Kiai Mas Ubaidah Wafat Dimakamkan di Makam Keluarga Tambaksumur Waru Sidoarjo
Ratusan warga berkerumun di kompleks Makam Islam Desa Tambaksumur, Kecamatan Waru, Sidoarjo.
Penulis: M Taufik | Editor: Yoni Iskandar
"Saya sendiri tidak pernah melihat langsung, tapi saya percaya karena kerap diberitahu ayah," tukasnya.
Cerita lain tentang Kiai Mas Ubaidah, disebut beberapa warga bahwa almarhum merupakan, seorang penjaga Desa Tambak Sumur. Kerap kali ketika hendak ada marabahaya, almarhum berjalan keliling desa.
"Seperti saat akan ada puting beliung besar beberapa waktu lalu, beliau juga keliling desa. Kami yakin doa beliau mustajabah, desa ini aman dari amukan musibah itu," urai Gus Masrukin.
Selama ini Kiai Mas Ubaidah tinggal bersama beberapa santrinya. Disebut beberapa familinya, almarhum sempat beberapa kali menikah tapi tidak dikaruniai keturunan.
"Iya, setahu kami beliau tidak punya anak. Tapi kami tidak berani memastikan. Jangan-jangan saya yang tidak tahu," jawab Ahmad Fasih, putra Kiai Idris dari Jemur Ngawinan Surabaya yang juga famili almarhum.
Gus Fasih mengaku sempat bertemu langsung dengan Kiai Mas Ubaidah sekitar dua Minggu lalu. Tepatnya pas Sabtu malam Minggu. Bertemu di kamar pribadi sang kiai.
"Sempat didoakan dan diberi pesan-pesan tentang kebaikan. Sama sekali tidak menyangka, itu pertemuan saya yang pertama dan ternyata pertemuan yang terakhir," tutur Fasih lirih.
Saat bertemu itu, Kiai Mas Ubaidah disebutnya sudah terlihat sepuh. Pendengarannya juga sudah berkurang sehingga perlu agak keras saat berbincang.
Diceritakannya, dalam pertemuan tersebut Kiai Mas Ubaidah terlihat sangat senang. Dari kabar yang diterimanya, memang almarhum selalu senang ketika bertemu dengan famili-familinya.
Sekarang tokoh dan panutan masyarakat itu telah berpulang. Keluarga dan warga benar-benar merasa kehilangan atas wafatnya Kiai Mas Ubaidah.(m.taufik)