Sudjiwo Tedjo Ungkap Hasil Penelitian Doktor di London, Sebut Ahok Jatuh Bukan Karena Sentimen Agama
Sudjiwo Tedjo ungkap hasil penelitian soal kejatuhan Ahok. Ternyata bukan karena sentimen agama. Lalu karena agama?
Penulis: Januar AS | Editor: Ani Susanti
TRIBUNJATIM.COM - Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok merupakan mantan Gubernur DKI Jakarta.
Ahok menjadi gubernur karena menggantikan Joko Widodo (Jokowi) yang menjadi presiden seusai memenangi Pilpres 2014 lalu.
Pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu, Ahok mencalonkan dirinya menjadi gubernur, bersama Djarot Saiful Hidayat.
Namun, belakangan Ahok kalah oleh pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dalam pilkada tersebut.
• Pidato Soekarno Pasca G30S/PKI Tiba-tiba Berhenti Akibat Selembar Nota dari Ajudan, Isinya Mencekam
Ahok kini pun ditahan di Rutan Mako Brimob.
Ahok tersandung kasus dugaan penistaaan agama.
Terkait hal itu, seorang budayawan Sudjiwo Tedjo pun angkat bicara.
Sudjiwo Tedjo menyebut jatuhnya Ahok sebenarnya bukan hanya karena kasus sentimen agama.
• Cerita Sintong Panjaitan Soal Seleksi Kopassus, Terharu Lihat Reaksi Pasukan TNI yang Tak Lulus
Dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) Selasa (18/9/2018) malam, Sudjiwo Tedjo mengatakan dua minggu lalu dia membaca artikel Edward Ghani.
Menurut Sudjiwo, artikel tersebut direkomendasi oleh mantan menteri keuangan, Chatib Bisri.
"Itu Ahok jatuh bukan karena sentimen agama, hasil penelitian," kata Sudjiwo.
Menurutnya, Ahok jatuh karena hal lainnya.
• Berusaha Move On, Kata-Kata dari Luna Maya Ini Cocok Buat Kalian yang Masih Sering Galau!
"Tapi karena ada beberapa titik yang tidak mengalami keadilan," ucap Sudjiwo.
Sudjiwo Tedjo menjelaskan kalau penelitian yang ia baca itu merupakan tulisan di tingkat doktoral dari penulis yang kuliah ekonomi politik di London.
"Dia meneliti tidak seperti pandangan orang kehatuhan Ahok karena sentimen Agama, tapi di beberapa titik, dia mengungkap pada hasil penelitian itu, ada ketidakadilan sosial," kata Sudjiwo saat mengulangi ucapannya seusai diminta mengulang oleh seorang narasumber lainnya, Ridwan Saidi.
Oleh karena itu, Sudjiwo pun menyebut rakyat sebenarnya sudah rasional.
• Otavio Dutra Absen di Laga Persebaya Vs Sriwijaya FC, Ternyata Ikut ke Palembang, ini Penjelasannya
"Artinya rakyat rasional, dan jangan-jangan ini nggak ada pengaruhnya. Mau Pak Jokowi didukung ulama, mau Pak Prabowo didukung ulama, walaupun saya nggak pernah denger ada yang mendukung, misalnya Pak Jokowi mendukung ulama, Pak Prabowo mendukung ulama, kan lebih enak daripada Pak Prabowo didukung ulama," bebernya.
Ucapan Kwik Kian Gie soal Ahok yang tak bertahan lama jadi pemimpin
Dalam buku "MENELUSURI ZAMAN: Memoar dan Catatan Kritis" (2017), Kwik Kian Gie juga pernah bercerita pertemuannya dengan Jokowi dan Megawati.
Dalam buku itu, Kwik Kian Gie menulis pertemuan Megawati, dia, dan Jokowi terjadi saat kepergian Taufik Kiemas di Singapura.
"Saya ada di Surabaya. Maka saya menyatakan bela sungkawa kepada Mbak Mega sambil mengatakan bahwa saya di Surabaya, sehingga tidak mungkin hadir pada upacara pemakamannya," tulis Kwik Kian Gie.
Kwik baru tiba di Jakarta siang hari dan segera ke Jalan Teuku Umar (kediaman Megawati).
• Vania Selalu Bertanya Bapak Mana? Sebelum Tidur, Venna Melinda Jawab Hanya dengan Tiga Kata Ini
Tiba di lokasi pukul 14.30 WIB.
Saat itu pelataran parkir disulap menjadi ruang tamu kosong.
Kwik Kian Gie bertemu Megawati dan Joko Widodo yang saat itu baru tiba dari Kalibata.
"Mbak Mega tidak bisa diganggu dua hari. Maka saya ngobrol dengan Pak Jokowi," tulis Kwik Kian Gie.
Saat itu, Kwik mengatakan kepada Jokowi bahwa Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) yang menjabat Wakil Gubernur tidak akan bertahan sebagai pemimpin dalam jabatan publik apapun.
• Posting Foto Selfie Pacar di Instagram, Kaesang Pangarep Diprotes Kahiyang Ayu
Itu karena perilaku dan tutur kata Ahok yang sangat kasar.
"Itu karakter, saya sudah memberitahukan berkali-kali. Paling-paling dia sembuhnya hanya tiga hari saja," jawab Jokowi.
Saat itu, Megawati yang tengah makan memanggil Kwik Kian Gie dan mengajak ngobrol.
Mereka bicara tentang siapa yang paling cocok dicalonkan PDI Perjuangan sebagai presiden dan calon gubernur DKI.
• Unik, Pendaftar CPNS Tahun Ini Wajib Kumpulkan Foto Selfie ke Situs Resmi BKN
"Ternyata apa yang dipikirkan ketika itu berlainan dengan kenyataan," tulis Kwik.
Kwik selanjutnya mengungkapkan betapa dinamisnya kehidupan politik di negeri ini.
Dalam buku yang diterbitkan tahun 2017 itu juga diceritakan bahwa saat itu Jokowi sadar bahwa tutur kata dan perilaku Ahok akan membuatnya tidak bisa bertahan sebagai gubernur.
"Ternyata sekarang semuanya benar," tulis Kwik Kian Gie.
• Arthur Cunha Absen, Milan Petrovic Tetap Optimis Arema FC Raih Poin di Jayapura
Sejumlah kritik juga dituliskan Kwik Kian Gie terhadap para pendukung Ahok.
"Yang tidak disadari oleh pendukung Ahok ialah bahwa mereka itu terkesan menjadi politisi dadakan," tulis Kwik.
• Ari Lasso Nostalgia Bareng Dewa 19, Sosok Maia Estianty Juga Ada di Panggung, Lihat Foto Lawasnya
Menurutnya, Ahok dan para pendukungnya tak sadar bahwa manusia mempunyai perasaan, mempunyai emosi, dan juga mempunyai emotional intelligence di samping intelligent quotient.
"Sehingga hatinya tersaikiti ketika dimaki dengan tutur kata yang sangat kasar dan kotor," tulis Kwik Kian Gie.