Tak Hanya Jepang, Berikut 4 Tradisi Minum Teh di Indonesia yang Dulu Hanya Dilakukan oleh Bangsawan
Tradisi minum teh ini awalnya hanya dimiliki kalangan bangsawan, tapi kemudian sudah menjadi kebiasaan masyarakat luas.
Tradisi minum teh ini pun memiliki tata cara, yaitu sebelum meminum teh, kita harus memutar gelas teh di telapak tangan sebanyak 2 (dua) kali.
Kemudian, aroma teh harus dihirup sekira 3 (tiga) kali dan barulah teh boleh diminum.
• Selain Pasta dan Pizza, 4 Makanan ini Juga Jadi Kuliner Khas Italia Lho!
3. Patehan, Keraton Yogyakarta
Tradisi Patehan tidak bisa dilakukan oleh siapa saja, hanya boleh dilakukan oleh lingkungan keraton.
Nama “Patehan” itu sendiri diambil dari tempat tradisi ini dilakukan, yakni di Bangsal Patehan.
Prosesi tradisi ini dilakukan oleh 5 (lima) perempuan dan 5 (lima) pria yang berpakaian adat Jawa dalam meracik dan menyajikan teh lengkap dengan makanan ringan yang dikhususkan untuk raja, keluarga, dan tamu keraton.
• 6 Kuliner Ekstrim yang Populer di Vietnam, Ada Vodka Ular hingga Daging Landak!
4. Nyahi di Betawi
Sajian teh ala Betawi ini dilakukan di pagi maupun sore hari.
Biasanya cenderung ringan alias tidak seberapa kental dengan citarasa yang mengarah ke tawar.
Konon kata "Nyahi" sendiri berasal dari budaya Arab, dari kata "Syahi" yang artinya teh.
Ada pula yang mengatakan budaya ini diadaptasi dari budaya minum teh di Tiongkok.
Kegiatan Nyahi biasanya dilakukan bersama keluarga atau teman pada sore hari beberapa jam usai waktu makan siang.
Yang diminum adalah teh tubruk, yakni minuman dari daun teh kering yang langsung diseduh tanpa disaring, ditaruh dalam teko kaleng blibrik atau teko berbahan kuningan.
Tradisi minum teh gaya Betawi biasanya dinikmati dengan gula kelapa.
Pemanis tersebut akan digigit terlebih dahulu, dilanjutkan dengan menyeruput teh hangat.
• Ada Formasi Batu Trolltunga sampai Danau Pink Hillier, Ini 10 Destinasi Paling Tak Biasa di Dunia