Ratna Sarumpaet Akui Berbohong, Farhat Abbas Laporkan Prabowo dan 16 Politikus Lainnya ke Polisi
Kasus Ratna Sarumpaet ternyata berbuntut panjang. Kini giliran Prabowo Subianto dan 16 politisi lainnya yang dilaporkan ke polisi
Penulis: Januar AS | Editor: Adi Sasono
TRIBUNJATIM.COM - Pasca diduga mengalami pengeroyokan, aktivis perempuan Ratna Sarumpaet akhirnya memberikan pengakuan terkait kasus yang dialaminya.
Ratna Sarumpaet akhirnya mengakui terkait kebohongan yang dikarangnya soal dugaan penganiayaan di Bandung pada tanggal 21 September 2018.
Ratna Sarumpaet mengakui kalau dirinya telah mengarang cerita dirinya telah dikeroyok.
Dirinya juga menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada publik.
• 7 Fakta Baru Kasus Ratna Sarumpaet, Polisi Temukan Bukti di Mana Ratna Berada Tanggal 21 September
"Saya mohon maaf, apa pun yang saya sampaikan kali ini sesuatu yang berguna yang membuat kegaduhan dalam 2 hari ini bisa mereda. tanggal 21 saya mendatangi RS khusus bedah. kedatangan saya disitu karena kami sepakat beliau akan menyedot lemak di pipi kiri dan kanan," kata dalam konferensi pers.
Lanjutnya, sebelumnya ia telah melakukan operasi plastik tiga sampai empat kali dengan dokter yang sama.
Dirinya kaget setelah menjalani operasi, wajahnya seperti orang yang babak belur.
karena kondisinya itu, saat pulang ia ditanya oleh anak-anaknya.
Lantas entah apa yang alasannya, Ratna Sarumpaet malah mengarang cerita kalau ia telah dipukuli.
"Ada seperti kebodohan yang saya gak pernah saya bayangkan dan saya lakukan dalam hidup saya. Saya ditanya anak saya soal kondisi wajah, dan saya jawab dipukul orang, Jawaban pendek itu dalam satu dua minggu ke depan akan terus, namanya juga anak bertanya kenapa," ungkapnya.
Karena terus dikorek oleh anaknya, Ratna Sarumpaet pun terus mengembangkan cerita.
Namun ia mengakui kalau karangan cerita itu hanya untuk intern keluarga dan tidak sampai tersebar ke luar.
Ia pun tak menyangka bahwa kalau cerita akan tersebar hingga membuat heboh banyak pihak.
Ratna Sarumpaet mengakui segala kebohongan yang telah dibuatnya.
Bahkan, saat Prabowo dan Amien Rais menjenguknya pada Selasa (3/10/2018), Ratna pun mengaku telah mengarang cerita.
"Bahkan di depan Prabowo, orang yang saya perjuangkan yang saya cita-citakan memimpin bangsa ini ke depan. Mengorek apa yang terjadi terhadap saya, saya juga masih melakukan kebohongan itu," ucapnya dalam konferensi pers.
Lanjutnya, bahkan usai pertemuan dengan Prabowo dan Amien Rais, dirinya tetap diam dan membiarkan cerita bohong itu bergulir.
"Di lapangan Polo sebenernya saya merasa ini salah. Waktu saya berpisah dengan Prabowo dan Amin Rais, saya tahu ini salah, tapi saya gak mencegat mereka.
Itu yang terjadi. Jadi tidak ada penganiayan itu. Hanya cerita khayal entah setan diberikan mana yang diberikan ke saya dan berkembang seperti itu," ungkap Ratna.
Dirinya pun tak sanggup melihat ketika Prabowo membuat konferensi pers pada Selasa malam (2/10/2018) untuk membela dirinya.
"Saya sholat malam tadi malam berulang kali. tadi pagi saya mengatakan pada diri saya, stop. Saya panggil anak-anak saya dan minta maaf," ucapnya.
Prabowo termasuk 17 politisi yang dipolisikan
Calon presiden, Prabowo Subianto, dilaporkan oleh sejumlah pengacara yang tergabung dalam Advokat Pengawal Konstitusi ke Bareskrim Polri.
Ketua Umum Partai Gerindra tersebut dilaporkan setelah diduga ikut menyebarkan berita bohong mengenai penganiayaan terhadap aktivis Ratna Sarumpaet.
Dilansir dari Tribunnews (Grup TribunJatim.com), selain Prabowo, Wakil Ketua Partai Gerindra, Fadli Zon, juga ikut dilaporkan terkait perkara yang sama.
"Yang pertama saya kira saudara Prabowo dan Fadli Zon, karena yang sementara kami rasa yang rajin ngomong dua orang ini, yang kami tangkap," ujar anggota Advokat Pengawal Konstitusi, Saor Siagian, di Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (3/3/2018).
Meski dalam konferensi yang digelar sore ini, Ratna telah mengaku berbohong ke semua pihak termasuk Prabowo dan Fadli Zon.
Namun menurut Saor, polisi harus mengusut keterlibatan pihak lain dalam menyebarkan kebohongan ini termasuk Prabowo.
"Kami menangkap, kalau saat ini saudara Ratna mengaku berbohong kepada saudara Prabowo, kita harus ingat pernyataan saudara Prabowo itu bukan hanya hitungan satu menit dua menit, tapi satu hari saudara Ratna Sarumpaet tidak memberikan komentar," tegas Saor.
"Kami dorong kepolisian supaya menuntaskan ke akar-akarnya," tambah Saor.
Laporan Advokat Pengawal Konstitusi diterima polisi dengan nomor LP/B/1239/X/2018/BARESKRIM tertanggal 3 Oktober 2018.
Tidak hanya Advokat Pengawal Konstitusi, Komunitas Pengacara Indonesia Pro Jokowi (Kopi Pojok) yang diwakili oleh Farhat Abbas juga melakukan pelaporan terhadap kubu Prabowo-Sandiaga ke polisi terkait dugaan berita bohong penganiayaan Ratna.
Farhat melaporkan 17 nama politikus.
Adapun pihak yang dilaporkan Farhat mulai dari Prabowo Subianto hingga Rachel Maryam.
"Kami melaporkan 17 tokoh nasional serius dan calon presiden," ujar Farhat Abbas seusai melaporkan.
Farhat menganggap berita bohong mengenai penganiayaan Ratna yang disebar merugikan calon presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Farhat menganggap para politikus mempergunakan berita Ratna untuk menjatuhkan Jokowi.
"Cerita ini dimanfaatkan Prabowo dan Amien sebagai kampanye hitam menjatuhkan calon presiden saya nomor 1," ungkap Farhat.
Nama-nama politikus yang dilaporkan Farhat Abbas di antaranya adalah Prabowo Subianto, Ratna Sarumpaet, Fadli Zon, Rachel Maryam, Rizal Ramli dan Nanik Deyang.
Kemudian Ferdinand Hutahaean, Arief Puyono, Natalius Pigai, Fahira Idris, Habiburokhman dan Hanum Rais.
Dirinya juga melaporkan Said Didu, Eggy Sudjana, Captain Firdaus, Dahnil Anzar Simanjuntak serta Cawapres Sandiaga Uno.
Laporan Farhat diterima Bareskrim bernomor LP/B/1237/X/2018/BARESKRIM.
Mereka dilaporkan atas dugaan pelanggaran tindak pidana ujaran kebencian alias hate speech dan penyebaran berita bohong alias hoaks.
Hal ini tercantum dalam Undang Undang 19 tahun 2016 dan Undang Undang nomor 1 tahun 1946.