,gembira karena kita ajak bergerak meneruskan yang sudah kita lakukan di 2014 sampai 2019 nantinya.

Tahun 2019 perlu saya ingatkan ada banyak simpul yang bersama-sama dengan kita. Ada ulama-ulama, ada Parpol, ada Caleg, ada kelompok-kelompok profesional, ada purnawirawan TNI dan Polri, ada Ormas, banyak tokoh-tokoh, dan tentu saja banyak sekali relawan-relawan kita.

Oleh sebab itu kita harus bisa bekerjasama dengan semuanya yang tadi saya sebutkan .

Harus kita bisa bersinergi,harus kita bisa berkoordinasi, harus kita bekerja bergotong royong,kerja bareng bersama-sama diantara yang tadi saya sebutkan. Karena nantinya 2019 adalah pemilu serentak. Oleh sebab itu perlu kerjasama dan perlu bersinergi. Jangan sampai diantara kita sendiri tidak rukun, tidak bersinergi dan berkompetisi dalam artian yang tidak baik.

Oleh sebab itu pada kesempatan ini saya minta kepada relawan, kerja keras, bekerja keras. Kalau disana militan, disini harus lebih militan. Kalau dia kerja keras, disini lebih lebih kerja keras lagi. Kalau disana bersatu, kita harus lebih bersatu lagi.

Tapi perlu saya ingakan bahwa kerja-kerja menuju 2019 adalah kerja ke bawah, kerja ke bawah, kerja ke grass root, kerja ke akar rumput, kerja yang betul-betul menyentuh hati rakyat, karena kita ingin mendapat kepercayaan dari rakyat, kita ingin mendapatkan mandat dari rakyat. Oleh sebab itu kerja-kerja sampai ke akar rumput bener-bener ujung, baik yang ada di desa-desa, baik yang ada di RW, baik yang ada di RT. Itulah kerja konkret kita dan riil yang harus kita lakukan.

Tentu saja dimulai dari keluarga kita sendiri. Kemudian melebar dengan tetangga kita.Kemudian melebar lagi membangun kelompok-kelompok di desa, di RW di RT. Itulah pekerjaan-pekerjaan besar kita yang harus kita lakukan untuk 2019. Jangan sampai kita asik membangun jejaring di pusat, tapi kita lupa bahwa pendudukkita ada 17.000 pulau dan 74.000 desa yang semuanya harus kita sentuh tanpa kecuali.

Marilah kita dengar bersama-sama apa yang dibutuhkan rakyat. Yakinkan kepada mereka tentang perubahan yang sudah kita lakukan, dan dalam proses kita lakukan, dan akan kita lakukan lagi untuk Indonesia yang lebih baik ke depan.

Sodara-sodara harus bisa meyakinkan rakyat, sodara-sodara harus bisa memberi keyakinan kepada masyarakat bawah akan ada perubahan-perubahan,dan beberapa sudah kita lakukan, beberapa dalam proses, beberapa akan kita kerjakan untuk negara kita agar negara ini menjadi lebih baik lagi.

Ceritakan Kondisi Shakira, Denada Menangis, Dia Nggak Bisa Tidur dan Makan, Diam Saja Bisa Muntah

Nanti apabila masuk ke tahap kampanye, lakukan kampanye yang simpatik, tunjukkan diri kita adalah relawan yang bersahabat dengan semua golongan, jangan membangun permusuhan, sekali lagi jangan membangun permusuhan, jangan membangun ujaran-ujaran kebencian, jangan membangun fitnah-fitnah.

Tidak usah suka mencela.tidak usah suka menjelekkan orang lain, tapi kalau diajak berantem juga berani. (relawan bersorak-soraaaai membuat Presiden Jokowi agak lama berhenti berorasi)

Tapi jangan ngajak loh.Saya bilang tadi tolong digarisbawahi, jangan ngajak, kalau diajak. Tidak boleh pakai. (suara Presiden Jokowi kelihatan lebih lembut dan rendah)

Saya perlu mengingatkan kepada kita semuanya bahwa masa kampanye itu panjang sekali. Oleh sebab itu kita mesti mengatur nafas panjang kita.Jangan semuanya dikeluarkan sekarang. Nanti pada hari H nya pada loyo, jangan seperti itu.

Ibarat lari marathon, jangan lari di depan kenceng, di akhir justru loyo. Harus dibalik, sekarang kenceng, nanti di akhir lebih kenceng lagi. Atau dimulai sekarang agak lambat, agak cepat,makin cepet, lebih kenceng, dan pada akhirnya kenceng banget.

Saya juga mengajak kepada seluruh relawan untuk membangun persepsi postif,membangun image-image yang positif tentang pemerintahan kita. Apa yang sudah kita lakukan ceritakan, bahwa kita sekarang ini tidak hanya membangun di jawa saja, tetapi kita ini membangun diluar jawa, utamanya Indonesia bagian timur. Kita tidak hanya membangun di kota, tetapi kita juga membangun dari desa-desa. Karena anggaran di desa yang telah kita gelontorkan ke daerah-daerah di desa jumlahnya tidak sedikit.

2015- 20 triliun, 2016 - 47 triliun, 2017- 60 triliun, 2018 - 60 triliun. Totalnya sudah 187 triliun dana desa yang kita gelontorkan.untuk apa, agar kesenjaangan antara desa dan kota ini gapnya tidak semakin melebar dan bisa kita persempit. Saya kira itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini.

Nanti saya akan rapat dengan ketua-ketua relawan, apa yang harus kita kerjakan, apa yang harus kita lakukan, detil apa yang harus kita kerjakan setiap bulannya, semuahya akan kita rapatkan, kita rencanakan, kita rancang, sehingga kita betul-betul kerja kita semuanya ini mendapatkan hasil yang kita inginkan.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini, saya tutup Wassalam. Merdeka,hidup Indonesia, Indonesia maju, Indonesia maju, Indonesai maju, terima kasih. Simak video Jokowi selengkapnya:

3. Berbagai Tanggapan Negatif yang Sempat Berdatangan

Sejumlah tokoh politik pun turut berkomentar terkait arahan Jokowi.

Hal tersebut tampak dari laman Twitter sejumlah tokoh yang diunggah pada Sabtu (4/8/2018).

Kadiv Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan apabila arahan yang diberikan Jokowi adalah sebuah bentuk provokasi.

Menurut Ferdinand, sangat tidak etis apabila seorang presiden memberikan arahan yang mengarah pada kekerasan.

Nia Ramadhani Dikritik Publik Habiskan Uang Suami, Ardi Bakrie: Ya Netizen Nggak Bisa Disalahin Juga

Cuitan Ferdinand Hutahaean.
Cuitan Ferdinand Hutahaean. (Twitter)

Kemudian ada Ketua DPP Demokrat Jansen Sitindaon yang menganggap apabila anjuran seperti itu mencerminkan titik terendah Jokowi sebagai seorang presiden.

Menurut Jansen, Jokowi bisa tumbang lantaran omongannya sendiri.

Cuitan Jansen Sitindaon.
Cuitan Jansen Sitindaon. (Twitter)

4. Jokowi Menanggapi dengan Tegas

Tersiarnya video potongan pidato itu memunculkan kesan pernyataan Jokowi seperti memprovokasi masyarakat untuk berkelahi fisik.

Menanggapi video pidatonya yang banyak menuai polemik, Jokowi pun mengatakan jika harus menonton video secara komplet dahulu untuk bisa mengomentari secara utuh.

"Ditonton komplet dong, coba dirunut ke atas, jangan diambil sepotongnya saja."

"Nanti enak yang mengomentari, kalau seperti itu. Dilihat secara keseluruhan, konteksnya kan kelihatan," ujar Jokowi yang dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Senin (6/8/2018).

5. Kesaksian Wartawan yang Masih Ada di Ruangan

Sebelum Kepala Negara mengeluarkan kata-kata kontroversial tersebut, wartawan yang meliput sudah buru-buru diminta untuk meninggalkan ruangan acara.

Sejak awal, wartawan memang sudah diwanti-wanti oleh pihak Istana hanya diberi waktu lima menit untuk bisa meliput pidato Jokowi lima menit pertama.

"Ini berlaku untuk semuanya, baik wartawan tulis, kameraman dan fotografer," kata petugas Istana itu mewanti-wanti.

Hal ini berbeda dari kebiasaan.

Rapat umum Relawan Jokowi yang digelar di SICC, Bogor, Sabtu (4/8/2018).
Rapat umum Relawan Jokowi yang digelar di SICC, Bogor, Sabtu (4/8/2018). (Tribunnews.com/Chaerul Umam)

Diiringi Tangisan - Video Evakuasi Korban Selamat Gempa Lombok usai Tertimbun Reruntuhan Masjid

Biasanya, apabila memang acara Jokowi berlangsung tertutup, maka wartawan tidak diizinkan meliput dan hanya diberi kesempatan mengambil gambar sebelum dimulainya acara.

Sementara, apabila acara berjalan terbuka, maka wartawan biasanya bisa meliput hingga pidato selesai.

Tepat setelah lima menit pidato Jokowi berjalan, petugas Istana dibantu oleh panitia acara pun langsung meminta wartawan keluar ruangan.

Sementara, kata-kata "berani diajak berantem" itu keluar dari mulut Jokowi di menit ke-8 detik ke-50.

Saat itu, kebanyakan wartawan yang meliput sudah keluar meninggalkan ruangan acara.

Namun, sebagian wartawan termasuk Kompas.com masih berada di dalam ruangan karena tidak terpantau oleh petugas Istana.

Alhasil, bagian pidato Jokowi yang kontroversial itu juga tetap tersiar ke publik.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved