Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

5 Tradisi Menyambut Bulan Suro di Pulau Jawa, Ada Kirab Pusaka hingga Tirakat Mubeng Benteng

Biasanya, masyarakat Jawa menyambut bulan Suro dengan perayaan yang disertai prosesi adat karena dianggap sakral.

Editor: Pipin Tri Anjani
TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI GHOZALI
Sejumlah keluarga dan abdi dalem Pura Mangkunegaran melakukan kirab pusaka mengelilingi benteng di Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (06/12/2010). Kirab tersebut diadakan untuk memperingati Malam Satu Suro, tahun baru penanggalan Jawa atau 1 Muharram 1432 Hijriah. 

Menjelang pukul 00.00, Sabtu dini hari, warga mulai berjajar dan melakukan kirab membawa kepala kerbau ke puncak Gunung Merapi.

Lebih kurang 4 kilometer berjalan, warga Selo sampai ke puncak dan melakukan doa bersama.

Kepala kerbau yang ditutupi kain warna putih menjadi simbol rasa hormat warga kepada Sang Penguasa Alam.

Acara yang juga sering disebut Sedekah Gunung tersebut selalu diikuti warga dari lereng Gunung Merapi, khususnya Boyolali.

Dengan berpakaian adat Jawa, warga mulai melakukan persiapan Sedekah Gunung dengan melantunkan doa dan nyanyian.

Tahun Baru Islam 1 Muharram 1440 H, Anjuran Menunaikan Puasa Asyura, Penghapus Dosa Setahun Lalu

5. Tradisi Tirakat Mubeng Benteng di Keben Keraton Yogya

Kirab ini dilakukan di Yogyakarya.

Masyarakat melakukan kirab mengelilingi benteng tanpa berbicara sebagai bentuk perenungan akan perjalanan hidup selama satu tahun lalu.

Biasanya ribuan warga Yogyakarta dan sekitarnya. Acara dimulai pukul 00.00 WIB. Acara yang dilakukan oleh masyarakat Yogyakarta ini sudah dilakukan secara turun-temurun sebagai bentuk syukur masyarakat Yogyakarta terhadap apa yang didapatkan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Inilah 5 Tradisi Menyambut Bulan Suro di Pulau Jawa"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved