Gejolak Rupiah
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Dorong Peningkatan Transaksi Hedging Treasury BNI
Fluktuasi nilai tukar rupiah atas mata uang asing, terutama dolar AS telah mendorong pengusaha untuk melakukan kebijakan hedging atau lindung nilai.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Ani Susanti
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Fluktuasi nilai tukar rupiah atas mata uang asing, terutama dolar Amerika Serikat (AS) telah mendorong pengusaha untuk melakukan kebijakan hedging atau lindung nilai.
Yaitu usaha untuk memitigasi risiko ketidakpastian pergerakan nilai tukar dan tingkat suku bunga.
"Di tengah kondisi perekonomian seperti saat ini tentunya banyak pelaku usaha terpapar risiko pasar keuangan akibat pelemahan nilai tukar ini. BNI memiliki beragam produk lindung nilai (hedging) yang sudah mendapat izin dari OJK dan Bank Indonesia seperti Forex Forward, Forex Swap, Forex Option, Cross Currency Swap, Interest Rate Swap dan Call Spread Option, yang bisa dimanfaatkan," kata Muhammad Jufri, CEO BNI Kantor Wilayah Surabaya, Senin (1/10/2018).
Layanan ini bisa didapatkan di Treasury Regional Area (TRA) Surabaya.
"Pengusaha cukup fokus di kegiatan bisnis, risiko-risiko pasar (fluktuasi nilai tukar dan suku bunga) serahkan kepada BNI dan biarkan BNI yang menangani risiko tersebut", tambahnya.
• Di Tahun 2019, Banyuwangi Akan Fokus Pembangunan Jalan, Kurangi Perjalanan Dinas dan Bansos
Setiap tahunnya TRA Surabaya mencatatkan rata-rata volume transaksi hingga 2 miliar dolar AS dengan volume transaksinya lindung nilai (hedging) yang mencapai 350 juta dolar AS atau ekuivalen Rp 5,1 triliun.
Menurut Jufri, hal itu masih sekitar 20 persen.
Saat ini produk hedging yang sudah banyak digunakan oleh pelaku usaha di wilayah surabaya adalah forex swap, forex forward dan cross currency swap.
"Ini menjadi tantangan tersendiri untuk meningkatkan volume hedging. Apalagi potensi pelaku usaha di wilayah Surabaya dan Jawa Timur ini cukup besar," ungkap Jufri.
Terkait nilai tukar rupiah yang terdepresiasi sebesar -10,02 persen terhadap dolar AS, di mana awal tahun rupiah masih berada di level 13,542 per dolar AS, namun pada tanggal 30 September 2018 nilai tukar rupiah terhadap mata uang negeri Paman Sam ini sudah berada di level 14,900.
Di pasar keuangan harga saham dan obligasi pun ikut berguguran.
"Nah itu bisa menjadi pengalaman dan pendorong bagi pelaku usaha untuk memanfaatkan program hedging ini," tambah Jufri.
• 44 Perantau Asal Jember Berada di Palu dan Donggala Saat Terjadi Gempa, 2 Orang Meninggal Dunia
Upaya lain yang dilakukan BNI Wilayah Surabaya adalah ikut mendorong peningkatan ekspor.
Terutama, dengan pelaku usaha kecil dan menengah untuk mengembangkan pasarnya hingga keluar negeri.
"Kami sudah melakukan startegi menggandeng Dinas Koperasi dan UKM (Usaha Kecil Menengah) Jawa Timur untuk mencari dan mengangkat pengusaha-pengusaha untuk naik ke pasar ekspor. Jumlah UKM di Jatim mencapai 9 juta dan 2.000 yang sudah siap dan sudah ekspor," ungkap Jufri.