Sate Lele, Tujuan Kuliner Baru di Kediri yang Makin Digemari

TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Satu lagi kuliner di Kediri yang tengah ramai menjadi topik pembicaraan masyarakat. Kuliner itu berupa sate lele yang diyakini makanan menyehatkan karena rendah kandungan kolesterolnya. Produk makanan olahan dari ikan lele ini setiap hari diserbu pembeli.

Di Kediri ada berbagai jenis makanan dengan bahan bumbu sate. Selain sate kambing, ayam dan kelinci juga ada sate nol dua atau sate bekicot. Saat ini telah hadir sate lele dengan bumbu seperti sate kambing.

Adalah Mariani (54) warga Desa Tales, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri yang pertama kali menjadi perintis sate lele. Warung sate lele ini setiap hari ramai dikunjungi pembeli.

"Ide sate lele ini bermula dari coba-coba saat ikut karnaval di desa. Satenya saya bagi-bagikan kepada warga, rsponsnya juga luar biasa karena yang mencicipi bilang rasanya enak," ungkap Mariani, Senin (17/9/2018).

• Menang Gugatan, Korban Lumpur Lapindo Sidoarjo Tagih Janji Presiden Jokowi untuk Bayar Ganti Rugi

Dari tester warga kemudian Mariani mencoba membuka stan sate lele di arena bazar semakin mendapat sambutan yang sangat antusias. Terbukti ratusan tusuk sate lele terjual habis.

Yakin kuliner yang dirintisnya mendapat sambutan dari konsumen, Mariani kemudian memberanikan diri membuka warung sate lele. Terbukti animo masyarakat sangat bagus.

Karena pada hari biasa omset sate lele di warungnya bisa mencapai Rp 2 jutaan. Malahan pada akhir pekan omset melonjak menjadi Rp 5 jutaan sampai Rp 7 jutaan.

"Untuk daging lele yang dibutuhkan sate antara 20 - 40 kg. Kami pilih lele yang besar sehingga dagingnya dapat diiris untuk sate," tambahnya.

• Belum Cerai Nekat Kumpul Kebo di Kampung Padat Penduduk, Pasangan di Kediri ini Digrebek Satpol PP

Stok pasokan daging lele sejauh ini tidak ada masalah karena banyak mendapat pasokan dari peternak lele. Mariani sendiri juga memiliki kolam lele sehingga dapat memenuhi kebutuhan.

Setiap tusuk sate lele dijual seharga Rp 1.500 atau Rp 15.000 untuk 10 tusuk sate lele. "Kelebihan sate lele ini nilai proteinnya tinggi dan kolesterolnya rendah serta daging lele yang lunak," jelasnya.

Mariani biasa menyajikan sate lele dengan nasi putih. Namun pembeli juga dapat memilih dengan lontong. Bumbu satenya sendiri tidak berbeda dengan bumbu sate kambing dari adonan kacang dicampur kecap serta irisan brambang.

Namun untuk membakar sate lele, Mariani tidak memakai arang layaknya sate kambing atau sate ayam. Pembakaran dilakukan dengan kompor gas karena lebih bersih dan semakin efisien.

• Wanita ini Pingsan dan Terpental dari Motor, Kena Bogem Mentah Pemotor saat Jalanan Surabaya Macet

Selain menjual sate lele, Mariani juga membuat masakan olahan berbahan dasar ikan lele. Di antaranya bakso lele, nuget lele, sempol lele, tahu bakso lele, stick lele serta crispi. Seluruhnya ada 16 item produk makanan berbahan dasar daging ikan lele.

"Langganan kami biasanya setelah mencoba sate lele, kalau balik lagi mencoba bakso lele atau nuget lele. Sate lele juga tidak membuat bosan karena bumbunya juga lezat," tambahnya.

Mariani mengaku sebagai peternak lele perlu melakukan diversifikasi makanan olahan dari ikan lele. Sehingga ikan lele tidak hanya dikonsumsi dengan cara digoreng biasa. Dengan mengolah ikan lele, nilai ekonomisnya semakin meningkat.

• Layanan Publik di Jatim Terbaik, Pakde Karwo Raih Penghargaan Indonesia’s Attractiveness Award 2018

Sementara Ny Ririn (37) mencoba sate lele setelah mendapat informasi dari sejumlah koleganya yang lebih dahulu mencicipi.

"Ternyata satenya enak sama dengan sate ayam, malah daging lebih lunak dan aman untuk gangguan kolesterol," tegasnya. (Didik Mashudi)