Surabaya Kebut Pembangunan Lift Jembatan Penyeberangan Orang Tanpa APBD, Begini Tipsnya
Kota Surabaya terus berbenah untuk menjadi kota yang ramah bagi seluruh warganya, tak ketinggalan masyarakat difabel.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kota Surabaya terus berbenah untuk menjadi kota yang ramah bagi seluruh warganya.
Tidak pandang bulu, pemerataan pelayanan terus diupayakan agar seluruh lapisan masyarakat bisa merasakannya, tak ketinggalan masyarakat difabel.
Salah satu proyek yang kini tengah dikebut hingga akhir tahun 2018 adalah pembangunan lift di delapan titik jembatan penyeberangan orang (JPO) di Surabaya.
Delapan titik JPO yang kini sedang dikebut adalah di JPO Jalan Basuki Rahmad, JPO Jalan Gubernur Suryo, JPO di Jalan Pemuda, JPO di Jalam Urip SUmoharjo, JPO di Jalan Profesor Moestopo, dan JPO depan Jalan WOnokromo.
(Jadi Teman SPG, Pria ini Curi Helm di Atlas Sport Club, Aksinya Terekam CCTV)
Selain itu Pemkot juga menambah bentang JPO, yakni di depan Rumah Sakit Bhayangkara dan di depan Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) atau di depan Giant Margorejo.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Irvan Wahyudrajad mengatakan ada sejumlah tujuan mengapa JPO yang ada di Kota Pahlawan ini ditambah lift.
"Sebenarnya sudah dimulai tahun lalu satu JPO di Jalan Basuki Rahmad, tahun ini ditambah di banyak titik," kata Irvan yang dikonfirmasi oleh Surya, Sabtu (29/9/2018).
Menurut Irvan, saat ini fungsi JPO kian dianggap sebelah mata oleh pejalan kaki.
Mereka kerap nekat menyeberang lantaran malas menggunakan JPO, meski berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain.
Namun dengan adanya lift di JPO ini masyarakat jadi terstimulus untuk menyeberang dengan menggunakan JPO.
Alasan malas naik dan turun tangga di JPO bisa tersisihkan.
(Viral Driver Ojek Online Bawa 2 Anaknya Sambil Bekerja, Sang Ibu Masih Harus Dapat Omelan Konsumen)
(Jadi Teman SPG, Pria ini Curi Helm di Atlas Sport Club, Aksinya Terekam CCTV)
"Selain itu, selama ini JPO hanya bisa digunakan oleh masyarakat yang sehat. bagi mereka yang berkebutuhan khusus, kalau menyeberang kan lebih susah, nah lift ini adalah solusi bagi mereka," kata Irvan.
Mereka yang memiliki kebutuhan khusus bisa nyaman dan aman jika menyeberang dengan JPO.
Terbukti, dengan melihat animo masyarakat di JPO Basuki Rahmat, angka masyarakat yang nekat menyeberang di jalanan turun drastis.
Di sisi lain, Irvan menegaskan bahwa JPO juga bermanfaat untuk efisiensi ekonomi.
Pasalnya, jika ada masyarakat yang nekat menyeberang di bawah, maka kendaraan yang lain akan mengalah, mengerem kendaraan mereka, hingga acap kali kemacetan bisa terjadi.
"Selain itu (kalau tidak ada JPO) menambah polusi ya, dari asap kendaraan, dari rem kendaraan. Semakin lama macet, di jalan raya tentu bahan bakar, waktu menjaddi terbuang," tegasnya.
Lebih lanjut Irvan menegaskan bahwa tujuan Pemerintah Kota terus membenahi fasilitas publik adalah untuk meningkatkan kenyamanan warga Surabaya di kotanya sendiri.
Bahwa layanan publik tidak hanya untuk orang yang sehat melainkan juga untuk mereka yang memiliki kekurangan.
(Jenazah Istrinya Sudah Dimakamkan di Kampung Halaman, Kondisi Kapolres Tulungagung Masih Diisolasi)
Tak hanya di JPO saja, Pemkot Surabaya juga sediakan pedestrian dengan jalur khusus bagi warga tunanetra.
Begitu juga dengan gedung-gedung layanan publik di Kota Pahlawan yang dibuat ramah difabel, mulai petunjuk arah, akses, fasilitas dan lain sebagainya.
"Upayanya ke sana, supaya bisa memberikan keadilan layanan, di pedesterian juga ada penunjuk jalan," kata Irvan.
Sementara itu Kepala Dinas Pengelolahan Bangunan dan Tanah Kota Surabaya Maria Theresia Ekawati Rahayu mengatakan saat ini di delapan titik proyek lift JPO di Surabaya sudah mencapai 30 persen.
Proyek ini dikebut agar bisa selesai akhir tahun 2018 mendatang.
(Naik Motor Tergesa-gesa, Warga Taman Sidoarjo Tewas Terlindas Truk di Karangpilang Surabaya)
(JAPRI Sukses Tumbuhkan 77 Wirausahawan Muda di Trenggalek)
"Sekarang masih terus jalan. Yang di Jalan Gubernur Suryo sudah progres banyak. Tapi untuk keseluruhan sudah 30 persen berjalan," kata Maria saat dikonfirmasi Surya.
Ia mengatakan penambahan fasilitas lift di JPO ini dikerjakan dengan dana nol APBD.
Pemerintah memanfaatkan CSR dari penyewa JPO untuk membangunkan lift untuk fasilitas publik tersebut.
Sebagaimana diketahui untuk aset JPO memang ada di bawah kepemilikan dan pengelolaan Pemerintah Kota.
Namun aset tersebut disewakan bagi pihak ketiga yang ingin memanfaatkan JPO untuk periklanan.
Perusahaan reklame yang menyewa JPO itulah yang kemudian ditarik CSR nya untuk membangunkan lift di JPO.
"Tidak pakai APBD, semua full dari penyewa JPO," pungkas Maria.
(Naik Motor Tergesa-gesa, Warga Taman Sidoarjo Tewas Terlindas Truk di Karangpilang Surabaya)
(Sandiaga Uno Kunjungi Pasar Pahing Kota Kediri, Emak-emak Heboh dan Berebut Selfie Bareng)