Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Rasa Sesal Bu Tien Seusai Bertemu Peramal, Ramalannya Terbukti Saat Soeharto Jadi Presiden Indonesia

Ada sebuah penyesalan yang dialami Tien Soeharto seusai diramal pria tersebut. Namun, ramalannya terbukti saat Soeharto jadi presiden

Penulis: Januar AS | Editor: Dwi Prastika
Tribun Timur (Repro)
Soeharto dan istrinya, Tien 

Gara-gara itu, Bu Tien kembali masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil uang.

"Madam, not forteen but forty," ungkap pria itu.

Sebenarnya Ibu Tien sendiri merasa menyesal.

Sebab, biaya atau ongkos meramalnya terlalu tinggi.

"Mengapa untuk hal begini saja, cuma sekedar iseng-iseng kok harus merogoh saku empat puluh ribu yang pada waktu itu tergolong jumlah yang banyak. Padahal gaji suami pas-pasan saja," kenang Ibu Tien.

Setelah uang diberikan, sang peramal itu lalu pergi.

Sejak itu, Ibu Tien mengaku tak pernah lagi bertemu dengan sang peramal itu, meski Soeharto pada akhirnya menjadi seorang tokoh bangsa yang tampil pada 1 Oktober 1965, menghadapi kudeta PKI, lalu dipercaya menjadi presiden menggantikan Soekarno.

Saat Soeharto Risau

Soeharto terlihat risau.

Hatinya gundah gulana.

Sejumlah prajurit Kostrad tak henti-hentinya mendatangi Soeharto meminta pendapat.

Namun, Soeharto tetap diam.

"Saya sering risau karena didatangi anak buah yang meminta pendapat dan penilaian saya. Mereka menunjukkan tarikan muka seperti mendesak ingin mendapat keterangan mengapa saya diam. Saya jawab, bahwa saya tidak buta! Saya telah melapor kepada atasan tentang keadaan. Situasi memang serius, tetapi saya tidak mendapat reaksi apa-apa. Apalagi yang dapat saya lakukan lebih dari itu," kata Soeharto.

Soeharto pada saat detik-detik menjelang meletusnya peristiwa berdarah, sedang menduduki posisi strategis sebagai Panglima Kostrad.

Pangkatnya Mayor Jenderal.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved