Gempa dan Tsunami Sulawesi Tengah
44 Perantau Asal Jember Berada di Palu dan Donggala Saat Terjadi Gempa, 2 Orang Meninggal Dunia
Puluhan warga Jember berada di Palu dan Donggala saat gempa dan tsunami mengguncang. Bagaimana kondisi mereka?
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Ani Susanti
TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember membuka posko pelaporan korban gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Posko pelaporan itu ditempatkan di Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BPBD Jember.
Posko yang dibuka sejak Sabtu (29/9/2018) itu telah menerima laporan terkait 44 orang.
44 orang itu merupakan perantau asal Jember yang tinggal di Palu dan Donggala.
44 orang itu terdiri atas 21 orang belum diketahui keberadaannya (lost contact), 20 orang selamat, satu orang terluka dan dirawat di sebuah rumah sakit, serta dua orang meninggal dunia.
Data itu didapatkan Surya (grup TribunJatim.com) hingga Senin (1/10/2018) siang.
• BREAKING NEWS: Gempa 5,3 SR Guncang Donggala Pagi ini, Tidak Berpotensi Tsunami
Dua orang yang meninggal dunia adalah suami istri asal Desa Curahlele Kecamatan Balung, Sulaiman dan Zubaidah.
Keduanya tinggal di Palu dan meninggal dunia setelah gempa dan tsunami merusakkan tempat tinggal mereka.
Dua anak Pasutri itu, dan seorang menantu berhasil selamat.
"Sulaiman dan Zubaidah meninggal dunia, dan sudah dimakamkan. Sedangkan dua anaknya dan menantu akan pulang ke Jember karena rumah mereka di sana sudah rusak, tidak ada tempat tinggal. Menunggu bandara normal supaya saudara saya bisa pulang ke Jember," ujar Ahmad, saudara Zubaidah yang dihubungi Surya (grup TribunJatim.com), Senin.
Ahmad menuturkan, keluarga mengikhlaskan Pasutri asal Balung itu dimakamkan di Palu, sebab mereka sudah menjadi warga sana, meskipun perantauan dari Jember.
Hanya saja, keluarga yang tersisa berkehendak pulang ke Jember menunggu situasi membaik dan ada penerbangan yang membawa mereka ke Jawa.
"Sebenarnya memang mau pulang ke Jember, terutama Ibu Zubaidah dan anak perempuannya karena kangen Jember. Ngontak saya empat hari sebelum gempa, minta disusul di Juanda (Bandara Juanda). Tetapi terus ada gempa dan kehilangan kontak. Akhirnya kami ketahui kalau Pak Sulaiman dan Bu Zubaidah meninggal dunia," lanjutnya.
• Update Gempa di Sulteng - Data Kodam XIII Merdeka: 925 Korban Meninggal Dunia, 65.733 Bangunan Rusak
Sedangkan satu di antara anak Pasutri itu, Nur, baru diketahui keberadaannya Minggu (30/9/2018) dalam kondisi selamat.
Sang anak tidak bisa mengikuti prosesi pemakaman orang tuanya karena sempat hilang kontak beberapa hari pasca gempa dan tsunami.