Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

5 Fakta Baru Tewasnya The Jak, Cara Bobotoh Ketahui Identitas Haringga Sirla hingga Pengakuan Pelaku

Ternyata seperti inilah identitas Haringga diketahui oleh para Bobotoh, hingga dia pun dikeroyok. Simak fakta lengkapnya

Penulis: Januar AS | Editor: Ani Susanti
Instagram/ TribunJabar
Haringga Sirla dan polisi saat menunjukkan barang bukti 

Namun di video berdurasi 30 detik itu, tampak seorang pria memukulkan benda mirip pipa besi tersebut ke arah korban.

Belakangan diketahui, pria tersebut berdasarkan keterangan dari Kasatreskrim Polrestabes Bandung diduga bernama ‎Budiman (41).

Dalam video itu, dia tampak berkata sesuatu pada sekelompok orang yang menganiaya korban sambil telunjuknya mengarahkan pada satu arah.

"Bawa kaditu," teriak pria tersebut.

Kemudian, dia memukulkan tongkat mirip pipa besi itu pada bagian kanan tubuh korban. Korban tampak melindungi kepalanya oleh kedua tangannya.

‎Saat ini, bersama ke delapan pelaku lainnya, ia ditahan di Mapolrestabes Bandung untuk keperluan penyidikan.

Saat press conference kasus itu oleh Kasatreskrim AKBP M Yoris Maulana, pria tersebut dihadirkan.

"‎Saya hanya membantu bapak saya saja," ujar pria tersebut. Belum diketahui siapa bapak pria tersebut.

Dari delapan tersangka yang sudah ditangkap, mereka bernama Budiman (41), Goni Abdurahman (20), Cepy Gunawan (20), Aditya Angara (19), Dadang Supriatna (19), Joko Susilo (31) dan dua pria di bawah umur berinisial Dfa (16) dan Smr (17).

‎"Upaya kami ke depan melakukan pengejaran pelaku yang turut menganiaya. Kami akan berkoordinasi dengan organisasi suporter Persib, Viking dan manajemen Persib untuk perlihatkan video tersebut dan melacak pelaku. Kami harap kepada Bobotoh yang ikut menganiaya menyerahkan diri," ujar AKBP M Yoris Mulana.

Dari delapan orang yang diamankan, semuanya merupakan suporter Persib berasal dari dalam dan luar Bandung.

Kemenangan Persib Ternodai Tewasnya Suporter, Ridwan Kamil: Lebih Baik Tidak Ada Liga Sepak Bola

4. Cara Bobotoh ketahui identitas Haringga

Haringga yang berasal dari Jakarta Barat berangkat dari Ibu Kota menuju Bandung menaiki kereta api Argo Parahyangan.

Hal itu diketahui dari unggahan Instagram Story Haringga.

Haringga Sirla berangkat ke Bandung seorang diri untuk menonton pertandingan Persib Bandung vs Persija Jakarta.

Ia sempat mengajak seorang temannya, Hilmi, untuk bersama pergi ke Bandung.

Tetapi Hilmi menolak ajakan tersebut karena alasan keamanan.

Kejadian nahas pun menimpa Haringga saat berada di sekitar GBLA.

Bukannya menyaksikan tim pujaan, ia justru dikeroyok sejumlah orang.

Menurut penjelasan AKBP M Yoris Maulana Marzuki, Haringga bisa ketahuan gara-gara adanya sweeping dari bobotoh di sekitar stadion.

Saat sweeping itulah Haringga ketahuan dirinya tercatat sebagai warga Jakarta, dilihat dari KTP yang dibawanya.

"Kejadian ini bermula ketika seorang pengendara (korban) melintas di depan Stadion GBLA dan ternyata dilakukan sweeping oleh anak-anak Bobotoh," kata Yoris di Bandung, Senin (24/9/2018) dilansir dari Tribun Jabar (grup TribunJatim.com)

"Saat razia, mereka mendapatkan ada satu orang diduga anggota The Jakmania (organisasi suporter Persija) yang memiliki KTP dari Jakarta," tambahnya.

Yoris melanjutkan, setelah identitas Haringga diketahui, oknum bobotoh lantas melakukan penganiayaan secara brutal menggunakan helm, balok kayu, kaca piring, dan sebagainya.

Melihat video pengeroyokan terhadap Haringga yang beredar di media sosial, pria berperawakan tambun itu diseret dalam kondisi tak sadarkan diri, tubuhnya pun berlumuran darah.

Yoris mengatakan, Haringga kemudian tewas di lokasi kejadian.

Stefano Cugurra Sebut Insiden Tewasnya The Jakmania di Bandung Jadi Momen Terburuk Sepanjang Karir

5. Tanggapan Fadli Zon

Wakil Ketua DPR, Fadli Zon ikut menyoroti kasus meninggalnya Sirla.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu menyebut kejadian meninggalnya suporter karena suporter di Indonesia memiliki rasa cinta terhadap klub begitu tinggi.

"Olahraga sepakbola ini kan menjadi bagian dari budaya rakyat juga, dan biasanya sence of belonging terhadap klub itu sangat tinggi, mirip hooliganism di negara-negara Inggris," ujarnya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (24/9/2018).

Fadli juga menyebut jika seorang suporter memiliki rasa cinta yang sangat tinggi, maka seharusnya fans tersebut bisa menjaga nama baik klub jtu juga.

"Saya kira sudah mulai ada atributif kepada klub itu yang potensial kepada industri sepak bola, tapi ini harua dimanage agar tidak menimbulkan perkelahian tawuran hingga kekerasan," katanya.

Untuk itu, harus ada pembinaan manajemen bagi para pendukung masing-masing klub sepak bola agar fanatisme para fans bisa membuat klub sepak bola itu bisa hidup dari fans.

"Ini menjadi tantangan supaya tidak terjadi kekerasan itu, jadi ada pembinaan dan bisanya di aturan internasional juga ada sanksi kepada fans yang tidak tertib," katanya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved